Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Harga Cabai Rawit Masih Mahal, Pembeli di Pasar Wonokromo Surabaya Beralih ke Cabai Kering India

Harga cabai rawit di Jawa Timur, pengunjung Pasar Wonokromo Surabaya lebih memilih membeli cabai kering india. Perkilonya lebih banyak.

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM/FIKRI FIRMANSYAH
(Di ember) cabai kering india kini tengah jadi pilihan sekaligus solusi masyarakat Surabaya yang tengah berbelanja di Pasar Wonokromo, khususnya saat mahalnya harga cabai rawit. 

Reporter: Fikri Firmansyah | Editor: Heftys Suud

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gegara harga cabai rawit di Jawa Timur (Jatim) masih mahal, para pengunjung pasar, khususnya di Pasar Wonokromo Surabaya lebih memilih membeli cabai kering india.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Tarsih (62), satu diantara pedagang bumbu dapur yang berjualan di Pasar Wonokromo.

"Semenjak harga cabai rawit mahal, selain memilih untuk mengurangi jumlah yang dibeli, pelanggan saya juga sudah banyak yang beralih ke cabai kering india," ujar Tarsi kepada TribunJatim.com, Kamis (25/2/21) di Pasar Wonokromo.

Baca juga: New Pajero Sport Edisi Teranyar Cocok untuk Anda yang Mau Beli Mobil Baru, Berikut Kisaran Harganya

Baca juga: Motor Maling Elpiji di Lumajang Ketinggalan di Lokasi, Gara-gara Gopoh Kabur Lihat Polisi Patroli

Menurut Tarsih, pemilihan cabai kering india di saat mahalnya harga cabai rawit sendiri karena harganya yang sama namun jumlahnya yang banyak.

"Jadi sama-sama per kilonya Rp 70 ribu, namun jika dijumlah satu kilonya cabai kering india ini lebih banyak jika dibandingkan satu kilonya cabai rawit," jelasnya.

Tarsih menambahkan, dirinya sendiri menyetok cabai kering india itu pun juga baru akhir-akhir ini.

"Permasalahan cabai ini kan hampir ada tiap tahun, jadi saat naiknya harga cabai rawit, maka saat itu pula saya menyetok cabai kering india ini," terangnya.

Baca juga: 4 Bocah Begal Pengendara di Surabaya Utara, 2 Tertangkap Polisi, Akui Motor Dijual Buat Pesta Miras

Baca juga: Alasan Brutal Bripka CS Tembak TNI Pratu Martinus di Bar, Dihukum Mati? Detik-detik Subuh Berdarah

Hal serupa juga dilakukan oleh pedagang penjual bumbu dapur lainnya yakni Tami (62).

Berbeda dengan Tarsi, Tami lebih menyebut cabai kering india dengan sebutan cabai kering alias tidak ada kata india-nya.

Tami menjelaskan pelanggan maupun pembeli ditempatnya memang rata-rata banyak yang sebagai pedagang atau penjual bakso gerobak.

"Karena pelanggan saya ini kan banyak yang sebagai pedagang bakso mas, jadi saat naiknya harga cabai rawit, mereka selalu beralih ke cabai kering ini," tandas Tami.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved