Mahasiswa UMM Ciptakan Aplikasi Cerita Rakyat, Idenya dari Gemas Lihat Tontonan Anak Tak Sesuai Usia
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ciptakan 'Citra'. Aplikasi pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis cerita rakyat.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Hefty Suud
Reporter: Sylvianita Widyawati | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat aplikasi pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis cerita rakyat.
Aplikasi tersebut dinamai Citra atau Cerita Rakyat.
Sasarannya adalah anak usia 7-18 tahun sebagai pembentuk karakter.
Pembuat aplikasi Citra adalah Nurliawati Dide, Syahrotul Latifah, dan Alvi Syauqie.
Baca juga: Legenda Timnas Brasil Pele Bikin Pengakuan Mengejutkan, Gemar Selingkuh hingga Lupa Jumlah Anak
Baca juga: Peserta Putera Puteri Pariwisata Jatim 2021 Peragakan Batik Khas Daerah, Ada Ringin Contong Jombang
Menurut Dide, ide awalnya dari keresahannya melihat tontonan anak-anak yang tidak sesuai usianya.
"Sehingga menyebabkan anak mencontoh perilaku buruk. Seperti perundungan, pencurian, tawuran hingga malas belajar,” jelas mahasiswa asal Maluku Tengah tersebut, Minggu (21/2/2021).
Pembuatan aplikasi berdasarkan program pemerintah yaitu PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) dengan lima karakter. Yaitu religius, gotong royong, mandiri, integritas, dan nasionalis.
Cara kerja di aplikasi itu, pada menu utama dibagi tiga kategori yaitu SD, SMP, dan SMA.
Selanuutnya dibagi lagi tingkatan kelas di jenjang SD-SMA. Setelah siswa memilih kelas, maka aplikasi akan memunculkan cerita rakyat dan permainan.
Pada masing-masing jenjang memiliki cerita dan permainan yang berbeda. Pada jenjang SD, cerita rakyat berisi sinopsis bersuara. Selanjutnya tampilan akan berganti secara otomatis menjadi video animasi.
Baca juga: Warga Desa di Tuban Borong Mobil, Ketua DPD RI Ingatkan Pentingnya Kelola Keuangan
Baca juga: Awal Pendirian Start Up Jangan Fokus Investor, Pakar Ekobis Unair: Terpenting Mental Juang Tinggi!
Sedang di jenjang SMP dan SMA, cerita rakyat dikemas dalam bentuk komik.
"Untuk jenjang SMP, kami menggunakan permainan kuis bola yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait isi cerita rakyat. Dan di jenjang SMA, kami menggunakan permainan kata baku yang dikemas dalam bentuk roda berputar,” papar mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia ini.
Saat ini, pembuatan aplikasi Citra telah sampai pada tahap desain prototipe aplikasi.
Mereka akan mendaftarkan aplikasinya untuk memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
"Harapan saya, ketika aplikasi ini telah di rilis dan di sebarkan ke masyarakat dapat membantu anak-anak dalam proses pembelajaran karakter,” ujarnya.
Dide dan timnya mengajukan rancangan pada Program Kreativitas Mahasiswa - Karsa Cipta (PKM-KC) 2020 dan lolos sampai tahap pendanaan Ditjen Dikti.