Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Entrepreneur dan F&B Counsultant Chris Albion Ingin Terus Kembangkan Kuliner Tradisional Nusantara

Entrepreneur sekaligus F & B Counsultant Chris Albion mengaku ingin terus mengembangkan kuliner tradisional nusantara.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/HABIBUR ROHMAN
Entrepreneur sekaligus F&B Counsultant Chris Albion, Jumat (22/1/2021). 

Reporter: Christine Ayu | Editor: Dwi Prastika

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Indonesia dikenal sebagai surganya kuliner.

Sumber daya alam yang melimpah, mulai dari hasil laut sampai rempah-rempah menjadikan masakan nusantara kaya akan cita rasa.

Bahkan, kuliner tradisional Indonesia sudah mendunia dan diakui kenikmatannya.

Rasa yang ditawarkan juga terbilang unik jika dibandingkan dengan masakan dari negara lain.

Sebut saja sate, kare, soto, rawon, gado-gado, rujak, gudeg, rendang, dan sederet masakan lainnya.

"Masakan tradisional kita ini punya keunikan sendiri, berbeda dengan makanan asal luar negeri," ungkap Entrepreneur sekaligus F&B Counsultant, Chris Albion, Jumat (22/1/2021).

Baca juga: Harga Tiket Masuk Wisata Selorejo di Malang, Nikmati Sensasi Perahu Dayung hingga Kuliner Ikan Bakar

Salah satu ciri khas yang melekat yakni aroma rempah. Hal ini jarang ditemukan pada sajian luar negeri.

"Jadi lebih romantik, lebih fragrance, sedikit sekali makanan tradisional negara lain yang seperti ini," katanya saat ditemui di kawasan Citraland Surabaya.

Hal ini pun mendorongnya untuk lebih mempopulerkan sajian tradisional, apalagi di kalangan milenial.

"Beberapa orang yang mau membuat produk, selalu saya usahakan ada sentuhan taste tradisional," ungkap pria 27 tahun ini.

Baca juga: Cicipi Aneka Menu Tradisional Nikmat di Weby Resto Surabaya, Ada Sayur Asin dengan Cita Rasa Manis

Salah satunya di kedai Kreme n' Krema Surabaya di mana ia menjadi FnB Counsultant.

Tempat ngopi ini memadukan antara kopi dengan jajanan tradisional Nusantara.

Di antaranya ada cofee cendol, cofee klepon, cofee sogem, cofee SKMJ, dan sebagainya.

"Jadi kami kolaborasikan antara kopi dan jajanan pasar. Seperti ini kan jarang ditemukan di sini," tambah Chris.

Begitu juga tempat makan di mana ia menjadi salah satu owner, seperti Miepan Zuzuzu dan Weby Resto Surabaya.

Baca juga: Mencicipi Mie Susu Khas Miepan Zuzuzu, Bertekstur Creamy dengan Berbagai Toping

"Kalau Miepan Zuzuzu kan konsepnya western tapi pakai produk mi lokal. Sedangkan Weby Resto menyajikan makanan nusantara dengan kemasan yang lebih menarik," ungkap Chris.

Menurutnya, makanan tradisional tidak lekang oleh waktu. Malah, semakin banyak dinikmati oleh masyarakat, termasuk yang ada Surabaya.

"Kalau dulu makanan tradisional cuman dibungkus biasa, sekarang lebih memperhatikan food grade. Mulai banyak pelaku usaha F&B yang concern untuk hal ini supaya usahanya bisa lebih berkembang," katanya.

Bukan hanya itu, ia melihat saat ini pebisnis makanan tradisional banyak menawarkan menu yang lebih variatif. Tidak hanya yang khas daerahnya, tapi juga dari daerah lain.

"Makanan tradisional saat ini berada pada posisi yang paling gampang diterima oleh lidah masyarakat. Pada beberapa brand, menu yang masih repeat order ya Indonesia taste," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved