Ratusan Hektare Tambak di Lamongan Ludes, Imbas Tanggul Sungai Jebol Gegara Hujan Deras 4 Jam Lebih
Ratusan hektare tambak ludes. Akibat jebolnya tanggul sungai di Desa Karangwedoro, Kecamatan Turi usai diguyur hujan deras 4 jam lebih.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Musibah kembali dialami petambak di Lamongan Jawa Timur.
Ratusan hektare tambak ludes terendam banjir, Sabtu (9/1/2021).
Banjir terjadi akibat tanggul sungai jebol di Desa Karangwedoro, Kecamatan Turi.
Sebabnya, sungai tidak mampu menahan debit air setelah diguyur hujan deras lebih dari 4 jam siang tadi.
Baca juga: Kesaksian Nelayan saat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh, Daftar Temuan: Ledakan, Tubuh Manusia & Celana
Baca juga: Foto Gisel & Nobu Sebelum Gading Nikah Bocor, Pose Foto Atas-Bawah Terekspos, Masih Dipajang Gisel
"Tanggul sepanjang 6 meter di Desa Karangwedoro, Kecamatan Turi jebol pada Hari Sabtu (9/1/ 2021)," kata Kasi Tanggap Darurat BPBD Lamongan Muslimin kepada TribunJatim.com, Sabtu (9/1/2021).
Tanggul dengan lebar sekitar 3 meter yang ada di Desa Karangwedoro tersebut jebol dengan kedalaman 2 meter.
Gelontiran air itu menenggelamkan ratusan hektare tambak. Sementara ratusan rumah warga juga terancam.
Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Nelayan di Kepulauan Seribu Lihat Ada Pesawat Jatuh
Baca juga: Hasil Lengkap NBA - Hantam LA Clippers, Stephen Curry Jadi Bintang Kemenangan Golden State Warriors
Warga yang tambaknya terendam banjir pun terpaksa harus memasang jaring agar ikan budidaya mereka tidak hanyut terbawa arus deras banjir.
Warga diimbau tetap waspada mengingat curah hujan tinggi di wilayah Lamongan masih akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan.
"Kami berharap warga tetap waspada, karena hujan masih akan terjadi beberapa hari ke depan," kata Muslimin.
Jebolnya tanggul Kali Galang di Desa Karangwedoro, Kecamatan Turi ini menambah panjang daftar desa di Lamongan yang terendam banjir.
Sebelumnya sudah ada 38 desa di 6 kecamatan di Lamongan yang terendam banjir akibat luapan anak sungai dan sungai Bengawan Solo. Di 38 desa ini, banjir juga merendam lebih dari 3 ribu rumah.
Warga Lamongan hanya bisa menerima kenyataan itu entah sampai berapa lagi. Para petambak khususnya kini hanya mempertahankan ikan budidayanya yang belum siap panen.
Upaya warga memasang terpal di bahu tanggul tidak membuahkan hasil. Derasnya arus air menjebolkan pertahanan yang dibangun warga seadanya.
"Kalaupun hendak memanen ikan, petambak akan menanggung kerugian. Karena ikan masih belum waktu panen. Belum waktunya angkat (panen, red) ikan, " kata Abdul Kadir.
Penulis: Hanif Manshuri
Editor: Heftys Suud