Berita Surabaya
Waspada Varian Baru Covid-19, Sudah Vaksin Masih Bisa Terpapar, Kuncinya Tetap Protokol Kesehatan
Penjelasan dr Fauqa Arinil Aulia soal varian baru Covid-19. Sudah divaksin bisa terpapar. Kuncinya tetap protokol kesehatan.
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Hefty Suud
Reporter: Febrianto Ramadani | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Spesialis Patologi Klinik Penanggung Jawab RSLI, dr Fauqa Arinil Aulia menyebut, seseorang yang sudah divaksin masih bisa terpapar virus Corona ( Covid-19 ).
Menurutnya, vaksin untuk saat ini masih tahap penelitian.
"Efikasinya diketahui sekitar 60 sampai 90 persen. Berarti masih ada celah ketika imunitas yang terbentuk tidak sesuai dengan yang diharapkan," terangnya
"Kuncinya itu tetap protokol kesehatan masker, jaga jarak, cuci tangan, menghindari kerumunan. Apalagi dengan varian yang baru ini. Varian of High Consequence yang belum diketahui apakah sudah ada di tempat lain, terdeteksi atau tidak yang dipantau oleh WHO, makanya tetap harus waspada. Padahal varian ini terhadap vaksin yang sudah ada saat ini bisa menimbulkan efek imunitas yang tidak terbentuk," lanjutnya menjelaskan.
Baca juga: Forkopimda Trenggalek Imbau Tradisi Kupatan Tak Digelar Besar-besaran, Hindari Klaster Baru Covid-19
Menurutnya, yang dicurigai adalah penularannya dalam waktu yang cepat dan luas.
Virus baru ini berasal dari seseorang yang melakukan perjalanan luar negeri. Lalu menginfeksi kelompok usia yang sebelumnya tidak rentan
"Jadi kalau sebelumnya anak-anak jarang kasusnya. Sekarang banyak anak-anak yang terpapar. maka patut dicurigai. Kemudian sudah divaksin tapi terpapar. Serta seseorang yang terpapar bisa terpapar lagi dengan varian virus yang baru. Dan pasien dengan komorbid berat infeksi menular, pasien Covid dengan komorbid itu juga perlu diselidiki apakah ada mutasi atau tidak," jelasnya.
Selama ini, kata Dokter Fauqa, alat PCR yang direkomendasi WHO bulan september 2020 menggunakan 3 target gen.
Kalau terjadi mutasi membutuhkan alat pcr yang mendeteksi 4 target gen. Menurutnya, rumah sakit atau klinik biasanya melakukan tes PCR dulu baru dirujuk.
Baca juga: Lansia di Trenggalek Mulai Divaksin, Prioritas Bagi yang Tinggal di Daerah Kasus Covid-19 Tinggi
"Yang perlu diwaspadai WHO sama seperti ketika ada Varian of High Sequence, terjadi mutasi virus yang merubah sifat aslinya. Sehingga PCR yang sekarang tidak bisa mendeteksi keberadaan virus,"ungkapnya.
Pemeriksaan virus varian baru, tuntas Dokter Fauqa, membutuhkan waktu dua minggu untuk mengetahui hasilnya. Tergantung kecepatan laboratorium Balitbangkes.
Untuk saat ini total data Pekerja Migran Indonesia yang masuk di Jatim sebanyak 9278, dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Kemudian jumlah pasien pekerja migran indonesia yang dirawat 32 orang.
Berita tentang Surabaya
Berita tentang virus Corona