Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dosen ITS Surabaya Kembangkan Riset Nano Chitosan untuk Pengobatan Covid-19, Berbahan Hewan Laut

Dsen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan chitosan sebagai material untuk aplikasi medis dan industrial.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/HABIBUR ROHMAN
Dosen Teknik Material dan Metalurgi Yuli Setyorini dengan beberapa jenis pengemasan 'Nano Chitosan' di Kampus ITS Surabaya, Kamis (21/1/2021). Meski sedang diajukan di BPOM, hasil riset untuk antisipasi virus dan daya tahan tubuh ini sudah dirasakan manfaatnya meski untuk sementara pada kalangan terbatas. 

“Alhamdulillah, penelitian kami memberikan harapan bagi para pasien tersebut dan proses kesembuhan juga sangat signifikan,” tegasnya.

Dosen Teknik Material dan Metalurgi ini memaparkan riset chitosan yang dilakukannya tidak menggunakan bahan kimia (green technology) dengan memanfaatkan energi dari gelombang mikro. 

"Sehingga produk yang dihasilkan sudah pada skala nano partikel (nano chitosan) dan memiliki sifat perbaikan jaringan yang lebih cepat,"tegasnya.

Produk chitosan dengan metode proses yang baru ini menggunakan bahan baku kulit udang dan limbah organik lain yang mengandung chitin seperti cangkang kepiting, beberapa cangkang binatang laut, serangga serta tumbuhan jamur dan alga.

"Bahan baku kulit udang ini dipilih karena jumlah limbahnya di Indonesia yang melimpah,"urainya.

Selama ini olahan limbah kulit udang tersebut hanya berkisar untuk pakan ternak dan campuran pelet makanan binatang, Karena itu ia memilih limbah kulit udang untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat. 

“Sebab kalau tidak diolah malah dapat memicu terjadinya gas methane yang berbahaya,” ujarnya.

Rini mengatakan, riset ini berawal dari kesulitannya dalam mendapatkan produk chitosan dengan kualitas medis yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan di Laboratorium Pengolahan Mineral dan Material.

Yakni pengembangan tissue regeneration dari material nonbiologis untuk memiliki sifat biologis, sehingga dapat menyembuhkan luka.

"Kunci sukses pada bidang biomaterials, khususnya pengembangan medical devices for replacement yang salah satunya berupa implant. Sehingga dapat mengurangi kegagalan penggunaan medical devices replacement dalam tubuh,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Rini menyampaikan bahwa pencarian material yang memiliki potensi tersebut jatuh pada chitosan yang memiliki banyak sifat untuk aplikasi medis seperti antibacterial, antiviral, wound healing, antiinflammation, antioxidant, biodegradable, biocompatibility, non-toxic dan masih banyak lagi. 

Untuk diketahui, potensi sifat-sifat tersebut sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan atau produksi chitosan itu sendiri

Meskipun chitosan sudah banyak diperjualbelikan di pasaran, lanjut Rini, namun belum tentu sifatnya sama persis atau kualitas dan performanya sama. 

Perlu pengkajian dalam proses pembuatannya hingga ia menemukan banyak kekurangan terutama pada tingkat efisiensi dan ramah lingkungan. 

Seperti produk chitosan hasil risetnya yang memanfaatkan gelombang mikro. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved