Ngaji Gus Baha
7 Fakta Unik Gus Baha, Belum Banyak Yang Tahu ini Aslinya
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa disapa dengan Gus Baha dalam suatu pengajian kitab bersama para santri menjelaskan tentang alasan kenapa seseor
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Gus Baha menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan Al Quran langsung dari ayahnya sendiri. Hingga di usia belia, Gus Baha telah mengkhatamkan hafalan Al Quran beserta qiraatnya dengan lisensi ketat sang ayah.
Selama ini karakteristik bacaan dari murid-murid Mbah Arwani memang sangat ketat dalam hal tajwid dan makhorijul huruf.
2. Murid Kesayangan atau Muris Kinasih KH Maimoen Zubair
Selain menonjol dengan keilmuannya, Gus Baha merupakan sosok santri yang dekat dengan kiainya. Oleh ayahnya, Gus Baha memang dititipkan untuk mondok di Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, asuhan KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).
Dalam berbagai kesempatan, Gus Baha sering mendampingi Mbah Moen untuk berbagai keperluan. Mulai dari berbincang santai hingga urusan mencari jawaban atas berbagai persoalan.
Termasuk, menerima tamu-tamu dan para ulama yang berkunjung ke Al Anwar. Gus Baha pun dikenal sebagai salah seorang santri kesayangan Mbah Moen.
Pernah pada suatu ketika Gus Baha dipanggil untuk mencarikan jawaban atas suatu persoalan oleh Mbah Moen. Saking cepatnya jawaban masalah itu ditemukan tanpa membuka dahulu referensi kitab yang dimaksud, Mbah Moen terharu dan berkata, "Iyo ha'... Koe pancen cerdas tenan" (Iya ha'... Kamu memang benar-benar cerdas).”
3. Santri Paling Cerdas
Di Al Anwar ini Gus Baha sangat menonjol dalam ilmu fikih, hadits, dan tafsir. Terbukti, sejumlah amanat penting keilmiahan pernah diembannya selama mondok di Al Anwar, seperti Rois Fathul Mu'in dan Ketua Ma'arif di jajaran kepengurusan Al Anwar.
Saat mondok di Al Anwar ini pula beliau mengkhatamkan hafalan hadits shahih Muslim lengkap dengan matan, rawi, dan sanadnya. Selain shahih Muslim, Gus Baha juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Mu'in dan kitab-kitab gramatika Arab, seperti 'Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik.
Menurut sebuah riwayat, dengan banyaknya hafalan kitab Gus Baha tersebut dirinya sebagai santri pertama Al Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di eranya. Bahkan, tiap-tiap musyawarah yang ia ikuti, pasti akan ditolak oleh kawan-kawannya.
Sebab, ia dianggap tidak lagi berada di level santri umumnya tersebab kedalaman ilmu, keluasan wawasan, dan banyaknya hafalan kitab yang jauh di atas rata-rata santri lainnya.
4. Pilih Belajar di Pesantren
Riwayat pendidikan Gus Baha sebenarnya hanya mondok di pesantren ayahnya di Narukan dan Al Anwar, Sarang, saja. Ia pernah ditawari ayahnya mondok di Rushoifah atau Yaman.
Namun, Gus Baha memilih untuk tetap di Indonesia, berkhidmat pada Madrasah Ghozaliyah Syafi'iyyah di Pondok Pesantren Al Anwar dan pesantrennya sendiri LP3IA.