Berita Lumajang
Inspiratif, Dulu Sungai Kumuh Kini Jadi Spot Nongkrong Favorit di Lumajang
Sejuk dan asri itu lah kesan pertama menginjakkan kaki di Sungai Kali Sejuk. Sungai yang masuk kawasan Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko bukanlah
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Januar
Reporter: Tony Hermawan | Editor: Januar AS
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Sejuk dan asri itu lah kesan pertama menginjakkan kaki di Sungai Kali Sejuk.
Sungai yang masuk kawasan Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko bukanlah sembarang sungai. Sungai ini belakangan terkenal karena dijadikan salah satu tempat nongkrong paling hits di Lumajang.
Faktor paling kuat yang menjadikan sungai di Desa Purwosono banyak dikunjungi lantaran di sana banyak cafe-cafe berkonsep sederhana dan homy. Apalagi
elemen arsitekturnya hanya terdiri dari bilik-bilik bambu, kursi-kursi kayu dan berlantai tanah. Bahkan ada juga spot nongkrong yang sengaja ditempatkan pas di atas aliran sungai.
Kesan alami pun bertambah ketika melihat sekeliling bambu-bambu dibiarkan tumbuh liar, mirip semak belukar. Wajar bagi mereka yang sudah penat dengan rutinitas pekerjaan kawasan ini menjadi tempat nyaman untuk dikunjungi.
Tapi siapa sangka, setahun lalu
wajah Kali Sejuk hanyalah tempat kumuh biasa. Warga sekitar biasa memanfaatkan aliran untuk tempat pembuangan sampah, memandikan hewan ternak, hingga tempat buang air besar.
Hendrik Kepala desa setempat bercerita, awal mula ide menjadikan Kali Sejuk sebagai spot nongkrong bermula adanya intervensi pemerintah setempat yang mengharuskan setiap desa wajib menerapkan sanitasi bersih dan berstandart.
Namun, katanya, saat awal-awal dulu dirinya sulit mengajak warga hidup bersih, utamanya tidak buang hajat sembarangan. Hingga, tepatnya akhir Februari lalu dirinya mengajak warganya bergotong-royong membersihkan sampah-sampah yang menumpuk di Kali Sejuk.
"Lah ternyata setelah dibersihkan kok kami melihat kawasan ini sangat potensial dibuat ruang terbuka hijau akhirnya kami buat warung-warung di sini," katanya.
Hendrik mengakui, semenjak kali sejuk dijadikan spot nongkrong kali lumayan bisa mengangkat perekonomian warga. Sebab, warga yang punya lahan di plesengan sungai diizinkan membuka warung tanpa ditarik biaya sepersen pun.
Baca juga: Jembatan Mrican Kediri Peninggalan Belanda Dibongkar, Ini Ritual yang Dilakukan Pekerjanya
Manfaat lain juga dirasakan oleh warga lain yang tidak mempunyai lahan sekitar sungai. Mereka menarik keuntungan dari parkir kendaraan pengunjung.
Sementara itu, Slamet pemilik warung kopi di kawasan tersebut mengaku merasakan betul manfaat Kali Sejuk setelah berubah wajah.
Ia yang dulunya bekerja sebagai buruh tani, sehari hanya bisa mengantongi Rp 25 ribu saja. Tapi sekarang setelah membuka warung kopi, sehari dia bisa memegang uang Rp 800- 1 juta dari hasilnya jualan.
"Kadang kursi di sini sampai gak cukup sangking banyaknya pengunjung yang datang," ungkapnya.
Noufal satu di antara pengunjung mengatakan, dirinya mengetahui spot nongkrong di Kali Sejuk lewat sosial media.