Jatim Tidak Sendiri, Perekonomian di Provinsi Lainnya yang Ada di Pulau Jawa Juga Minus

Reporter: Fikri Firmansyah | Editor: Januar AS

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perekonomian Jawa Timur (Jatim) sepanjang 2020 mengalami kontraksi atau minus 2,39 persen.

Kendati demikian, untuk di Pulau Jawa, kontraksi ekonomi tidak hanya dialami Jawa Timur saja.

Pasalnya, seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa juga mengalami hal yang sama seperti Provinsi Jawa Timur.

"Minusnya perekonomian tidak hanya dialami Jatim saja, semua provinsi yang ada di Pulau Jawa juga seluruhnya tercatat mengalami kontraksi disepanjang 2020," ujar Kepala BPS Prov Jatim, Dadang Hardiwan diacara presscon pemaparan kondisi ekonomi Jatim secara virtual, Jumat (5/2/2021).

• Surabaya Tak Ada Lockdown Akhir Pekan, Pilih Pelototi Potensi Keramaian di Sejumlah Kawasan

Bahkan, kata Dadang, minus perekonomiannya hampir semuanya lebih besar dibandingkan Jatim, kecuali Provinsi DKI Jakarta.

"DKI Jakarta minusnya lebih rendah dibanding Jatim, yakni sebesar 2,36 persen, sedangkan Jawa Barat lebih tinggi dibanding Jatim, yakni sebesar 2,44 persen, kemudian disusul Jawa Tengah sebesar 2,65 persen dan DI Yogyakarta yang sebesar 2,69 persen," jelasnya.

Dadang menambahkan, meski ekonomi Jatim tercatat mengalami kontraksi disepanjang 2020, akan tetapi masih ada sektor lapangan usaha yang masih bertumbuh.

"Ada tiga lapangan usaha yang masih mengalami pertumbuhan positif, antara lain meliputi sektor Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,83 persen, diikuti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 8,70 persen, serta Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 5,03 persen," tutupnya.