Sempat Terputus, Akses Jalan ke Wisata Sedudo Nganjuk yang Tertimbun Tanah Berhasil Dibersihkan
Sempat terputus oleh timbunan tanah longsor, jalan di Dusun Bomo Desa Ngaliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk kembali normal.
Penulis: Achmad Amru Muiz | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Sempat terputus oleh timbunan tanah longsor, jalan di Dusun Bomo Desa Ngaliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk kembali normal.
Ini setelah personil gabungan terdiri dari unsur Forbindes, Forkopimcam, BPBD, TNI, POLRI, dan masyarakat, gotong royong membersihkan jalan yang juga akses menuju kawasan obyek wisata air terjun Sedudo dari timbunan tanah, Minggu (06/12/2020).
Kepala Satuan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) melalui Kepala Bidang pencegahan / mitigasi dan kesiapsiagaan bencana BPBD Kabupaten Nganjuk, Nugroho mengatakan, kejadian tanah longsor dan menutup jalan dusun Bomo tersebut terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi sepanjang hari Sabtu (5/12/2020). Hal itu menyebabkan terjadinya longsor di jalan menuju wisata air terjun Sedudo tersebut pada malam harinya.
"Akibat jalan terputus tersebut setidaknya aktifitas warga menjadi terganggu dan satu dusun terisolasi," kata Nugroho.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Kawah Wurung Bondowoso, Wisata Alam Serasa Selandia Baru, Lihat Rute Lokasinya
Dikatakan Nugroho, untuk panjang panjang jalan yang tertimbun tanah longsor sepanjang 10 meter dengan ketinggian material sekitar satu meter. Petugas BPBD beserta dengan relawan tangguh bencana, Polsek Sawahan dan tim gabungan segera melakukan penutupan jalan dan langsung berupaya melakukan pembersihan.
"Satu armada PMK juga dikerahkan untuk melakukan pembersihan tanah longsoran yang menumpuk di jalan," ucap Nugroho.
BPBD Kabupaten Nganjuk, tambah Nugroho, mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya musibah bencana di musim penghujan seperti sekarang ini. Masyarakat diimbau untuk segera melakukan antisipasi dan memberikan informasi akan potensi bahaya yang muncul kepada BPBD ataupuan petugas lain yang ada di Desa atau Kecamatan dan Kepolisian.
"Tentunya apabila tingkat kewaspadaan dari masyarakat cukup tinggi maka terjadinya risiko korban jiwa dari musibah bencana alam bisa diminimalisir sejak awal," tutur Nugroho. (aru/Achmad Amru Muiz)