Virus Corona di Lamongan
Lokasi Wisata di Lamongan Saat Perayaan Natal dan Tahun Baru Dibuka, Tapi Ingat ini
Natal dan Tahun Baru di masa Pandemi Covid -19 ini masih menjadi angin segar bagi para pengelola wisata di Kabupaten / kota di Jawa Timur.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Natal dan Tahun Baru di masa Pandemi Covid -19 ini masih menjadi angin segar bagi para pengelola wisata di Kabupaten / kota di Jawa Timur.
Sebab, pemerintah Provinsi Jatim tidak melarang lokasi wisata dan hiburan dibuka di hari Nataru.
Bahkan, Pemprov memberikan kewenangan untuk kabupaten / kota membuka atau menutup lokasi wisatadi kabupaten atau kota tempat dimana wisata tersebut berada
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jatim mendapati bukti semua kabupaten/kota juga sudah menyiapkan Tim Evaluasi dan monitoring pariwisata di daerah masing-masing.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jatim Sinarto mengatakan, kewenangan untuk membuka atau menutup lokasi wisata adalah dari kabupaten/kota melalui tim evaluasi dan monitoring pariwisata di daerah. Semua kabupaten/kota di Jatim juga sudah menyiapkan Tim Evaluasi dan monitoring pariwisata di daerah masing-masing.
"Karena kewenangan untuk membuka atau menutup adalah dari kabupaten/kota melalui tim tersebut. Seluruh pengusaha pariwisata harus menjalankan protokol kesehatan," kata Sinarto kepada wartawan usai acara East Java Tourism Award (EJTA) yang berlangsung di Wisata Bahari Lamongan (WBL), Minggu (20/12/2020).
Pemerintah pusat dan provinsi, kata Sinarto, memberikan garis tegas bahwa protokol kesehatan di destinasi pariwisata harus segera ditegakkan. Sesuai dengan SE Gubernur Jatim, kata Sinarto, soal Prokes sudah dilaksanakan secara maksimal di seluruh sektor pariwisata dan jasa pariwisata.
Baca juga: Rapid Tes Antigen Bisa Dilakukan di PMI Kota Malang, Hasil Pemeriksaan Keluar dalam Waktu 20 Menit
Baca juga: 15 Tahun Nikah, Santi Istri Denny Cagur Blak-blakan Pemicu Sering Berantem: Penyebabnya Sepele
Baca juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Masih Wajibkan Penumpang KA Jarak Jauh Rapid Test Antibodi, Bisa di Stasiun
"Tidak boleh lupa soal prokes, bahkan saat mendekati Nataru harus ditingkatkan kembali atau diperketat. Jangan sampai ada transmision di pariwisata," kata Sinarto kepada TribunJatim.com.
Sinarto mengungkapkan, melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 28404 Tahun 2020 tentang Tatanan Kenormalan Baru Sektor Pariwisata, pariwisata di Jawa Timur mulai bergerak dan bangkit kembali.
Sampai dengan awal bulan Desember 2020, kurang lebih 747 daya tarik wisata di 32 Kabupaten dan Kota telah dibuka kembali dan data kunjungannyapun menunjukkan hasil yang positif dari segi jumlah maupun dari segi keamanan pengunjung.
"Hal ini menunjukkan bahwa jumlah maksimal kuota pengunjung selalu terpenuhi, terutama pada saat akhir minggu (50 persen dari rata-rata jumlah kunjungan sebelum pandemi)," ungkapnya.
Terkait acara EJTA 2020 yang berlangsung di WBL, Sinarto mengungkapkan, penghargaan ini diberikan setiap tahun penghargaan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sebagai apresiasi terhadap pelaku usaha pariwisata di Jatim. Provinsi Jatim, kata Sinarto, memiliki kekayaan daya tarik wisata baik wisata alam, wisata budaya, wisata buatan dan desa/ kampung wisata yaitu sebanyak 969 yang tersebar di 38 Kabupaten dan Kota.
"Selain daya tarik wisata, Jawa Timur juga mempunyai ratusan even budaya dan pariwisata, yang berskala lokal, nasional bahkan internasional.
Kekayaan DTW tersebut juga ditunjang dengan sarana dan prasarana pariwisata yang representatif meliputi Hotel bintang, Hotel non bintang, Homestay, Restoran/Rumah Makan dan Biro Perjalanan Wisata, sehingga Jawa Timur menjadi destinasi tujuan bagi wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman)," terang Sinarto kepada TribunJatim.com.
Lebih jauh, Sinarto mengatakan, dalam upaya menciptakan citra Jatim sebagai daerah tujuan wisata yang menarik, berkelanjutan, aman dan telah menerapkan standar protokol kesehatan pencegahan Covid-19 serta memberikan apresiasi kepada pelaku pariwisata maupun Pemangku pariwisata di Kabupaten/Kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan kembali East Java Tourism Award (EJTA). Penghargaan EJTA bagi destinasi dan industri pariwisata diharapkan menjadi pemacu untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, pendorong percepatan pembangunan pariwisata berkelanjutan serta sebagai sarana promosi yang nyata bagi calon wisatawan, bahwa situasi dan kondisi Jawa Timur sangat kondusif dan aman bagi wisatawan untuk berlibur dan melakukan perjalanan wisata.
"Nah, apresiasi ini penting untuk mendorong teman-teman atau pihak yang terkait untuk termotivasi meningkatkan kwalitas kerjanya. Apalagi, pada saat pandemi Covid-19 ini," imbuhnya kepada TribunJatim.com.