Berita Viral
Annisa Pohan Naik Darah Moeldoko Kudeta AHY Jadi Ketum Demokrat, Kirim Pesan Menohok: Apakah Diam?
Annisa Pohan naik darah mengetahui Moeldoko kudeta AHY dan kini menjabat jadi Ketum Demokrat. Ada pesan menohok dari istri AHY kepada Moeldoko.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Annisa Pohan istri Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) tampak emosi menanggapi isu Moeldoko kudeta AHY jadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Annisa Pohan emosi dan menyampaikannya lewat akun sosial media pribadinya.
Ada pesan menohok yang diberikan oleh ibu beranak satu itu kepada publik untuk menyindir Moeldoko cs yang ditengarai kudeta AHY.
Seperti diberitakan sebelumnya, kisruh pergantian pemimpin di Partai Demokrat memanas belakangan ini.
Kubu kontra Ketua Umum Partai Demokrat AHY pun telah menyelenggarakan KLB pada Jumat (5/3/2021) di Sumatera Utara.
Baca juga: Penggal Sang Putri, Ayah Lalu Tenteng Kepala Anak Gadisnya Diarak di Jalanan Demi Kehormatan
Ada pernyataan bernada keras yang disampaikan Annisa Pohan di media sosialnya.
Hal itu menanggapi nasib AHY yang belakangan diributkan karena disebut dikudeta oleh pihak kontra kepemimpinannya.
Sebuah KLB yang digelar untuk kontra dengan AHY itu telah menentukan ketua umum yang diklaim untuk menggantikan AHY.
Dilihat dari Kompas TV, dalam KLB tersebut diputuskan bahwa Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
"Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kongres Luar Biasa Partai Demokrat menimbang dan memperhatikan bahwa putusan menetapkan pertama, dari dua calon, atas voting berdiri, maka Pak Moeldoko ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026," kata mantan kader Demokrat Jhoni Allen, di KLB, Jumat (5/3/2021).
Baca juga: Besar Sesal Keluarga Ayus Kehilangan Ririe Fairus, 1 Doa Buat Nissa Dihantui Selamanya: Tulus
Pernyataan tersebut pun diiringi riuh para peserta KLB.
Terlihat para peserta menyetujui dan meneriakkan kata setuju dengan hasil putusan tersebut.
"Setuju," teriak para peserta.
Adapun hasil putusan tersebut diperoleh berdasarkan hasil voting cepat yang diambil dari para peserta kongres.
Baca juga: Gus Baha Didatangi Malaikat Izrail Malaikat Pencabut Nyawa, Tapi Ndak Jadi Meninggal

Menanggapi hal itu, Annisa Pohan pun disoroti karena kalimatnya belakangan ini.
Annisa Pohan menyinggung soal partai politik yang haknya diambil paksa.
Annisa Pohan lantas bertanya secara retoris tentang langkah apa yang harus diambil selanjutnya guna menanggapi hal tersebut.
"Ketika sebuah partai politik haknya diambil dengan cara paksa dan melanggar hukum lebih lagi dibiarkan oleh yang kuasa. Apalagi hak rakyat kecil ? siapa yang akan lindungi ? apakah kita akan terus diam ?" tulis Annisa Pohan dalam laman media sosialnya yang sudah terverifikasi.
Tak cuma itu, Annisa Pohan juga menampilkan cuplikan ayat di Al-Quran mengenai keadilan.
"Wahai orang-orang yang beriman. Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. QS. Al-Maiida (5:8)," cuplik Annisa Pohan.

Baca juga: Selebgram Tewas Ditusuk Mahasiswi Hamil, Terekam CCTV Lari Terbirit Tanpa Busana Pegangi Lukanya
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) menyindir Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat abal-abal versi Kongres Luar Biasa (KLB) ilegal.
Pasalnya, ia melihat bahwa Moeldoko telah mengaku bersedia untuk menerima keputusan hasil KLB yang digelar Jumat (5/3/2021), seperti dikutip dari informasi di TribunnewsBogor.com artikel berjudul Moeldoko Kudeta AHY Jadi Ketum Partai Demokrat, Respon Menohok Annisa Pohan Disorot : Terus Diam ?
"Jadi sekali lagi saya mengatakan bahwa apa yang ia (Moeldoko) sampaikan selama ini, ia pungkiri sendiri melalui kesediaannya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat abal-abal versi KLB ilegal," tegas AHY dalam konferensi pers secara daring, Jumat sore.
Mantan calon Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa dirinyalah Ketua Umum Partai Demokrat yang sah dan diakui oleh pemerintah melalui keputusan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Pada kesempatan itu, AHY menjelaskan bahwa Moeldoko bukan kader Demokrat.
Dirinya juga menyatakan penolakan apabila masalah kudeta partai dinilai sebagai polemik internal partai.
Selain itu, AHY juga menduga Moeldoko sejak awal mendukung adanya gerakan pengambilalihan kepemimpinan partai demokrat (GPK-PD).
"Segelintir kader, mantan kader yang tadinya semangat sekali melakukan KLB di Sumut. Tidak mungkin mempunyai semangat dan kemudian keyakinan kalau tidak mendapatkan dukungan dari KSP Moeldoko," sebut AHY.

Sementara itu, SBY ayah dari AHY melayangkan pendapatnya soal isu kudeta yang dilakukan terhadap sang anak.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) menyayangkan upaya merebut kepemimpinan partai melalui kongres luar biasa (KLB) yang digelar pada Jumat (5/3/2021).
"Benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini. Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji," kata SBY dalam konferensi pers di Cikeas, Jumat (5/3/2021) yang dipantau Kompas.com secara daring.
Melalui KLB, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat oleh kubu yang kontra kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono.
Baca juga: Isi Surat AHY ke Jokowi Soal Kudeta Partai Demokrat, Moeldoko Sebut AHY Baper: Jangan Ganggu Istana
Menurut SBY, apa yang dilakukan oleh Moeldoko tersebut merupakan tindakan yang jauh dari sikap kesatria.
Bahkan, kata SBY, tindakan mantan Panglima TNI itu membuat malu para prajurit atau perwira yang pernah bertugas di bawah kepemimpinan Moeldoko.
"Termasuk, rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya," ujar dia.
"Saya mohon ampun ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," ucap SBY.
Ia pun mengaku tak pernah menyangka bahwa Partai Demokrat akan diperlakukan atau ditimpa isu kudeta oleh pihak eksternal.
"Tak pernah terlintas dalam pikiran saya, bahwa Partai Demokrat akan dibeginikan. Saya benar-benar tidak menyangka karena sewaktu selama 10 tahun saya pimpin Indonesia dulu, baik secara pribadi maupun Partai Demokrat yang saya bina, tidak pernah mengganggu dan merusak partai lain, seperti yang kami alami saat ini," ujar dia.