Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tawuran Remaja Tanggung di Surabaya Mulai Marak, Peran Orang Tua Jadi yang Paling Utama

Polrestabes Surabaya beberapa kali menangani kasus tawuran kelompok remaja tanggung yang diantaranya bahkan memakan korban jiwa

Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Januar
via Tribunnews.com
ILUSTRASI Dua geng remaja kampung di Surabaya tawuran. 

Sebelum itu, kejadian pengeroyokan terhadap seorang Satpol PP kota Surabaya juga terjadi di hari yang sama pada sorenya.

Kejadian pengeroyokan oleh remaja tanggung itu dilakukan di Traffic Light Dupak Surabaya hingga akibatkan korban bernama Sandy Prasetyo alami luka lebam dan helmnya pecah.

"Korban menegur gerombolan remaja yang diduga hendak tawuran. Namun tak terima ditegur, gerombolan pemuda itu langsung menghajar korban," terang Kapolsek Bubutan, AKP Bambang Prakoso, Selasa (4/1/2021) kemarin.

Satu dari sekian puluh pelaku berhasil ditangkap dan polisi masih terus melakukan pengembangan guna menangkap pelaku lainnya.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Oki Ahadian menyebutkan, polisi tidak akan beri ruang terhadap aksi-aksi premanisme meskipun menyangkut pelaku anak-anak di bawah umur.

"Kita tetap tindak tegas. Tidak ada ruang bagi aksi premanisme. Termasuk tawuran yang dapat mengganggu ketertiban bahkan sampai ada korban jiwa," tegasnya, Selasa (5/1/2021).

Terpisah, Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo mengatakan jika polisi terus berupaya optimal melakukan antisipasi pecahnya tawuran antar kelompok remaja di Surabaya.

Bahkan, patroli dilakukan bergilir dengan mengerahkan fungsi Sabhara, Reskrim dan polsek jajaran.

"Tentu sudah ada yang kami sisir. Secara patroli terbuka,berseragam atau secara tertutup. Pemetaan titik rawan seperti di surabaya Utara ada di Bubutan, Dupak, kemudian di Timur ada di wilayah Tambaksari, Sukolilo juga sudah kami antisipasi," kata Hartoyo.

Meski demikian, aksi tawuran tetap saja pecah, karena kelompok remaja tanggung ini kerap memilih lokasi secara pindah-pindah.

"Kucing-kucingan dengan kami. Prinsipnya akan terus kami patroli dan pantau melalui media sosial mereka," imbuhnya.

Tak dimungkiri, aksi tawuran kelompkk remaja tanggung itu hanya dipicu oleh eksistensi dan gengsi antar kelompok.

"Provokasinya melalui media sosial. Jadi saling menantang lewat medsos mereka masing-masing," lanjut Hartoyo.

Hartoyo menekankan, polisi tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan dari masyarakat terutama peran orang tua.

"Orang tua menjadi yang paling utama perannya dalam tumbuh kembang anak-anak. Pengawasan dan pendidikan karakter dari keluarga adalah kunci sebelum anak-anak ini bersosialisasi dengan lingkungan luar. Kita beri arahan yang tepat agar anak-anak ini produktif. Bukan lantas orang tua menjadi cuek, hingga anak-anak ini hak-haknya tidak terpenuhi. Cari pelampiasan dengan cara yang salah," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved