Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Demi Kehormatan, Ayah Penggal Anak Gadisnya Usia 17 Tahun Soal Asmara, Lalu Kepala Diarak di Jalanan

Demi kehormatan, ayah berbuat sangat kejam dengan memenggal anak gadisnya berusia 17 tahun, lalu tenteng kepala sang anak dan mengaraknya di jalanan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Shutterstock
Ilustrasi - Demi kehormatan, ayah berbuat sangat kejam dengan memenggal anak gadisnya berusia 17 tahun, lalu tenteng kepala sang anak dan mengaraknya di jalanan. 

TRIBUNJATIM.COM - Demi menjaga kehormatan, seorang ayah melakukan tindakan sangat kejam dengan memenggal anak gadisnya yang berusia 17 tahun.

Setelah melakukan perbuatan tidak berperikemanusiaan tersebut, ayah kejam itu lantas menenteng kepala sang anaknya dan mengaraknya di jalanan.

Kasus ayah bunuh anak karena soal asmara sang putri dengan seorang pria tersebut kini menjadi sorotan dan viral di media sosial.

Bahkan, dalam video yang beredar, sang ayah tersebut tampak santai tidak terpengaruh warga yang merekam.

Biasanya, aksi brutal ayah tersebut disebut sebagai pembunuhan demi kehormatan.

Diberitakan, pria tersebut bernama Sarvesh Kumar, dilansir TribunJatim.com dari Daily Mail.

Sang ayah memenggal kepala putrinya yang berusia 17 tahun bernama Neelam pada 3 Februari 2021 di Desa Pandeytara, Uttar Pradesh, India Utara.

Baca juga: Tersangka Unggah Status Berdoa di Malam Bunuh Gadis Bandung di Hotel, Istri Cuci Baju Eksekusi Suami

Desa tempat kejadian
Desa tempat kejadian (Daily Mail)

Berdasarkan laporan, ia melakukan hal tersebut lantaran kesal karena putrinya jalin hubungan dengan pria tak dikenal.

Sarvesh Kumar direkam berjalan tanpa alas kaki di jalanan sambil menenteng kepala putrinya.

Ia berjalan membawa kepala tersebut menuju kantor polisi.

Ia kemudian dihadang oleh penduduk setempat.

Mereka menggeledahnya untuk melihat apakah dirinya membawa senjata tajam.

Baca juga: Chat WA Tak Tahu Malu Aldi Taher Dibongkar Dinar Candy, Sebut Ustaz KW: Gak Bisa Liat Foto Aku

Dalam rekaman, Kumar tampak tidak terpengaruh.

Dia bahkan tetap menjawab panggilan teleponnya.

Kepada orang-orang, dia memberi tahu tubuh putrinya ada di rumahnya.

Ia juga mengatakan akan membunuh pemuda kekasih putrinya jika bisa menemukannya.

Semua itu dilakukan demi menjaga kehormatan keluarga. 

Polisi yang dikirim untuk melakukan pemeriksaan menemukan tubuh Neelam.

Kumar lalu ditangkap bersama istrinya setelah penduduk setempat memanggil polisi.

Baca juga: Nasehat Maia Soal Anak Mulan Baru Terkuak, Momen Al Ghazali Kabur Lihat Safeea, Mulan Berkaca-kaca

Sementara itu, di negara Iran, gadis bernama Romina Ashrafi juga bernasib sama.

Perasaan cinta pada pria 35 tahun membuat hidupnya berakhir dengan tragis.

Menurut media lokal, kepala sang gadis dipenggal oleh ayahnya sendiri saat ia tengah tertidur pulas.

Tindakan kejam sang ayah dilakukan untuk menjaga kehormatan.

Romina Ashrafi dibunuh sang ayah menggunakan celurit di rumahnya, di Hovigh, Kabupaten Talesh, Iran, sebagai bentuk hukuman.

Baca juga: Janda Syok Lihat Suami Perkosa Anak Gadisnya, AM Tergoda Tubuh Molek & Ketagihan, Imingi 1 Benda ini

Melansir dari Sosok.ID (grup TribunJatim.com), gadis cantik tersebut jatuh cinta dengan pria yang lebih tua dan berencana untuk melarikan diri, lapor International TV.

Romina awalnya melarikan diri bersama dengan Bahamn Khavari (34) seusai ayahnya marah besar.

