Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

PKM FEB Unesa Terapkan Project-Based Learning pada Guru MPLB Jatim: Harus Jadi Fasilitator Kreatif

Tim PKM FEB Unesa mendampingi 112 guru SMK Jatim, mereka menerapkan model pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) secara kreatif dan kontekstual

Editor: Samsul Arifin
Istimewa
PENDAMPINGAN - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melakukan pendampingan kepada guru-guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (MPLB) Jawa Timur dalam menerapkan model pembelajaran Project-Based Learning (PjBL). 

Poin Penting : 

  • Tim PKM FEB Unesa mendampingi 112 guru SMK Jatim
  • Mereka menerapkan model pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) secara kreatif dan kontekstual
  • Pendekatan blended learning dan praktik langsung membuat guru lebih aktif, mandiri

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melakukan pendampingan kepada guru-guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis (MPLB) Jawa Timur dalam menerapkan model pembelajaran Project-Based Learning (PjBL).

Tim PKM FEB Unesa ini terdiri dari Triesninda Pahlevi sebagai ketua tim. Kemudian beranggotakan Febrika Yogie Hermanto, Choirul Nikmah, Eva Mufidah dan Jaka Nugraha.

Kegiatan ini digelar secara tatap muka pada 12–13 Juli 2025 di Hotel Bisanta Bidakara Surabaya dan diikuti oleh 112 guru SMK dari berbagai daerah di Jatim.

Program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis proyek yang kreatif dan kontekstual.

Ketua Tim PKM, Triesninda Pahlevi, menjelaskan bahwa pendampingan ini berangkat dari kebutuhan nyata di lapangan.

Baca juga: Tim PKM Unesa Gelar Pelatihan untuk Peternak Sapi Perah, Olah Susu Menjadi Krupuk

“Hasil observasi kami menunjukkan bahwa sebagian besar guru MGMP MPLB belum sepenuhnya memahami sintaks dan evaluasi model PjBL. Karena itu, kami membantu mereka mengembangkan perangkat pembelajaran dan penilaiannya agar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran di SMK,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).

Tahap awal kegiatan diawali dengan identifikasi kebutuhan dan penyusunan materi pelatihan yang mencakup konsep dasar PjBL, strategi penilaian autentik, hingga praktik penyusunan RPP dan rubrik penilaian berbasis proyek.

Menurut Triesninda, PjBL penting karena mampu mengasah kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif siswa. "Guru harus bertransformasi menjadi fasilitator yang mampu menuntun siswa belajar melalui proyek, bukan hanya memberi materi,” tegasnya.

Anggota tim PKM, Febrika Yogie Hermanto, menambahkan bahwa metode pelatihan ini menggabungkan teori dan praktik secara seimbang. “Kami tidak hanya memberikan ceramah, tapi juga simulasi dan bimbingan langsung. Guru dibagi dalam kelompok untuk menyusun proyek pembelajaran sesuai mata pelajaran mereka,” jelasnya.

Sementara itu, Jaka Nugraha, anggota lain, menyebut bahwa kegiatan ini memberi dampak signifikan terhadap peningkatan kemampuan guru. “Nilai rata-rata pre-test peserta 52,7 dan meningkat menjadi 77,23 setelah pelatihan. Artinya, pelatihan ini efektif dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap PjBL,” terangnya.

Baca juga: Ketahanan Pangan Desa Diperkuat, Unesa Terapkan Sistem Urban Farming Berbasis IoT

Pendampingan juga dilakukan secara daring melalui Google Drive untuk mempercepat proses revisi perangkat ajar. Guru-guru yang menunjukkan hasil terbaik mendapat bimbingan intensif dalam penyusunan modul ajar dan asesmen berbasis proyek.

Anggota tim, Choirul Nikmah, menjelaskan bahwa pendekatan ini membuat guru lebih aktif dan mandiri. “Guru bisa langsung praktik, saling memberi umpan balik, dan mendiskusikan ide proyek yang relevan dengan dunia kerja,” katanya.

Sementara Eva Mufidah menilai antusiasme peserta menjadi bukti bahwa guru membutuhkan ruang belajar yang kolaboratif. “Sebagian besar peserta memberikan respons positif. Mereka menilai materi relevan, fasilitator kompeten, dan metode blended learning membuat pelatihan lebih fleksibel,” ungkapnya.

Meski demikian, tim PKM juga mencatat sejumlah catatan perbaikan. Beberapa guru berharap ada sesi lanjutan agar dapat memperdalam penerapan PjBL di sekolah masing-masing. Tim PKM Unesa siap menindaklanjuti dengan bimbingan teknis lanjutan.

“Kami ingin memastikan hasil pelatihan tidak berhenti di kelas, tapi benar-benar diterapkan dalam proses pembelajaran agar siswa SMK menjadi lebih kreatif dan siap kerja,” pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved