Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jadi Penerima Vaksin Covid-19 Gelombang Pertama, Para Nakes di Surabaya Sampaikan Pesan

Para tenaga kesehatan (Nakes) yang bersusah payah melawan Virus Corona atau Virus Covid-19, mendapatkan angin segar pasca mendaratnya ratusan ribu

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.com/ Febrianto Ramadani
Pesan para nakes di Surabaya seusai ratusan ribu Vaksin Sinovac mendarat 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Para tenaga kesehatan (Nakes) yang bersusah payah melawan Virus Corona atau Virus Covid-19, mendapatkan angin segar pasca mendaratnya ratusan ribu Vaksin Sinovac di Kota Surabaya, Senin (4/1/2020).

Kendati demikian, mereka tetap menghimbau kepada masyarakat agar tidak longgar menerapkan protokol kesehatan.

Kepala Divisi Pelayanan Medis,  dan Ketua Tim Covid-19,RSIA Kendangsari Merr, dr Ricky, menyebut, vaksin merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan selain 3M, Mencuci Tangan, Memakai Masker, dan Menerapkan Jaga Jarak.

"Tidak mungkin hanya mengandalkan vaksin kalau masih mengabaikan 3M. Itu tidak membantu sama sekali. Tujuan vaksin diciptakan untuk mencegah orang yang sehat menjadi sakit, bukan menyembuhkan orang yang sakit Covid-19," paparnya, Selasa siang (5/1/2020).

Menurutnya, pemerintah mendistribusikan vaksin ke penjuru daerah bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan, angka kematian, dan angka kecacatan yang dihasilkan oleh virus.

"Jelas vaksin kami butuhkan. Yang menjadi polemik akhir akhir ini adalah tingkat keamanan, efektifitasnya, serta regulasi yang berlaku," jelasnya.

Secara umum, kata dr Ricky, pemberian vaksin harus mempunyai rasa aman, efektif, bertahan lama, dan biaya yang terjangkau. Jelas tidak mungkin, kalau pemerintah mengambil vaksin yang efektifitasnya tinggi, tapi harganya tidak masuk akal. 

"Vaksin sendiri prinsipnya adalah melemahkan dan mematikan kuman. Harapannya ketika vaksin disuntik. Tubuh bereaksi terhadap kuman dan membentuk kekebalan tubuh," ungkapnya.

Sehingga, pada suatu saat ketika dihadapkan dengan virus tersebut, tubuh sudah terbiasa dan tahu apa yang harus dilakukan.

Pada masa pandemi seperti saat ini, ada beberapa hal yang harus dipercepat. dr Ricky menjelaskan, pembentukan vaksin melewati beberapa fase. Yang pertama adalah Fase Preklinik.

"Pada fase ini diuji cobakan pada hewan. Kemudian beranjak ke fase tingkat satu yang mulai melibatkan pada orang orang berjumlah sedikit. Fase tingkat satu gunanya untuk melihat keamanan pada manusia pada saat tubuh disuntik," terangnya. 

"Terus tingkat dua tetap pada manusia tapi jumlahnya banyak. Lalu, fase ketiga dilakukan ribuan orang dan dilakukan multicenter. Artinya semua wilayah melakukan hal tersebut," imbuhnya.

Selama melewati tahapan tersebut, ada fase monitoring, aktivitas tersebut dilakukan monitoring atau pengawasan, terhadap gejala gejala yang ditimbulkan.

"Ketika dilakukan pemberian vaksin, ada gejala yang ditimbulkan. Namanya gejala Kipi, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Seperti, gejala ringan, demam, ruam ruam disekitar penyuntikkan. Itu yang harus diwaspadai," ujarnya.

Dan yang terakhir adalah fase melepas secara massal. Ricky berharap, vaksinasi sebagai  salah satu upaya yang ditunggu oleh nakes. Selama ini virus covid adalah virus baru dan masih memerlukan penelitian yang banyak.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved