Pantas Indonesia Makin Sengsara Covid? Kebohongan Baru China Kejutkan Dunia: Virus Sebelum Pandemi
Fakta kebohongan baru China begitu mengejutkan dunia, kini akhirnya terungkap penelitian WHO soal China simpan varian virus Covid sebelum pandemi.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Negara Indonesia diketahui kini makin sengsara soal Covid-19. Kasus semakin tinggi demikian juga angka kematiannya.
Pandemi yang menyerang lebih dari dari 90% negara di dunia itu diawali dengan penyebaran dari Kota Wuhan, China.
Berbagai konspirasipun mulai muncul di tengah masyarakat.
Hingga akhirnya Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ), mengadakan sebuah penyelidikan guna menemukan apa yang sebenarnya disimpan oleh Wuhan itu.
WHO lantas beberapa waktu lalu sempat mengecewakan dunia, tetapi kini kembali datang dengan fakta mengejutkan dari WHO.
Baca juga: Ardi Bakrie Dongkol, Jengkel Selalu Bereskan Kekacauan yang Dibikin Nia Ramadhani: Enak Banget

Setelah sebelumnya mengungkap bahwa China tidak memiliki bukti kuat untuk disebut sebagai sumber virus Covid-19, kini pendapat sebaliknya justru muncul.
WHO kini mengungkap bahwa Wuhan simpan lebih banyak varian sampel virus Covid-19 yang muncul.
Terbaru seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, WHO menemukan sinyal bahwa Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China, pada 2019 sebenarnya jauh lebih luas daripada yang diperkirakan.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu tim ahli dari WHO yang menyelidiki asal usul Covid-19 di Wuhan beberapa waktu lalu, Peter Ben Embarek, kepada CNN.
Embarek mengatakan, pihaknya mendesak untuk mendapatkan akses terhadap ratusan ribu sampel darah di Wuhan.
Baca juga: Ending Gantung Penyelidikan WHO Soal Asal Covid-19, Dunia Kecewa, Konspirasi Soal China Terbantahkan
Namun, otoritas China sejauh ini belum mengizinkan permintaan itu.
Embarek mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara bahwa upaya penyelidikan tersebut telah menemukan beberapa tanda penyebaran Covid-19 lebih luas pada 2019
Dia juga menyebut ada lebih dari selusin strain virus sudah ada di Wuhan pada Desember 2019 sebagaimana dilansir dari 9News via Kompas.com, Senin (15/2/2021).
Tim tersebut juga memiliki kesempatan untuk berbicara dengan pasien pertama yang menurut pejabat China telah terinfeksi tanpa catatan riwayat perjalanan.
Dia dilaporkan terinfeksi pada 8 Desember 2019.
Baca juga: Istri Tewas Main di Ranjang Selingkuhan, Tubuh Sempat Menggeliat, Pesan Suami Terabaikan: Jangan
Keterlambatan data yang lebih rinci yang dikumpulkan oleh tim dari WHO itu dapat menambah kekhawatiran para ilmuwan lain yang meneliti asal usul Covid-19.
Pasalnya, para ilmuwan khawatir jika penyakit tersebut kemungkinan telah menyebar di China jauh sebelum kemunculan resminya yang pertama pada pertengahan Desember 2019.
"Virus itu telah beredar luas di Wuhan pada Desember (2019), yang merupakan temuan baru," ujar Embarek kepada CNN.
Dia menambahkan, tim telah diberikan catatan 174 kasus virus corona di sekitar Wuhan pada Desember 2019 oleh para ilmuwan China.

Dari 100 kasus tersebut telah dikonfirmasi oleh tes laboratorium sedangkan 74 kasus lainnya melalui diagnosis klinis dari gejala pasien.
Embarek mengatakan, ada kemungkinan jumlah kasus Covid-19 sebenarnya jauh yang lebih besar ini yang berarti penyakit itu menginfeksi sekitar 1.000 lebih orang di Wuhan pada Desember 2019.
"Kami belum melakukan pemodelan apa pun sejak itu," tutur Embarek.
Baca juga: Akhir Zonk Perjuangan Teddy Soal Harta Lina, Terkecoh dari Awal, Kini Tak Dapat Apa-apa, Sule Puas?
Namun, secara kasar, Embarek menyebutkan bahwa dari populasi yang terinfeksi, sekitar 15 persen menjadi kasus yang parah.
Sedangkan sisanya atau sebagain besar di antaranya adalah kasus ringan.
Dia menambahkan, tim tersebut juga untuk pertama kalinya mengumpulkan 13 urutan genetik berbeda dari virus SARS-CoV-2 sejak Desember 2019. Urutan tersebut, jika diperiksa dengan data pasien yang lebih luas di China sepanjang 2019, dapat memberikan petunjuk berharga tentang geografi dan waktu wabah sebelum Desember 2019.
"Beberapa dari mereka berasal dari pasar (makanan laut Huanan di Wuhan). Beberapa dari mereka tidak terkait dengan pasar,” tutur Embarek.
Baca juga: KELUAR Hasil Penyelidikan Internasional Asal Covid-19: Kesalahan WHO & China, Faktanya Mengejutkan
Sebelumnya, pernyataan bahwa China tak memiliki bukti kuat sebagai penyebar virus Covid-19 karena keteledoran pegawainya sempat menjadi pembahasan mengejutkan dunia.