Menurut Daily Mail, Rabu (27/5/2020), sang ayah marah karena tak bisa menerima rencana pernikahan putrinya itu dengan Bahamn.

Namun, keluarga dari masing-masing pihak segera menghubungi pihak berwajib, dikutip TribunJatim.com, Kamis (28/5/2020).

Setelah dilakukan pencarian selama 5 hari, polisi akhirnya menemukan pasangan tersebut dan membawa Romina pulang.

Media lokal mengatakan bahwa Romina sempat mengatakan pada pihak berwenang kalau nyawanya terancam bila berada di rumah.

Namun, mereka tak menghiraukan dan tetap memulangkan Romina ke rumahnya seperti aturan yang berlaku di negara tersebut.

Hingga kemudian peristiwa maut itu terjadi.

Baca juga: Tragis Anak Kecil Ditelan Buaya Bulat-bulat, Jasad Utuh di Perut, Ajakan Mancing Ayah Berakhir Duka

Seusai membunuh putrinya, ayah Romina kemudian menyerahkan diri ke kantor polisi untuk mengakui kejahatannya.

Ia datang sambil membawa senjata yang sudah berlumuran darah.

Gubernur Distrik, Kazem Razmi mengatakan, ayah gadis tersebut ditahan dan penyelidikan terhadap kasus ini sedang berlangsung.

Wakil Presiden untuk Urusan Wanita, Masoumeh Ebtekar telah mengeluarkan 'perintah khusus' untuk menyelidiki kasus ini, kata Iran International.

Bila terbukti bersalah, ayah Romina terancam hukuman penjara 10 tahun.

Ia bisa lolos dari hukuman mati karena ia adalah wani Romina.

Yang dalam Hukum Pidana Islam berarti ia dibebaskan dari 'qisas' atau 'pembalasan dalam bentuk serupa', Al Arabiya melaporkan.

Hukum syariah mengatakan bahwa hanya 'keturunan sedarah' lah yang dapat menuntut pembunuhan dalam keluarga.

Artinya, sebagian besar pembunuhan untuk menjaga kehormatan tidak dihukum karena keluarga cenderung tak menuntut hukuman mati pada anggota keluarga lainnya.

Kasus pembunuhan terhadap Romina telah membuat seluruh warga Iran terkejut.

Presiden Hassan Rouhani pun langsung mendesak kabinetnya untuk segera membuat hukum yang lebih sepadan untuk kasus pembunuhan demi menjaga kehormatan.

Fariba Sahrei, editor senior di Iran International mengatakan:

"Setiap tahun di Iran, wanita dan anak perempuan dibunuh oleh saudara lelaki mereka dengan kedok untuk menjaga kehormatan mereka.

"Tetapi pembunuhan dalam kasus Romina Ashrafi adalah salah satu yang mengejutkan negara tersebut dan seluruh dunia."

Jumlah pasti kasus pembunuhan untuk menjaga kehormatan di Iran memang tidak diketahui.

Tetapi, seorang pejabat kepolisian Teheran sebelumnya mengatakan, ada sekitar 20 persen dari seluruh kasus pembunuhan di Iran.

Baca juga: Tersangka Unggah Status Berdoa di Malam Bunuh Gadis Bandung di Hotel, Istri Cuci Baju Eksekusi Suami

Di Asia Selatan, pembunuhan demi kehormatan biasanya mengacu pada seorang wanita, cukup sering terjadi.

Hal ini karena wanita tersebut dianggap telah melanggar norma sosial budaya, komunitas, atau agama.

Tindakan kekerasan biasanya dilakukan oleh kerabat korban sendiri.

Mereka yang beraksi merasa, korban telah mempermalukan atau mencemarkan nama baik keluarga.

Pada Januari 2021, seorang wanita Arab Saudi dibunuh oleh saudara laki-lakinya sendiri karena dia memiliki akun Snapchat, menurut laporan.

Tagar #SaveManalSisterofQamar mulai beredar luas di kalangan pengguna media sosial berbahasa Arab setelah dugaan kejahatan tersebut.

Slogan aktivis tersebut mengacu pada seorang wanita berusia 26 tahun bernama Qamar, yang hilang di provinsi Al-Kharj di Arab Saudi Tengah, pada 19 Januari 2021.

Tubuhnya kemudian ditemukan terkubur di gurun pasir.

Saudara perempuan korban, Manal, mencurigai saudara laki-laki yang berpikiran konservatif melakukan kejahatan tersebut.

Manal menulis tentang keyakinannya secara online.

Dia mengklaim orang-orang tersebut membunuh Qamar karena marah setelah mengetahui dia memiliki akun Snapchat.

Manal dilaporkan ditahan oleh polisi Al-Kharj yang diminta agar berhenti mempublikasikan kematian saudara perempuannya.

Aktivis hak-hak perempuan kemudian membanjiri media sosial dengan tagar pemberontakan dalam upaya untuk menjelaskan polemik pembunuhan tersebut.

Anak Bunuh Ayah Kandung

Kasus yang tidak kalah kejamnya juga sebelumnya terjadi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, yakni anak bunuh ayah kandung. Si pelaku adalah Fera.

Fera tega membacok bapak kandungnya bernama Wajib (50) hingga tewas, Senin (15/2/2021).

Kejadian itu akibat hal sepele, yakni masalah makan sahur.

Fera, yang punya riwayat gangguan jiwa, merasa makanan yang dibuatkan orang tuanya terasa asin. 

Entah mengapa, ia kemudian curiga bahwa sang orang tua hendak meracun.

Ia kemudian mendatangi kerabatnya dan mengajaknya ke rumah. Usai kembali ke rumah, ia mondar-mandir menggerutu sambil memegang sabit, pisau, dan palu.

Secara tiba-tiba, Fera kemudian menghampiri sang ayah, memukul, dan membacoknya menggunakan sabit.

Bacokan itu mengenai kepala bagian belakang-kanan hingga korban jatuh tersungkur tepat di jalan depan rumah. Korban pun meninggal di lokasi.

Hasil pemeriksaan polisi menyebut, ada kemungkinan Fera tega membacok bapaknya karena dendam.

Ia, menurut laporan polisi saat itu, sering merasa dikucilkan akibat gangguan jiwa yang diderita.

Akhirnya, pada Senin (1/3/2021), Fera Setyadi (27), anak bunuh ayah kandungnya tersebut meninggal dunia.

Pria yang diketahui punya riwayat gangguan jiwa itu meninggal seusai menjalani perawatan di RSUD dr Soedomo, Trenggalek.

Kasat Reskrim Polres Trenggalek Tatar Hernawan menjelaskan, sebelum meninggal, Fera sempat menjalani tes kesehatan jiwa dan observasi di RSUD dr Soedomo dan RSJ Lawang.

Usai rangkaian tes kesehatan itu, ia ditahan di Polres Trenggalek sejak Minggu (28/2/2021), atau sehari sebelum ia dilaporkan meninggal.

"Kronologinya, setelah salat subuh, ia jatuh. Setelah ditolong rekannya dan dilaporkan ke petugas piket, dia mengeluh kepalanya sakit," kata Tatar, Senin (1/3/2021).

Polisi, kata Tatar, kemudian memanggil petugas kesehatan untuk memeriksa Fera.

Namun kondisi kesehatannya memburuk, Fera dibawa ke RSUD dr Soedomo.

"Di sana langsung masuk ke ICU (Intensive Care Unit) untuk dilakukan perawatan. Kira-kira satu jam kemudian, ia meninggal dunia," sambung Tatar.

Kabar duka itu kemudian dilaporkan ke keluarganya di Panggul. Tatar bilang, keluarga Fera menerima dan hanya bersedia dilakukan visum luar.

Berdasarkan informasi yang diterima dari keluarga, Fera diketahui punya riwayat penyakit epilepsi. Pihaknya menduga, penyakit ini yang menyebabkan Fera meninggal dunia.

Usai divisum luar, jenazah Fera dibawa pulang ke Desa Kertosono, Kecamatan Panggul untuk dimakamkan.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Seorang Ayah Penggal dan Arak Kepala Putrinya, Membunuh Demi Kehormatan Karena Si Anak Punya Kekasih dan di Sosok.ID dengan judul Mati Tragis Gegara Kepincut Om-om, Gadis 13 Tahun Dipenggal Ayahnya Sendiri yang Tak Sudi Punya Mantu Pria yang 21 Tahun Lebih Tua dari Putrinya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved