Mengintip Eks Penjara Koblen Surabaya yang Bakal Jadi Pusat Ekonomi Kreatif
Pagar tembok berlapis bebatuan kukuh mengitari areal sekitar 3 hektare di Kampung Koblen, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya. Setiap sudut terdapat
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Januar
Reporter: Nuraini Faiq | Editor: Januar AS
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pagar tembok berlapis bebatuan kukuh mengitari areal sekitar 3 hektare di Kampung Koblen, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya. Setiap sudut terdapat bangunan menara jaga menempel di pagar kukuh ini.
Menara inilah yang dulu dijadikan tempat pantau dan pengawasan penjara Koblen. Setiap penjuru pagar tedapat menara ini. Selain empat menara itu, ada satu menara utama setinggi sekitar 6 meter.
Saat surya menengok bangunan bersejarah ekspenjara Koblen itu Jumat (26/3/2021), sisa tangga di menara utama itu masih ada. Menara utama ini berada persis di tengah areal Koblen. Terlihat begitu Kukuhnya menara ini.
Baca juga: Soal Anggota Polresta Malang Kota Salah Tangkap Kolonel TNI, Polda Jatim Sebut Ditangani Propam
Lokasi Koblen persis di belakang Kantor.
Meski dibangun pada 1930, Koblen yang tinggal menyisakan pagar dan menara jaga itu terlihat tak lekang oleh zaman. Ornamen bebatuan yang melekat pada pagar mengitari Koblen itu masih utuh.
Nyaris sulit ditemukan pagar ini cuil apalagi keropos. Menara utama di dalam areal penjara itu yang oleh pengelola akan diabadikan sampai kapan pun. Selain pagar besi baja di pintu utama penjara.
"Menara itu ikonik utama Koblen yang masih ada. Selain pagar tembok keliling. Nanti akan kami buat dua replika persis menara utama ini," terang I Wayan Arcana, pengelola Koblen.
Selain pagar tembok dan menara, Rumah Kepala Penjara (semacam kepala Rutan), juga masih utuh berdiri megah. Tempat inilah yang dijadikan markas pengelola.
Sejak 2005, PT Dwi Budi Widjaya berhak atas penguasaan eks penjara Koblen. Bangunan penuh nilai sejarah itu oleh TNI telah ditukar guling. Ini adalah bangunan penjara di era Belanda dan diteruskan di era penjajahan Jepang.
Saat ini tedapat dua pintu utama. Satu pintu untuk akses pasar sayur dan buah. Satunya akses ke Rumah Kalapas. Begitu masuk areal , luasan 3 hektare itu terdapat dua blok ratusan Lapak pedagang sayur dan buah.
Sementara tidak jauh dari rumah Kalapas, berderet puluhan mobil. Bahkan ada juga truk dan bus. Mereka memang titip berbayar atau sewa. Namun Wayan menyebut perlahan nanti ditata.
"Semua akan ditata. Grand design sedang kami buat bersama Tim termasuk Tim Cagar Budaya Trowulan. Brand-nya, Masuk ke Koblen adalah pasar wisata. Jalan-jalan sejarah dan pulang bawa oleh-oleh," tambah Wayan.
Ada juga lembaga pendidikan milik TNI. Semua sudah ada pembicaraan untuk lembaga pendidikan tidak terlalu besar ini dipindah di luar pagar Koblen.
"Kaki akan jadikan Koblen lebih representatif sebagai pasar wisata dan seni. Juga akan jadi sentra ekonomi kreatif UMKM. Variasi kendaraan Kedung Doro akan bepusat di Koblen," terang Wayan.
Ada produk kerajinan tangan. Servis sepatu, penjahit, lukisan, barang antik, batu Akik, dan aneka ragam termasuk bunga.
Ada juga nantinya fasilitas lain yang nanti membuat nyaman pengunjung. Ada musem dan cafe perpustakaan. Juga fasilitas penunjang berupa tempat ibadah masjid dan pura. (Faiq)
Kumpulan berita Surabaya terkini