Pilkada Trenggalek
Suara Tak Sah Pilkada Trenggalek 2020 Diprediksi Tinggi, JaDI 'Tepat': Indikasi Politik Uang Minim
Suara tak sah dalam Pilkada Trenggalek 2020 diprediksi tinggi. JaDI Trenggalek nilai tepat: salah satu indikasi politik uang minim.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK – Suara tak sah dalam Pilkada Trenggalek 2020 diprediksi tinggi, Jumat (11/12/2020).
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek memprediksi, jumlah suara tak sah ketika coblosan 9 Desember lalu, kurang lebih 11 ribu suara.
Dari fakta itu, Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Trenggalek menganggap, tingginya surat suara tak sah mengindikasikan beberapa hal.
Baca juga: VIRAL Pengantin Baru Merana Gagal Malam Pertama, Keluarga Besar Usil Masuk Kamar, Bawa Kamera
Baca juga: Kontak Layanan ODHA Dikurangi Selama Pandemi, Dinkes Pastikan Obat Arv Aman Sampai Awal 2021
Salah satunya, indikasi minimnya politik uang pada Pilkada Trenggalek kali ini.
Sebab, menurut Ketua JaDI Trenggalek Suripto, politik uang punya kecenderungan meningkatkan partisipasi memilih dan mengecilkan kecenderungan surat suara tak sah.
“Saya pikir money politic menentukan. Hal ini terkonfirmasi, misalnya, kami menemukan di salah satu TPS, ada surat suara yang dicoblos kedua pasangan calon dan diberi tulisan ‘tidak ada uangnya, saya coblos semua’,” ungkap Suripto.
Secara umum, JaDI Trenggalek melihat, potret kondisi tersebut menunjukkan bahwa kalaupun ada politik uang di Pilkada Trenggalek 2020, jumlahnya sedikit.
Baca juga: NASIB BLT Karyawan atau Subsidi Gaji, Bakal Berlanjut Tahun Depan? Ini Penjelasan Kemnaker
Baca juga: Grab Luncurkan 7.000 Armada GrabCar dan GrabBike Protect di Jawa Timur, Dukung Mobilitas Warga
“Karena money politic meningkatkan partisipasi. Tapi, tingginya partisipasi juga tidak ada hubungannya dengan peningkatan kualitas demokrasi. Jadi money politic harus dihilangkan. (Kondisi) ini sudah tepat,” sambung dia.
Calon Bupati Petahana Mochamad Nur Arifin juga sempat memberikan pernyataan serupa ketika jumpa pers, Rabu (9/12/2020) malam.
Pria yang akrab disapa Mas Ipin itu mengklaim, angka kemenangan 68,20 persen berdasarkan perhitungan tim internal merupakan suara yang didapat dari ketulusan pemilih.
“Bukan angka dari pembelian suara. Dan itu adalah harga yang sangat mahal. Dan kami merasa sangat terhormat diberikan kepercayaan,” kata Mas Ipin.
Ia juga mengklaim, pelaksanaan Pilkada kali ini merupakan pesta demokrasi terbersih sepanjang Pilkada di Trenggalek.
“Mungkin salah satu yang terbersih selama saya mengikuti dinamika politik di Trenggalek,” pungkasnya.
Penulis: Aflahul Abidin
Editor: Heftys Suud