Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Akhirnya Black Box Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh ke Laut Ditemukan, Setelah 3 Bulan Pencarian

Hampir 3 bulan mencari setelah kecelakaan, kotak hitam atau black box dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berhasil ditemukan.

IST via Tribun Jambi
Ilustrasi - Rute pesawat Sriwijaya Air Jakarta-Pontianak yang hilang kontak lalu terjatuh di Kepulauan Seribu. Hampir 3 bulan mencari setelah kecelakaan, kotak hitam atau black box dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berhasil ditemukan. 

Hal itu kemudian berpengaruh pada mesin pesawat.

"Tenaga mesin atau putaran mesin juga ikut berkurang, sedangkan mesin sebelah kanan tetap," tuturnya.

Kemudian pada pukul 14.38.51 WIB, karena kondisi cuaca, sang pilot, Captain Afwan, kemudian meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat.

Saat itu, ATC memberikan izin kepada sang pilot.

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Jasad Pilot Sriwijaya Teridentifikasi hingga Pekerjaan Asli Tokuda Kakek Sugiono

ATC juga memperkirakan perubahan itu akan menyebabkan pesawat SJ 182 akan bertemu pesawat lain, yang berangkat dari bandara yang sama di Bandara Soekarno-Hatta, dengan tujuan yang sama, yaitu Pontianak.

"Maka SJ 182 diminta berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki," tambah Nurcahyo.

Lalu pada pukul 14.39.47 WIB, pesawat mulai berbelok ke kiri saat melewati ketinggian 10.600 kaki dan berada di 046 derajat.

"Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri bergerak mundur, atau throttle kiri bergerak mundur, yang kanan tetap," kata Nurcahyo lagi.

ATC kemudian memberi instruksi kepada pilot untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki.

Captain Afwan sempat menjawabnya pada pukul 14.39.59 WIB.

"Ini adalah komunikasi terakhir yang terekam di rekaman komunikasi pilot di ATC Bandara Soekarno Hatta," ungkap Nurcahyo.

FDR kemudian merekam bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mencapai ketinggian tertinggi 10.900 kaki pada pukul 14.40.05 WIB.

"Setelah ketinggian ini pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif atau disengage, arah pesawat pada saat itu adalah 016 derajat," kata Nurcahyo.

"Sikap pesawat atau hidungnya mulai naik atau pitch up dan pesawat mulai miring atau roll ke sebelah kiri," kata Nurcahyo.

Baca juga: Temuan Emas & Perhiasan Korban Sriwijaya Air Menyayat Hati Penyelam, Emosional: Dengan Jerih Payah

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved