Kasus Aktif Covid-19 Ponorogo Samai Surabaya, Kedisiplinan Isolasi Mandiri Rendah
Angka kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Ponorogo menjadi sorotan setelah sempat menjadi yang tertinggi di Jawa Timur.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Ndaru Wijayanto
Reporter: Sofyan Arif Candra I Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Angka kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Ponorogo menjadi sorotan setelah sempat menjadi yang tertinggi di Jawa Timur.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Rahayu Kusdarini menyebutkan penyebab naiknya kasus aktif Covid-19 di Bumi Reog disebabkan oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah tingkat kedisiplinan pasien yang menjalani isolasi mandiri masih rendah.
"Mungkin saja selama isolasi mandiri masih keluar rumah, ini juga bisa meningkatkan penularan," kata Irin, sapaan akrab Rahayu Kusdarini, Senin (8/3/2021).
Untuk menekan angka penularan Covid-19, Satgas Penanganan Covid-19 Ponorogo mewacanakan semua pasien harus menjalani isolasi di Shelter Penanganan Covid-19 selama masih ada tempat tidur yang kosong.
"Sekarang (shelter) belum penuh. Rencana kedepan semua yang positif masuk shelter, tidak boleh isolasi mandiri karena kedisiplinannya kurang, jadi ada wacana kesana," lanjutnya.
Irin menyebutkan kasus Covid-19 ini sangat komplek sehingga membutuhkan kesadaran dari semua pihak.
Mulai dari masyarakat hingga petugas. Baik TNI-POLRI, tenaga kesehatan, satpol PP dan lainnya.
Seperti diketahui, per 7 Maret kasus aktif Covid-19 di Bumi Reog mencapai 219 kasus.
Angka tersebut sama dengan kota besar seperti Surabaya yang juga memiliki jumlah kasus aktif Covid-19 sebanyak 219 kasus.