Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

ITS Gandeng Puslitbang TU Kembangkan SWD, Alat Pendeteksi Genangan Air di Runway Pesawat Terbang

ITS gandeng Puslitbang TU, kembangkakan Standing Water Detector (SWD). Alat keselamatan penerbangan pendeteksi genangan air di landas pacu pesawat.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Hefty Suud
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Ketua Peneliti Standing Water Detector (SWD), Dr Melania Suweni Muntini MT menunjukkan komponen dari prototype SWD yang dirancang timnya. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tingginya curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia memicu terjadinya genangan air pada landas pacu atau runway di bandara, sehingga mengancam keselamatan pesawat yang akan mendarat. 

Untuk itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara (Puslitbang TU) Balitbang Kementerian Perhubungan mengembangkan penelitian Standing Water Detector (SWD).

SWD merupakan alat keselamatan penerbangan yang dapat mendeteksi tingginya genangan air yang ada di landas pacu bandar udara (bandara). 

Baca juga: Pemkot Surabaya Dorong Warga Segera Urus Perekaman E-KTP, Fasilitas Siap: Monggo Manfaatkan

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Nenek 62 Tahun Permak Wajah Habis-habisan hingga Wanita Selingkuh dengan Bos

Ketua Peneliti SWD, Dr Melania Suweni Muntini MT menjelaskan persoalan utama dalam penerbangan ialah pilot pesawat terbang sering tidak mendapatkan informasi secara real-time mengenai genangan air (standing water) yang ada pada landasan pacu. 

“Dengan alat ini, bisa mendapatkan informasi mengenai ketinggian standing water yang ada pada landasan pacu, sehingga informasinya bisa digunakan untuk berbagai keperluan,” terangnya.

Selama enam bulan ke depan, lanjut dosen yang akrab disapa Melani ini, pengembangan yang telah dimulai sejak tahun 2018 ini difokuskan pada uji kehandalan dari SWD dengan pengujian yang dilaksanakan secara langsung di Yogyakarta International Airport (YIA). 

Tahun ini pula, ditambahkan sensor untuk mengukur curah hujan yang terjadi secara real-time.

Baca juga: Terkuak Hasil Oplas di Tubuh Gisel Versi Pakar, Penghalang Deteksi Keaslian Video Syur?, Hati-hati

Baca juga: Suka Duka Bek Arema FC Saat Liga 1 2020 Tertunda: Bisa Kumpul Keluarga Hingga Rindu Bertanding

“Pengukuran curah hujan akan bekerja bersama dengan pengukuran ketinggian air,” ujarnya.

Selain di bandara, pengujian pun dilakukan di laboratorium terbuka Departemen Fisika ITS untuk memastikan bahwa alat bekerja dengan benar di kedua tempat.

“Alasan lainnya juga karena jika di bandara, saat hujan kita tidak bisa melihat langsung alatnya karena berbahaya. Kalau di lab kita bisa mengalibrasi secara langsung setelah diakuisisi data,” tutur Melani.

Alat ini memiliki dua sistem deteksi yaitu hardware dan software. 

Untuk software, data-data seperti profil runway berupa kekasaran serta kemiringan runway. 

Hardware sendiri akan bisa mendeteksi temperatur dan kelembaban udara. 

“Untuk metode deteksi standing water ini kami mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP 39 Tahun 2015 dan Annex 14, Aerodrome,” terang dosen Departemen Fisika ITS ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved