Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jelajah Destinasi Baru Sentra Wisata Bukit Pecaringan Jombang di Lereng Gunung Anjasmoro

Jelajah destinasi baru Sentra Wisata Bukit Pecaringan Jombang di lereng Gunung Anjasmoro. Sajikan pemandangan alam menakjubkan.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/MOHAMMAD ROMADONI
Sentra wisata Bukit Pecaringan di lereng Gunung Anjasmoro Dusun Jarak Krajan, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Minggu (29/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Mohammad Romadoni

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Terdapat destinasi wisata baru berjuluk sentra wisata Bukit Pecaringan di kawasan lereng Gunung Anjasmoro, Dusun Jarak Krajan, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Wisata desa Bukit Pecaringan itu berjarak lima kilometer dari Gunung Anjasmoro yang mengusung konsep kearifan lokal dan menonjolkan pemandangan alam.

Kepala Desa Jarak, Agus Darminto (46) mengatakan, pengerjaan sebagian infrastruktur dan sarana pendukung terus dikebut untuk mempersiapkan pembukaan sentra wisata Bukit Pecaringan.

"Sentra wisata Bukit Pecaringan rencananya akan dibuka pada pertengahan bulan Desember 2020 untuk menggaet wisatawan saat libur panjang dan momen Tahun Baru 2021," ungkapnya, Minggu (29/11/2020).

Agus menyebut progres keseluruhan pembangunan infrastruktur di lokasi wisata kurang lebih sekitar 40 persen, lantaran pengembangan wisata ini dilakukan secara berjenjang.

Fasilitas wisata Bukit Pecaringan yaitu meliputi kolam renang anak, taman bunga, gazebo, bangunan aula, toilet dan tempat parkir yang dapat menampung sekitar 40 kendaraan motor dan mobil.

"Pengembangan wisata Bukit Pecaringan akan dilakukan secara simultan nantinya akan terintegrasi dengan wisata petik buah dan potensi wisata di Desa Jarak," tambahnya.

Destinasi sentra wisata Bukit Pecaringan yang terletak di Wonosalam sisi selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri ini menyuguhkan panorama pemandangan lembah yang memanjakan mata. Apalagi, tempat wisata dikelilingi lembah cenderung beriklim sejuk.

Perjalanan menuju lokasi wisata melewati jalan cor masuk ke area hutan jati kurang lebih sekitar 300 meter dari Jalan Raya Desa Jarak.

Baca juga: Yuk Liburan ke Pantai Kebo, Spot Wisata Baru yang Alami dan Eksotis di Trenggalek

Pembangunan sentra wisata Bukit Pecaringan berada di kawasan tanah kas desa atau bengkok kades dan sekdes yang sebelumnya merupakan hutan jati seluas dua hektare.

Sumber dana pembangunan infrastruktur wisata Bukit Pecaringan berasal dari Dana Desa (DD) yang berkolaborasi dengan UK Petra Surabaya melalui program Dana Hibah Abdimas DRPM (Dirjend Ristek dan Pengabdian Kepada Masyarakat), Ristek BRIN yakni dengan skema PPDM (Program Pengembangan Desa Mitra).

"Mudah-mudahan kita merelakan tanah bengkok untuk pembangunan wisata desa dapat memajukan perekonomian masyarakat, menambah kesejahteraan dan PAD Desa Jarak," ucap Agus.

Agus menuturkan, sentra wisata Bukit Pecaringan merupakan upaya mengenalkan kearifan lokal, yakni berupa hasil alam, mulai dari hasil perkebunan dan peternakan yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi wisata edukatif.

Hasil sentra perkebunan di antaranya kopi ekselsa, duren, manggis, alpukat, jengkol, petai, salak dan cengkeh.

Kopi ekselsa merupakan salah satu komoditas peninggalan kolonial Belanda yang hanya ada di Wonosalam dan di Provinsi Jambi.

Baca juga: Pria Berpistol Bobol Kotak Amal Musala di Mojokerto, Terekam CCTV, Sempat Menembak Dua Kali

Sedangkan, sektor peternakan meliputi susu sapi perah dan peternakan kambing etawa yang juga sekaligus dimanfaatkan menjadi minuman susu etawa.

"Kita berbasis kearifan lokal termasuk menggali wisata dan potensi Desa Jarak terutama peternakan dan perkebunan yang akan kami angkat untuk mendongkrak promosi wisata dan memajukan perekonomian masyarakat setempat," terangnya.

Asal-usul Bukit Pecaringan

Tercetusnya ide pembuatan wisata Bukit Pecaringan berbasis desa mitra ini berasal dari buah pikiran dan usulan masyarakat yang menginginkan memajukan untuk mengembangkan potensi Desa Jarak.

Kepala Desa Jarak, Agus Darminto menceritakan, konon Bukit Pecaringan ini sebelum ada Desa Jarak merupakan tempat binatang dari hutan yang berjemur di tempat tersebut.

Dari sepenggal kisah cerita rakyat yang melekat turun-menurun itu sehingga masyarakat setempat biasa menyebut tempat itu sebagai Bukit Pecaringan yang berarti berjemur.

"Kalau bahasa Jawa orang menyebutnya 'caring' atau berjemur di bukit ini, sehingga menamakan wisata Bukit Pecaringan," jelasnya.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Wisata Alam Brakseng, Destinasi Favorit Malang, Nikmati Hijaunya Lahan Pertanian

Dia berharap adanya wisata Bukit Pecaringan ini nantinya dapat meningkatkan daya saing dan menggerakkan roda perekonomian di Desa Jarak. Tentunya, perlu kerja sama dengan seluruh masyarakat untuk membangun yang berkaitan dengan wisata dan nantinya akan bermanfaat dalam jangka panjang.

"Jika banyak pengunjung datang ke Desa Jarak pastinya akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan Desa Jarak sudah ditetapkan menjadi desa maju dan desa membangun," pungkasnya.

Sentra Wisata Bukit Pecaringan Jadi Unit Usaha Bumdes Desa Jarak Wonosalam

Pengelolaan sentra wisata Bukit Pecaringan berada dalam naungan unit usaha dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Makmur Bersinar Desa Jarak.

Ketua Bumdes Desa Jarak, Jediono (42) mengatakan, pengembangan usaha Bumdes cukup signifikan termasuk bertambahnya unit usaha baru di sektor pariwisata.

"Ini akan menjadi unit usaha Bumdes kelima dengan adanya persiapan wisata Bukit Pecaringan di Desa Jarak," ujarnya.

Menurut dia, perjalanan Bumdes berawal dari pembukaan satu unit usaha simpan pinjam pada 20 Mei 2015. Kemudian, unit usaha Bumdes semakin bertambah menjadi unit bidang jasa penyediaan fasilitas alat bangunan berupa Molen (Dua unit) pada 2018.

Setelah itu, unit usaha perdagangan (pom mini) dan tabung gas elpiji, dan keempat adalah peternakan yang menyediakan pakan ternak sapi perah dan pertanian (pengolahan biji kopi).

"Kami optimistis progres pembukaan sentra wisata Bukit Pecaringan yang merupakan unit usaha Bumdes dapat meningkatkan PAD Desa Jarak," cetusnya.
 
Jediono menambahkan, adanya sentra wisata Bukit Pecaringan akan mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat Desa Jarak.

Apalagi, dukungan masyarakat dan kearifan lokal yang memiliki banyak potensi wisata desa.

Letak geografis Desa Jarak berada di kawasan pegunungan Anjasmoro, dengan luas wilayah sekitar 724 hektare.

Desa Jarak memiliki tujuh dusun, yaitu Dusun Jarak Krajan, Jarak Tegal, Anjasmoro, Sarangan, Sungkul, Jarak Kebon, dan Tegalrejo. Sedangkan, jumlah penduduk sekitar 2353 atau sekitar 1050 Kepala Keluarga (KK).

"Pengembangan desa di sektor pariwisata sebenarnya sudah dirintis sejak 2007 namun baru persiapan pada 2017 dan baru terealisasi tahun 2020," tandasnya.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved