Dua Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Tulungagung dan Nganjuk, Ada Indikasi Jaringan JAD
Tim Densus 88 Anti Teror menangkap dua terduga teroris di dua wilayah di Jatim. Diantaranya Tulungagung dan Nganjuk.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Ndaru Wijayanto
Reporter ; Syamsul Arifin I Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tim Densus 88 Anti Teror menangkap dua terduga teroris di dua wilayah di Jatim. Diantaranya Tulungagung dan Nganjuk.
Dua terduga ini diduga berkaitan dengan pelaku terorisme di Makassar beberapa waktu lalu.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Repli Handoko membenarkan adanya penangkapan dan penggeledahan itu yang dilakukan, Selasa (30/3/2021) kemarin.
"Bahwa benar telah dilakukan penangkapan terhadap dua terduga teroris oleh Densus 88 dibantu jajaran Polda Jatim, di dua lokasi yang pertama di Tulungagung, kedua di Nganjuk," kata Kombes Gatot, Rabu, (31/3/2021).
Di Tulungagung, Densus 88 mengamankan satu terduga teroris berinisial NMR. Tepatnya di Desa Buntaran, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung.
"Dari terduga teroris diamankan beberapa barang bukti, dua pucuk senpi rakitan," ujarnya.
Kemudian di Nganjuk, Gatot mengatakan, Densus 88 berhasil meringkus satu orang terduga teroris berinisial LAM, dan barang bukti satu buku berjudul 'Fiqih Jihad'.
Dari hasil informasi diterima, Gatot mengatakan, kedua terduga teroris tersebut merupakan jaringan radikal Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Tak hanya itu, berdasarkan keterangan sementara, dua terduga teroris tersebut terindikasi berencana melakukan aksi amaliah di wilayah Jatim.
Keduanya juga disebut berkaitan dengan pelaku teror bom di Makassar.
"Iya ada indikasi amaliah di Jatim. Kaitanya ada dengan kejadian makasar," kata dia.
Kini, Densus 88 bersama Polda Jatim masih mendalami, tujuan aksi amaliah yang direncanakan oleh dua terduga tersebut.
"Tujuan untuk melakukan amaliah, dan saat ini masih dilakukan pengembangandan pendalaman teman Densus Mabes Polri bersama jajaran Polda Jatim," tuturnya.
Gatot menyebut, penangkapan terduga teroris ini merupakan wujud kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat. Ia pun meminta warga Jatim tetap tenang.
"Imbauan kami khusus untuk masyarakat Jatim, menjalankan kegiatan tetap biasa dan tenang dan sama sama menjaga kamtibmas," ucapnya.
Ia berharap elemen masyarakat, mulai RT, RW dapat menjaga kamtibmas dan memberikan informasi kepada kepolisian, bila menemukan hal-hal terkait gangguan kamtibmas.