Angka Kematian Ibu dan Bayi di Bondowoso Naik Pada 2020, Sarana Prasana dan Nakes Perlu Ditambah
Angka Kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bondowoso masih terbilang cukup tinggi. Bahkan, pada 2020, jumlah kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Januar
"Kendati begitu, proses persalinan oleh dukun dari tahun ke tahun mulai menurun. Hampir semua dukun bayi sudah bermitra dengan bidan. Program kami, namanya kemitraan bidan dan dukun," urainya.
"Bila ada masyarakat yang mau melahirkan di dukun, dukun itu akan membawanya ke bidan atau puskesmas terdekat. Sebagai pengganti rujukan dukun diberi insentif Rp 200 ribu," tambahnya.
Imron mengungkapkan, pihaknya terus berusaha untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Berbagai langkah strategis pun telah diterapkan.
Langkah-langkah itu antara lain, rujukan dini terencana pada kasus-kasus ibu hamil risiko tinggi, pemanfaatan rumah tunggu kelahiran (RTK) untuk daerah sulit, mengaktifkan kelompok kerja Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta Stop Berduka di semua desa.
"Kami juga berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan keterampilan tindakan pra rujukan. Selain itu, penguatan sarana prasarana dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi terutama alat pemantauan kehamilan (USG) dan alat GADAR Maternal Neonatal di semua puskesmas," tandasnya.
Plt Direktur RSUD dr Koesnadi Bondowoso, Yus Priyatna mengatakan penanganan bayi lahir prematur dan berat badannya kurang dari 2,5 kg terbilang sulit.
"Kalau berat badannya di bawah 1500 hram dan lahirnya pada saat usia kehamilan 7 bulam semakin susah penanganannya karena paru-paru bayi belum sepenuhnya terkembang," ujarnya.
Ia mengimbau bagi para ibu hamil untuk sering memeriksakan kesehatan ke dokter.
Dengan begitu permasalahan kesehatan seperti darah tinggi dan pendarahan bisa diketahui lebih dini.
Idealnya ibu hamil perlu berkunjung ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 8 kali.
"Pernikahan usia dini juga bisa memicu kasus kematian ibu dan bayi. Jadi, semakin muda usianya, misal di bawah 20 tahun, semakin berbahaya. Sebab, belum matang secara fisik dan emosi," sebutnya.
Penanganan persalinan di RSUD Koesnadi di masa pandemi dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Para ibu akan menjalani skrining kesehatan. Di ruang persalinan rumah sakit itu juga tersedia fasilitas ventilator, Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU).
Sementara, saat ini Kabupaten Bondowoso bertengger di peringkat 4 se-Jatim dengan jumlah kasus kematian ibu tertinggi.
Sedangkan untuk kasus kematian bayi berada di peringkat 3 se-Jatim. (nen)