Tidak Keberatan Bayar Iuran JKN-KIS, Penderita Diabetes Asal Trenggalek ini Semangat Jaga Kesehatan
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) asal Kabupaten Trenggalek ini semangat untuk sehat dengan mematuhi dan melaksanak
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Memiliki penyakit kronis Diabetes Melitus (DM) tidak membuat Edi Priono (62) putus asa. Sudah sekitar 7 tahun Edi berjuang dan berdamai dengan penyakitnya.
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) asal Kabupaten Trenggalek ini semangat untuk sehat dengan mematuhi dan melaksanakan semua anjuran dokter.
“Saya punya DM itu kurang lebih dari tahun 2013. Apa yang dianjurkan dokter saya laksanakan. Pernah kadar gula saya sampai 430 dulu. Karena diabetes itu sangat berbahaya, bisa sampai komplikasi, tetapi saya usaha semaksimal mungkin untuk mengikuti anjuran dokter,” ujarnya.
Kini pensiunan ASN ini kondisinya sudah stabil dan normal. Dirinya menjaga pola makan, minum obat dan olahraga secara teratur. Jika melihat ke belakang, pada saat masih muda, Edi mengaku tidak banyak melakukan aktivitas gerak, namun makan banyak dan suka mengonsumsi minuman yang mempunya rasa manis.
“Saya senang minum manis. Nggak banyak gerak dulu, makan banyak. Dulu sore pulang kantor habis makan kemudian tidur karena lelah. Tidak ada aktivitas, makan banyak, akhirnya kena DM. Dokter menganjurkan tidak perlu panik, dianjurkan juga harus olahraga setiap pagi. Saya sekarang rutin badminton, 1 minggu 3 kali setiap pagi, sekitar 50 menit. Pokoknya mengeluarkan keringat, kalau sudah lelah ya istirahat,” terangnya.
Baca juga: Jadwal MotoGP Portugal 2020 - Kualifikasi Digelar Malam Ini, Menanti Comeback Valentino Rossi
Baca juga: Resmi, Conor McGregor Vs Dustin Poirier Jadi Duel Utama UFC 257
Baca juga: Momen Mulan Jameela Disuapi Al Ghazali Disuruh Ahmad Dhani Jadi Sorotan, Maia Estianty Tak Hadir
Bersyukur, alhasil Edi tidak pernah rawat inap. Dirinya hanya rutin kontrol ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Sebagai anggota Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) BPJS Kesehatan yang diselenggarakan FKTP, Edi juga rutin mengikuti check up yang dilakukan setiap 6 bulan sekali.
“Saya belum pernah opname karena DM saya, itu masih bisa ditangani di FKTP. Setiap peserta yang punya penyakit kronis kan ada check up rutin 6 bulan sekali di FKTP. Ya berarti kan ada upaya untuk para penyandang penyakit kronis agar melaksanakan anjuran dokter, dari situ juga bisa melihat perkembangan penyakitnya,” ujarnya kepada TribunJatim.com.
Dari fasilitas yang didapatkan selama menjadi peserta JKN-KIS tersebut, Edi tidak mengeluarkan biaya sama sekali dan merasa terbantu. Ketika disinggung mengenai iuran yang terpotong setiap bulan dari gajinya, Edi tidak merasa keberatan. Meskipun saat ini kondisinya sehat, melalui iuran JKN-KIS Edi bisa membantu orang lain yang sedang sakit.
“Ndak ada biaya sama sekali. Saya kira juga nggak ada masalah buat saya, terbantu. Kalau iuran, saya kira ndak berat. Gini lo, melihatnya kan tidak untuk diri sendiri, kan juga untuk orang lain. Walaupun gaji saya dipotong, walaupun tidak sakit, siapa sih yang mau sakit, tetapi ternyata sakitnya di masa tua.
Tetapi kan tujuannya untuk membantu orang lain yang kena sakit. Berdoa sehat walaupun untuk orang lain, kita bisa membantu orang lain. Dengan ikut Program JKN harapannya bantulah orang lain, jangan kita memikirkan diri sendiri, dengan JKN orang lain bisa terbantu, harus diniatkan baik. Pokoknya dengan hati tulus, pasti Tuhan membantu kita,” pungkasnya.
Lebih lanjut Edi berharap, bagi masyarakat yang belum terdaftar Program JKN-KIS agar bisa segera mendaftar dengan mengikuti kelas perawatan sesuai kemampuan, sehingga ketika sakit bisa segera tertangani dengan baik oleh petugas kesehatan.