Kini, hasil penyelidikan WHO tersebut akhirnya keluar.
Tak ada yang menyangka penyelidikan WHO itu justru memicu kemarahan negara-negara di seluruh dunia.
WHO sebut virus corona tidak berasal dari pasar makanan laut atau dari kebocoran laboratorium di Wuhan.
Bahkan temuan WHO tampaknya sebagian besar mendukung protes Partai Komunis bahwa virus itu mungkin berasal dari luar perbatasannya dan penyangkalan berulang atas kecelakaan laboratorium.
Hal itu membuat asal-usul virus corona atau Covid-19 makin kabur, dan tak tahu negara mana yang bertanggungjawab.
• Ternyata Adit Jayusman yang Lebih Dulu Batalkan Nikah, Lihat Isi Teks ke WO, Ayu Ting Ting Nangis

Sebelumnya, ada dua konspirasi yang mengatakan sumber asal muasal virus pertama kali muncul.
Pertama asal-usul Covid-19 yang muncul pertama di Wuhan itu berasal dari hewan yang dijual di Pasar Makanan Laut Huanan lalu menular ke manusia.
Dugaan lainnya adalah asal-usul Covid-19 berada di Institut Virologi Wuhan yang kemudian bocor dan menyebar semakin luas.
Kedua dugaan itu menimbulkan protes dan bantahan dari pemerintahan China.
China lantas terus berusaha menutupi karena tak ingin citra buruk terus datang kepadanya.
Hingga akhirnya, China merasa bahwa dunia sudah menganggap jelek negaranya.
• Pantas Gading-Gisel Pisah? Bocor Cara Simpan Uang saat Masih Nikah, Andhika-Raffi Sampai Tak Percaya
Melansir The Sun pada Selasa (9/2/2021), temuan WHO ternyata mendukung protes Partai Komunis bahwa virus tersebut dan manyatakan mungkin virus berasal dari luar perbatasannya dan menyangkal kecelakaan laboratorium.
Hal itu bisa hanya akan memicu tuduhan bias "China-sentris" oleh WHO yang telah dilobi dengan keras oleh AS.
Meski menawarkan penjelasan lebih lanjut, tim WHO mengakui bahwa mereka gagal mengidentifikasi sumber asli wabah Covid-19.
Anggota parlemen Inggris, Tobias Ellwood, Ketua Komite Pertahanan, mengatakan kepada The Sun Online, "Ini sepenuhnya menutupi kesalahan."
"Mengingat kehancuran ekonomi global dan jumlah kematian yang disebabkan oleh pandemi ini, tidak pernah lagi negara yang bertanggung jawab atas wabah dibiarkan menghalangi penyelidikan internasional selama 12 bulan penuh," ujarnya.
Rezim Partai Komunis telah lama dituduh menutupi asal-usul pandemi virus corona, dan terus berusaha untuk menepis kesalahan.
Ilmuwan WHO muncul bersama dengan para ilmuwan China saat meragukan pasar makanan laut Wuhan sebagai sumber asli dan menolak kemungkinan sumber berasal dari kebocoran laboratorium dengan mengatakan "sangat tidak mungkin".
Baca juga: Mertua Syok Menantu Masuk Kamar Tanpa Baju, Nekat Telanjangi Mertua 70 Tahun, Istri Tak Ada Ampun

Dr Peter Ben Embarek, Kepala Misi WHO, mengatakan, "Hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin menjelaskan masuknya virus ke dalam populasi manusia."
"Oleh karena itu, tidak ada dalam hipotesis yang akan kami sarankan untuk penelitian di masa depan," ucapnya.
Sebaliknya, tim tersebut menawarkan penjelasan spekulatif termasuk kemungkinan melompatnya virus dari hewan ke manusia di tempat lain, atau bahkan mungkin telah melewati batas makanan beku.
WHO menyimpulkan bahwa virus kemungkinan berpindah ke manusia dari hewan, tetapi sekarang pertanyaannya adalah di mana hal ini terjadi karena ada keraguan terhadap pasar makanan laut sebagai sumber penularan aslinya.
Tim juga mengakui virus itu mungkin telah beredar di wilayah lain di China "beberapa pekan" sebelum diidentifikasi, ketika virus telah menyebar di pasar makanan laut di Wuhan.
Artikel di atas diolah dari artikel yang berjudul MENGEJUTKAN, China Dustai Dunia, WHO: Wuhan Simpan Lusinan Varian Covid Sebelum Pandemi dan Tim Ahli WHO: Covid-19 di Wuhan Jauh Lebih Luas daripada yang Diperkirakan