Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kapal Selam Nanggala Hilang

Muncul Jejak Terakhir Korban KRI Nanggala Hilang, Fakta di Balik Tumpahan Minyak, Keluarga: Doain

Tumpahan minyak KRI Nanggala yang hilang kontak ternyata menjadi jejak terakhir para korban yang hingga saat ini masih misterius.

Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
IST via TribunJateng
Inilah kondisi batas waktu penumpang KRI Nanggala 402 bisa selamat setelah hilang kontak kemarin. 

Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Sudarma Adi

TRIBUNJATIM.COM - Inilah ternyata jejak terakhir korban KRI Nanggala 402 yang hilang secara misterius di Laut Bali.

Ada fakta terselubung di balik kemunculan tumpahan minyak di Laut Bali yang ditemukan.

Hingga Jumat pagi (23/4/2021) saat ini, belum dapat diketahui benar dimana saat ini kapal selam buatan Jerman tersebut.

Pakar akhirnya mengungkap fakta-fakta mengejutkan soal tumpahan minyak yang ditemukan di atas laut.

Saat ini, keluarga para korban yakni awak kapal berjumlah 53 orang itu harap harap cemas.

Baca juga: Batas Waktu Penumpang KRI Nanggala Bisa Selamat, Sebelum Oksigen Habis, Komunikasi Terakhir Dikuak

KRI Nanggala 402 yang hilang di laut bali
KRI Nanggala 402 yang hilang di laut bali (Tribunnews.com)

Tumpahan minyak yang ditemukan di sekitar lokasi dugaan hilang kontaknya Kapal Selam KRI Nanggala 402 bisa menjadi petunjuk sangat penting.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menduga ada dua kemungkinan terkait tumpahan minyak di Perairan Bali di dekat lokasi kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak, Rabu (21/4/2021).

Kemungkinan tersebut, kata Yudo, muncul karena hingga Kamis (22/4/2021) siang keberadaan kapal tersebut belum terdeteksi.

Satu di antaranya Yudo menduga ABK KRI kapal selam KRI Nanggala 402 sengaja membuang bahan cair di dalam kapal selam.

Baca juga: Batas Waktu Penumpang KRI Nanggala Bisa Selamat, Sebelum Oksigen Habis, Komunikasi Terakhir Dikuak

Inilah kondisi batas waktu penumpang KRI Nanggala 402 bisa selamat setelah hilang kontak kemarin.
Inilah kondisi batas waktu penumpang KRI Nanggala 402 bisa selamat setelah hilang kontak kemarin. (IST via TribunJateng)

Bahan cair tersebut, kata Yudo, antara lain berupa oli atau minyak. Bahan cair tersebut, kata dia, dibuang untuk mengurangi berat kapal selam sehingga kapal tersebut bisa melayang di kedalaman 50 sampai 100 meter.

Hal itu dikuatkan dari temuan magnetometer RI Pulau Rimau yang menemukan suatu zat berdaya magnet tinggi di kedalaman 50 sampai 100 meter di Perairan Bali.

"Ada kemungkinan apabila itu masih bis melayang di kedalaman 50 sampai 100 kemungkinannya ABK-nya membuang bahan cair yang ada di situ. Di situ ada oli, ada minyak, dibuang, harapannya ini untuk mengapungkan, meringankan berat kapal selam tersebut sehingga kondisinya bisa melayang," kata Yudo saat konferensi pers pada Kamis, sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (22/4/2021).

Kemungkinan kedua, kata dia, tangki bahan bakar retak dan bocor.

Hal tersebut kemudian membuat kapal selam tersebut menjadi black out dan tenggelam hingga kedalaman 500 sampai 700 meter.

"Kemungkinan tersebut adalah, pertama, tankinya memang mengalami keretakan sehingga bocor karena dia masuk ke dalam, terus kemudian kondisi blackout, masuk ke dalam terus dengan kedalaman kurang lebih 500 sampai 700, ini bisa retak," kata Yudo.

Kapal selam produksi Jerman tahun 1977 itu ditengarai mengalami black out atau mati listrik total saat penyelaman sehingga kapal tersebut diperkirakan jatuh di kedalaman sekitar 600-700 meter dari permukaan laut.

Di dalam kapal tersebut, terdapat 53 awak kapal yang terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal.

Upaya pencarian pun masih terus dilakulan.

Bantuan dari negara sahabat juga segera datang, yakni MV Swift Rescue dari Singapura yang rencananya tiba pada 24 April 2021 dan MV Rescue Mega Bakti dari Malaysia yang akan tiba 26 April 2021.

Baca juga: Balasan Ayu Ting Ting Disindir Luna Maya ‘Tua’, Imbas Si Biduan Nyenggol Duluan, Sampai Pada Terdiam

Terbaru, keluarga memang sangat harap harap cemas mendengar bagaimana kabar terbaru dari anggota mereka yang menjadi korban hilangnya KRI Nanggala 402.

Keluarga korban menyampaikan rasa kesedihannya saat ditemui awak media.

Seperti pantauan TribunJatim.com dari laporan wartawan Kompas.com, keluarga masih terus berdoa.

Bahkan, mereka juga meminta doa kepada semua masyarakat Indonesia agar KRI Nanggala-402 segera ditemukan.

Momen tersebut misalnya tampak dari cerita Berda Asmara, dosen UNUSA yang harap harap cemas kondisi terkini sang suami.

Serda Mes Guntur Ari Prasetya merupakan Juru Diesel di KRI Nanggala-402.

Terakhir kali Berda Asmara bertemu suaminya pada Senin (19/4/2021).

Saat itu, seperti biasanya, sebelum bertugas, suaminya terlebih dulu mengantarkan Berda ke rumah orangtuanya dan berpamitan.

Potret Serda Mes Guntur Ari Prasetyo dan istri - serta foto KRI Nanggala 402.
Potret Serda Mes Guntur Ari Prasetyo dan istri - serta foto KRI Nanggala 402. (TRIBUNJATIM.COM/Bobby Koloway dan KOMPAS.com CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO)

Seperti biasa, pamitan mau berangkat layar, cuma bilang doain selamat dek," cerita Berda, dengan suara terbata-bata, seperti dilansir dari Surya.co.id, Kamis (22/4/2021).

Berda mengungkapkan, tidak ada firasat atau aktivitas yang berbeda dari suaminya sebelum kapal selam itu hilang kontak.

Sebelum berangkat suaminya sudah berada di rumah selama lima hari karena baru selesai berlayar.

"Setiap pulang suami selalu menanyakan kabar saya dan anak selama ditinggal, bercanda gurau," ungkap dia.

Berda tak dapat menahan tangisnya saat mengingat sosok suaminya yang sangat perhatian dan penyayang itu.

Selama tidak berlayar, suaminya selalu memanfaatkan waktu maksimal dengan keluarga.

Ikuti terus update terbaru soal hilangnya kapal KRI Naggala 402 dan berita viral lainnya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved