Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Kejanggalan Jatuhnya Sriwijaya Air, Terkuak Pemicu 'Mendadak': Pilot Tak Sadar, Mesin Itu Pertanda

Perjalanan 'janggal' Sriwijaya Air memicu adanya perpindahan jalur dan disorientasi dari sang pilot, para pakar dan ahli mulai menerka-nerka sebabnya.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
BBC via Tribunnews.com
Ilustrasi jalur penerbangan pesawat Sriwijaya Air yang berpindah jalur 

Meski demikian, cuaca ini dikategorikan layak terbang atau mendarat.

Upaya perpindahan jalur ke Abasa diduga dilakukan oleh sang pilot pada penerbangan 9 Januari siang hari, sebelum kecelakaan terjadi.

"Diarahkan ke jalur pintas itu bukan masalah dan wajar, tapi belum sampai (jalur pintas), dia terus oleng dan jatuh," ujar pengamat penerbangan Gerry Soejatman, saat dihubungi jurnalis BBC dikutip dari Tribunnews.com, Aghnia Adzkia pada Selasa (12/1/2021).

Pada peta tersebut, fase oleng dan jatuh tampak saat pesawat sempat kehilangan arah saat menuju Abasa.

Grafis kronologi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta
Grafis kronologi pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta (Grafis Tribun Network)

Alih-alih berbelok ke arah timur laut posisi titik Abasa, ia justru sempat berbelok ke arah barat jalur normal dan kemudian tak lama kembali ke timur, dan jatuh.

Pada saat membelok ini, ketinggian pesawat menurun dari 3.322 meter di atas permukaan laut (mdpl), ke posisi 2.476 meter dalam waktu 10 detik.

Pilot Disorientasi

Adanya perbedaan jalur terbang yang dipilih oleh pilot Sriwijaya Air SJ182 yakni Captain Afwan menjadi perbincangan yang lebih dalam.

Data menunjukkan adanya gambar yang menyimpulkan pergerakan pesawat sebelum benar-benar terjatuh.

Apabila digambarkan dalam bentuk tiga dimensi menggunakan data ketinggian pesawat, maka akan tampak arah jalur pesawat yang tak beraturan saat oleng dan jatuh.

Baca juga: Korban Jatuhnya Sriwijaya Air Agus Minarni Teridentifikasi, Jenazah Akan Dimakamkan di Mempawah

Gerry memperkirakan, sang pilot mengalami disorientasi. Meski demikian, ia menjelaskan, hal ini bersifat dugaan dan perlu dicocokkan dengan data penerbangan dari pesawat. Terlebih, kecelakaan pesawat tidak hanya terjadi karena satu faktor penyebab.

"Ada kemungkinan disorientasi atau human factors. Tapi saya juga tidak bisa memastikan kapan disorientasi dimulai," kata Gerry.

"Analogi disorientasi itu kalau jalan di ruangan gelap dan mata ditutup, kita berpikir ini tegak tapi ternyata miring, berpikir naik tapi ternyata turun. Sekalipun pilot senior bisa disorientasi."

Mengutip lama Federation Aviation Administration, disorientasi ruang terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mengidentifikasi kondisi sekitar saat terbang.

Gangguan sistem keseimbangan tubuh bisa terjadi karena adanya gangguan sensor dan ilusi.

Tiga rangsangan sensorik yang berperan membentuk keseimbangan tubuh di antaranya penglihatan, saraf vestibular di telinga bagian dalam, dan proprioception atau persepsi rangsangan untuk mengetahui posisi tubuh.

Orientasi ruangan saat terbang sulit dicapai, tergantung dari arah, kekuatan, dan frekuensi stimulus ketiga sensor. Jika ketiganya tidak bekerja dengan baik, maka akan terjadi konflik sensorik yang menyebabkan otak tidak bisa mengidentifikasi arah dan posisi.

"Itu kenapa saat terbang harus mengandalkan instrumen dan manual," katanya.

Statistik FAA menunjukkan sebanyak 5% hingga 10% kecelakaan pesawat terjadi karena disorientasi dan mayoritas mengakibatkan korban jiwa.

Artikel di atas diolah dari artikel yang tayang di Tribunnews.com dan TribunWow.com berjudul Perjalanan 'Janggal' Sriwijaya Air SJ 182, Diduga Hendak Berpindah Jalur dan 'Disorientasi'

Baca juga: Dugaan Masih Hidup Mesin Sriwijaya Air sebelum Masuk Air, Mantan Menhub: Pilot Akan Kirim Sinyal SOS

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved