Ramadan 2021
Bacaan Niat Itikaf Menyambut Lailatul Qadar Ramadan 2021, Kemuliaan 1000 Bulan, Ini Tata Caranya
Berikut niat dan tata cara itikaf di masjid untuk mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar.
Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Pada 10 hari terakhir Bulan Ramadan, biasanya dimanfaatkan umat Islam untuk muhasabah diri maupun itikaf di masjid.
Sebab, pada 10 hari terakhir Bulan Ramadan ada satu malam istimewa yakni malam Lailatul Qadar.
Meski tak ada satu pun yang tahu kapan malam Lailatul Qadar akan mendatangi hamba Allah, tetapi kedatangannya bisa dijemput dengan beberapa amalan termasuk itikaf.
Adapun itikaf merupakan amalan sunnah yang dikerjakan dengan cara berdiam di dalam masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah niat dan tata cara itikaf di masjid untuk mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar.
Baca juga: Bacaan Doa 10 Hari Terakhir Ramadan 2021, Teks Arab dan Arti, Lengkap Cara Meraih Lailatul Qadar
Bacaan niat itikaf
Melaksanakan itikaf harus disertai dengan niat.
Niat itu yang menjadi pembeda seseorang sedang beritikaf atau tidak, meskipun sama-sama berada di masjid.
Berikut niat itikaf :
نَوَيْتُ الْإِعْتِكَافَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul i’tikaafa sunnatal lillaahi ta’aalaa
Artinya: Aku berniat itikaf, sunnah karena Allah Ta’ala.

Waktu pelaksanaan itikaf
Dilansir dari Banjarmasin Post 'Tata Cara Itikaf Menyambut Lailatul Qadar Ramadhan 2021, Jemput Kemuliaan 1.000 Bulan',
Waktu itikaf dimulai ketika matahari terbenam pada malam ke-21 (atau ke-20 jika Ramadannya 29 hari) hingga habis Ramadan, yakni saat matahari terbenam pada malam Hari Raya Idul Fitri.
Lebih diutamakan jika ia meneruskan hingga salat Idul Fitri dan baru meninggalkan masjid setelah salat Idul Fitri.
Waktu itikaf sunnah suka rela atau tidak dibatasi.
Menurut mazhab Hanafi dan Hanbali, meskipun waktunya singkat, seseorang yang berdiam diri di masjid dengan niat itikaf maka itu termasuk itikaf.
Baca juga: Cara Meraih Malam Lailatul Qadar, Simak Penjelasan Quraish Shihab dan Persiapan Diri Menyambutnya
Namun menurut mazhab Maliki, waktu beritikaf minimal adalah sehari semalam.
Menurut mazhab Syafi’i, waktu itikaf minimal adalah bisa disebut menetap atau berdiam diri di masjid, yaitu lebih panjang dari ukuran waktu tuma’ninah saat ruku’ atau sujud.
Jadi menurut mazhab Syafii, Hanafi dan Hanbali, seseorang yang itikaf satu jam atau bahkan hanya setengah jam pun boleh.
Berdasarkan penjelasan tersebut, bagi yang tidak bisa beritikaf penuh pada 10 hari terakhir Bulan Ramadan, ia bisa beritikaf sebagiannya, seperti datang ke masjid menjelang salat Isya dan beritikaf sampai subuh.
Bisa juga datang ke masjid beberapa jam sebelum salat subuh dan beritikaf sampai Subuh atau pagi hari.
Baca juga: Tanda-tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadan, Simak Ciri Alamnya dan Cara Meraih
Syarat itikaf
Orang yang diperbolehkan melaksanakan itikaf tentunya mempunyai syarat tertentu.
Berikut syarat itikaf :
1. Beragama Islam
Itikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang kafir.
2. Berakal sehat atau tamyiz
Itikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang gila dan sejenisnya.
Itikaf juga tidak sah jika dilakukan oleh anak kecil yang belum mumayyiz.
3. Bertempat di masjid
Itikaf tidak sah jika dilakukan di rumah.
Kecuali menurut mazhab Hanafi yang membolehkan wanita beritikaf di mushala rumahnya.
4. Suci dari hadats besar
Itikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang yang sedang junub, haid atau nifas.
Bahkan mereka dilarang berada di dalam masjid.
5. Izin suami bagi istri
Menurut mazhab Hanafi, Syafii dan Hambali, seorang istri tidak sah beritikaf tanpa izin dari suaminya.
Sedangkan Rukun Itikaf hanya ada dua, yakni niat Itikaf dan tinggal (berdiam diri) di masjid.
Jika tidak berniat beritikaf, maka meskipun ia berada di masjid, keberadaannya bukanlah Itikaf.
Demikian pula sebaliknya, eorang yang berniat beritikaf tapi ia tidak berada di masjid, maka itu bukan itikaf.
Umat muslim yang berniat melaksanakan Itikaf harus menyibukkan diri dengan ibadah sebisa mungkin, siang dan malam, berupa sholat, dzikir, tilawah dan ibadah lainnya.
Baca juga: Bolehkah Wanita Itikaf di Masjid 10 Hari Terakhir Ramadan? Berikut Hukumnya, Ada 3 Syarat Penting
Keutamaan itikaf
Itikaf mampunyai berbagai keutamaan.
1. Mendapat Pahala
Orang yang melaksanakan itikaf akan mendapatkan pahala setiap saat.
Sebab, diamnya di masjid dalam rangka mendekatkan diri pada Allah SWT.
Saat terjaga, ia mengisi waktunya dengan shalat, tilawah, dzikir, berdoa, bermunajat, tadabbur, tafakkur atau mengkaji ilmu.
Bahkan dalam kondisi tidur pun, orang yang beritikaf mendapatkan pahala yang besarnya tidak bisa didapatkan oleh orang yang tidur di rumahnya.
Sebab tidurnya itu termasuk rangkaian itikaf.
2. Meraih Lailatul Qadar
Orang yang itikaf di 10 hari terakhir Bulan Ramadan, insya Allah akan mendapatkan Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar turun pada malam ganjil pada 10 hari terakhir Bulan Ramadan.
Orang yang itikaf di masjid akan merasakan hadirnya Lailatul Qadar.
Bahkan seandainya orang yang beritikaf itu sedang tertidur dan hanya bangun sebentar pada malam Lailatul Qadar, Insya Allah ia tetap mendapat Lailatul Qadar karena tidurnya merupakan rangkaian itikaf dan berpahala
3. Meningkatkan Kesungguhan dalam Beribadah
Orang yang melaksanakan itikaf dapat meningkatkan kesungguhan dalam beribadah.
Aisyah menceritakan, “Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim).
4. Terhindar dari Perbuatan Maksiat
Orang yang itikaf di masjid akan terjaga dari perbuatan maksiat.
Itikaf ikut menjaga shaum seseorang dari perbuatan-perbuatan dosa, walau kecil sekalipun.
Itikaf dapat mencegah keinginan untuk melakukan kemaksiatan, serta mendidik berlaku sabar dalam menghadapi segala bentuk kemaksiatan.
5. Perenungan Tentang Hidup
Orang yang melaksanakan itikaf juga bisa merenung banyak hal tentang hidup.
Berada di dalam masjid membuat kita terkondisikan untuk mengingat Allah dan mengingat segala kebesarannya.
Untuk itu, kita akan mengingat bahwa dalam hidup banyak sekali dosa-dosa dan kesahalan baik yang disengaja ataupun tidak.
Untuk itulah Allah memberikan kita kesempatan itikaf salah satunya untuk mengingat dan merenungi kehidupan.
Perenungan saat Itikaf di Bulan Ramadan ini juga bisa tentang masalah dunia dan akhirat, masalah kebahagiaan, masalah kesalahan di masa lalu, apa yang sudah kita lakukan dan apa yang sudah kita lalaikan.