Hati-hati, Hindari Hal Berikut Ini Agar Motor Terhindar dari Bahaya Kebakaran Saat Berkendara
Mulai dari yang disebabkan oleh kelalaian pengendara hingga yang terjadi secara tiba-tiba karena hal tak terduga
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ada banyak berbagai macam penyebab kecelakaan lalu lintas yang sering di jumpai.
Mulai dari yang disebabkan oleh kelalaian pengendara hingga yang terjadi secara tiba-tiba karena hal tak terduga.
Adapun salah satu peristiwa kecelakaan yang paling berbahaya adalah ketika motor tiba-tiba terbakar saat digunakan berkendara di jalan.
Untuk menghindari peristiwa bahaya itu, berikut beberapa hal yang perlu diketahui para biker, terkait apa saja yang dapat memicu terjadinya kebakaran dan cara agar dapat mengantisipasinya.
Baca juga: Pemkot Blitar Ikut Terapkan PPKM, Jam Operasional Restoran dan Mal Dibatasi Pukul 20.00 WIB
Technical Development Area Head MPM Honda Jatim, Naim Muhdori mengatakan, salah satu pemicu terjadinya kebakaran motor, yang pertama adalah karena melakukan modifikasi motor yang berlebihan.
"Pada saat akan memodifikasi kendaraan, ada baiknya untuk mempertimbangkan apa saja spare part yang digunakan," ujar Naim kepada TribunJatim.com, Selasa (12/1/21) di MPM Simpang Dukuh Surabaya.
Naim mengatakan, point utama modifikasi sendiri biasanya menyangkut 3 hal, yakni engine misalnya dalam melakukan bore up/penggantian system klalpot, frame misalnya penggantian roda-roda dan elekttrik misalnya penambahan lampu dan lain-lain.
Menurut Naim, modifikasi harus dilakukan oleh modifikator yang ahli dan mengggunakan spare part yang teruji pula.
Namun, fakta dilapangan, modifikasi system kelistrikan sangat cukup marak ditemui akhir - akhir ini, yang mana disebabkan karena tersedia begitu banyak bahan modifikasi seperti lampu led dan banyak di jual dengan harga murah.
"Padahal modifikasi yang dikerjakan sembarangan tanpa pengetahuan kelistrikan otomotif yang memadai, dapat mengakibatkan timbulnya konsleting dan memicu kecelakaan bahkan dapat mengakibatkan motor yang terbakar," ungkapnya.
Kedua, bahan bakar yang bocor.
"Bahan bakar yang bocor seringkali menjadi dugaan awal saat sebuah kendaraan terbakar dan hal ini biasa terjadi karena tangki motor yang tidak tertutup dengan baik ataupun lewat selang bahan bakar," kata dia.
Maka dari itu, hindari mengisi bahan bakar motor yang berlebihan sampai meluber serta jangan lupa juga untuk menutupnya dengan kencang.
Karena bagaimana pun hal tersebut termasuk ke dalam protokol keamanan saat berkendara.
Disisi lain saat melakukan perawatan berkala setiap 4000 km, harus juga dipastikan kondisi saluran/selang bahan bakar dalam kondisi yang baik.
Kata Naim, dalam melakukan pemeriksaan itu sendiri, harus dilakukan oleh mekanik yang memiliki kompetensi yang baik, karena bisa jadi saat pemeriksaan (misalnya pemeriksaan tekanan bahan bakar) ditemui part atau peranti tertentu yang memang kondisinya menunjukan harus diganti.
Ketiga, oli yang bocor.
Sebelum berkendara ada baiknya, untuk mengecek kondisi seluruh bagian motor. Termasuk juga pada komponen yang menampung oli dan perhatikan apakah ada kebocoran atau tidak.
Salah satu fungsi Oli sendiri, kata Naim adalah sebagai pendingin/menyebarkan panas engine.
Oleh karenanya, kurangnya jumlah oli dapat mengakibatkan naiknya temperature engine diatas temperature normalnya.
Sedangkan, jika ditemukan oli yang merembes, segera ganti komponen tersebut.
Karena oli yang bocor dapat berbahaya jika dibiarkan.
"Olie berperan penting dalam engine kendaraan, diantaranya menjaga temperature atau pendingin engine, oli yang bocor dapat mengakibatkan kerusakan yang parah pada mesin motor. Karena kinerja motor berkurang atau bahkan dapat mogok. Lakukan service dan ganti olie rutin pada bengkel AHASS agar kondisi kendaraan bisa diketahui atau terpantau dan dapat menghindari kerusakan lebih lanjut (parah)," jelas Naim.
Untuk faktor yang keempat pemicu terjadinya kebakaran, kata Naim adalah kondisi mesin yang terlalu panas.
Selama kondisi motor menyala, maka akan menghasilkan panas di area engine dan system gas buang/knalpot.
Bahkan, panas tersebut akan semakin tinggi saat dikendarai dalam waktu yang lama, misalnya keluar kota atau dikendarai berjam-jam, apalagi dalam kecepatan tinggi.
Namun, selama sepeda motor dalam kondisi terawat, motor tidak masalah digunakan pada kondisi tersebut.
Kendati demikian, biasanya ada pula faktor eksternal yang dapat memicu terjadinya kecelakaan dan bahkan sampai terjadi kebakaran.
Misalnya, sesuatu yang menempel di bagian engine atau knalpot yang panas.
Kondisi seperti itu dapat menghambat pelepasan panas ke udara bebas, bahkan akan menyebabkan bagian yang tertutup benda eksternal/benda asing menjadi lebih panas lagi dan dapat memicu sebagai sumber api atau awal titik kebakaran.
"Oleh karenanya, saat berkendara jarak jauh perlu memperhatikan kondisi motor, seperti membersihkan/menghilangkan benda asing yang menutup bagian motor yang panas seperti pada engine dan knalpot serta juga sebaiknya beristirahat setelah melakukan perjalanan setiap 2 jam sekali. Karena selain untuk memulihkan kondisi tubuh, istirahat sejenak saat luar kota berguna juga untuk mendinginkan mesin motor," tutup Naim.
Foto ist: Salah satu faktor yang memicu terjadinya kebakaran motor saat berkendara adalah oli yang bocor, oleh karenanya jika ditemui oli yang merembes segara bawa motor anda ke Ahass terdekat.