Suasana Pandemi, Bersih Nagari HUT ke-815 Kabupaten Tulungagung Dilakukan Tanpa Kirab Buceng
Perayaan hari ulang tahun Kabupaten Tulungagung pada Rabu (18/11/2020) besok, dipastikan berjalan sangat sederhana.
Penulis: David Yohanes | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Perayaan hari ulang tahun Kabupaten Tulungagung pada Rabu (18/11/2020) besok, dipastikan berjalan sangat sederhana.
Panitia melakukan pembatasan besar-besaran untuk mencegah kerumunan massa.
Kebijakan ini diambil karena masih di masa pandemi virus Corona, meski penularan di Tulungagung relatif telah terkendali.
"Hari ini gladi bersih, besok pelaksanaan berih nagari," ujar Kabag Protokol dan Kerja Sama Pimpinan Pemkab Tulungagung, Galih Nusantoro, Selasa (17/11/2020).
Bersih Nagari adalah prosesi adat peringatan hari lahir Kabupaten Tulungagung.
Prosesi diawali arak-arakan para pejabat dan para pemangku adat dari Kantor Pemkab Tulungagung, menuju pendopo kabupaten.
Dalam arak-arakan ini terdapat buceng lanang yang berisi gunungan nasi kuning dan lauk pauk, serta buceng wadon yang berisi gunungan hasil bumi.
Baca juga: VIRAL Foto Pria Berdiri Pagi-Malam di Samping Tumpukan Sampah di Jembatan, Aksinya Tuai Pujian
Baca juga: VIRAL Pilu Wanita Batal Nikah, Calon Mertua Ogah Resepsi Tak Mewah, Calon Suami Nurut: Semua Hancur
Namun dalam Bersih Nagari tahun ini, arak-arakan ditiadakan untuk mencegah kerumunan.
Dua buceng serta peserta acara langsung berkumpul di pendopo Tulungagung.
Jumlah peserta Bersih Nagari juga dibatasi hanya sekitar 25 persen dari biasanya.
"Masyarakat tidak boleh masuk ke area pendopo karena kami harus menjaga physical distancing. Masyarakat bisa mengikuti prosesi lewat live streaming," sambung Galih.
Buceng lanang dan buceng wadon biasanya dibawa ke alun-alun untuk diperebutkan.
Namun besok pasangan buceng ini hanya diarak di halaman pendopo, dan diperebutkan peserta upacara adat.
Galih menegaskan, pelaksanaan rangkaian upacara adat juga diambil intinya saja.
"Wayang kulit yang biasa dilaksanakan semalam suntuk juga ditiadakan. Kami ambil intinya saja," ujar Galih.
Baca juga: Pengantin Baru Tulungagung Terpaksa Tinggal di Penjara, Ketangkap Pakai dan Jualan Sabu 19,2 Gram
Di malam pagelaran wayang kulit akan diganti dengan tarian gambyong.
Pertunjukan seni ini bisa dilakukan dalam skala kecil, dan tidak punya potensi mengumpulkan massa.
Namun ritual ruwatan murwakala tetap dilaksanakan pada Jumat (20/11/2020) selepas subuh.
Ruwatan murwakala sebenarnya diadakan dalam rangkaian pagelaran wayang kulit, dan diadakan di ujung acara.
Namun karena pagelaran wayang kulit ditiadakan, ruwatan langsung dilaksanakan di pagi hari.
Ruwatan ini bertujuan untuk menjauhkan segala yang buruk yang akan terjadi di Kabupaten Tulungagung. (SURYA/David Yohanes)
Editor: Pipin Tri Anjani