Ngaji Gus Baha
Kisah Gus Baha yang Pernah Kalah Debat dengan Santri: Baru Kali Ini Saya Kalah
Gus Baha ternyata pernah kalah debat dengan seorang santri. Kekalahan itu juga diakui oleh Gus Baha sendiri.
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Januar
“Lhoo, kok bisa?” timbal Gus Baha.
“Iya, Gus. Itu kan ada dalam hadis. Sangat jelas, Gus.”
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.
“Hadis ini cocok buat saya, Gus. Saya masih mencari ilmu. Kalau jenengan nggak cocok, karena jenengan sudah ketemu ilmunya. Jadi, saya yang duluan masuk surga,” ujar si santri.
Gus Baha' pun langsung tertawa mendengar jawaban santri itu.
“Baru sekali ini saya kalah debat. Itupun debatnya sama santri,” ungkap Gus Baha' dengan santai.
Gus Baha' selalu mengampanyekan kalau beragama itu harus mudah dan bahagia. Orang yang punya Tuhan dan beragama juga harus tetap santai dan rileks, termasuk juga dalam melakukan ritual-ritual peribadatan.
Gus Baha menganggap, aneh rasanya orang punya Tuhan tapi hidupnya justru emosian, sering kecewa dan terlalu serius. Dalam lingkaran-lingkaran pengajian Gus Baha, tawa bahagia tidak pernah tidak terdengar dan tergelak dari rona wajah dan mulut jamaahnya.
"Syukur ini yang mengawal kita nikmati ibadah sampai mati, tapi nek ora syukur bahaya," ujar Gus Baha'
“Obsesi saya terbesar atau Cita-cita saya terbesar, memang, setiap ngaji saya ingin orang mukmin semuanya itu Bahagia.Karena dengan menjadi bahagia, orang-orang tidak akan mencari kebahagiaan melalui kemaksiatan," imbuhnya.