Hukum dan Kriminal
Menikah Baru 2 Minggu, Pasutri Tewas Bareng di Ranjang, Mertua Syok Dobrak Kamar, Cuma 1 Alat Bukti
Tragedi sepasang suami istri tewas bareng di ranjang jadi sorotan, padahal keduanya baru menikah 2 minggu, mertua begitu syok saat mendobrak kamar
Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Pasangan suami istri baru menikah dua minggu mendadak membuat geger keluarga dan warga sekitar.
Pasalnya, si pasangan suami istri ditemukan bersimbah darah di ranjang kamar.
Pasutri tewas bareng di ranjang dengan hanya satu alat bukti.
Seolah sehidup semati, hingga saat ini pihak kepolisian masih terus menyelidiki penyebab kematian.
Kejanggalan suara rintihan menjadi awal mula mertua merasa ada yang aneh di dalam kamar pasutri.
Baca juga: TRAGIS Menantu Bacok Mertua hingga Tewas, Dihalangi Rujuk dengan Istri, Anak Tiri Ikut Jadi Korban

Betapa terkejut sang ayah mertua saat mendapati anak dan menantunya bersimbah darah di atas ranjang.
Peristiwa ini seperti dikutip TribunJatim.com dari Serambinews.com, terjadi di Dusun Peutuha Bahron, Desa Cot Jabet, Kecamatan Gandapura Bireuen, Aceh.
Baru 14 hari menikah, pasangan pengantin baru ini mewujudkan janjinya kepada Tuhan untuk sehidup semati.
Pengantin baru bernama Kartini (34) dan Abdul Karim (33) meninggal dunia bersamaan di hari yang sama, Kamis (3/5/2021).
Baca juga: Viral Video Pasutri di Tuban Kompak Curi Handphone, Sang Istri Beraksi Sambil Gendong Anak Balita
Kepada kepolisian, ayah Kartini, M Hasan menceritakan kronologi penemuan mayat putri dan menantunya, Abdul Karim.
Pada Kamis pukul 04.00 WIB, Hasan dan istrinya Ti Hasanah yang sedang berada di ruang tamu mendengar suara aneh dari kamar putri dan menantunya.
Sang putri, Kartini disebutkan Hasan seperti merintih dan mengigau dari dalam kamar.
"Ayah, ayah," begitu suara rintihan Kartini dari dalam kamar.
Baca juga: Terjerat Utang Bank Titil, Pasutri Magetan Bobol Warung & Gondol Tabung Gas, Kepergok, Ancam Korban

Ketika mendengar panggilan dari anaknya, Hasan kemudian mendekati kamar anaknya yang tergolong luas itu.
Beberapa kali mengetuk pintu kamar, menantunya, Abdul Karim pun cuma menjawab bahwa korban hanya sedang mengigau.
Tak curiga, Hasan kembali dan duduk di ruang tamu bersama istrinya.
Sekitar 10 menit kemudian, M Hasan Ali tidak mendengar suara apa-apa lagi dari dalam kamar tersebut.
Curiga dengan kondisi tersebut, Hasan pun keluar rumah dan mendobrak jendela kamar korban.
Dengan senter di tangan, Hasan melihat banyak darah di leher suami anaknya (Abdul Karim).
Melihat anak dan menantunya berlumuran darah, Hasan bergegas memberitahukan tetangga dan keluarga lainnya.
“Saat itu saya mendengar suara seperti orang mengigau, saya ke pintu dan meminta pintu dibuka, pintu tidak dibuka, saya keluar dan merusak jendela.
Ketika saya lihat saat saat menyenter, banyak darah di leher anak saya dan suami anak saya,” ujar Hasan.
Baca juga: Petaka Pasutri Berhubungan Intim Outdoor, Sapi Datang Mendadak hingga Masuk RS: Kista sampai Pecah

Ibu korban lalu memberitahukan kejadian tersebut kepada Musnaidir, salah seorang keluarga dekat mereka.
Selanjutnya Musnaidir datang ke rumah dan langsung mendobrak pintu kamar.
Korban memang sudah dalam kondisi tak bernyawa saat phak keluarga berhasil masuk ke dalam kamar.
Sedangkan pelaku masih bernafas (sekarat), tapi tidak lama kemudian meninggal dunia.
Baca juga: Polisi Periksa Bocah SMA Penabrak Pasutri di Jalan Dharmahusada Surabaya, Belum Ada Tersangka
Pasca penemuan jasad sepasang pengantin di kamar, pihak Kapolsek Gandapura berkordinasi dengan Kasat Reskrim, Kaur Ident, Kanit Pidum serta Tim Opsnal.
Kemudian Kapolsek Gandapura beserta anggota dan Kasat Reskrim beserta anggota mendatangi TKP.
Setibanya di TKP ditemukan korban dan pelaku sudah meninggal dunia, selanjutnya dilakukan tindakan kepolisian berupa olah TKP, pencarian saksi, bukti maupun petunjuk.
Hasil penyelidikan sementara ini kasus tindak pidana pembunuhan.
Adhit mengatakan, dari hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pelaku Abdul Karim melakukan pembunuhan terhadap korban diduga dengan cara menggorok leher korban dengan menggunakan silet SDI.
Setelah istri dipastikan meninggal dunia, kemudian pelaku memutuskan untuk bunuh diri.
Abdul Karim juga menggorok leher dirinya sendiri hingga meninggal dunia menggunakan silet SDI tersebut.
Keduanya terkapar bersimbah darah di atas ranjang.
Menyangkut motif kasus tersebut, Kasat Reskrim Polres Bireuen menduga adanya masalah rumah tangga.
“Menyangkut motif mungkin ada masalah rumah tangga,”ujar AKP Fadila Adhit Pratama.
Dugaan pembunuhan ini diungkapkan polisi setelah mengamankan sejumlah barang bukti atau BB.
Adapun barang bukti yang diamankan satu buah silet berbekas darah, satu unit HP merek Samsung warna putih dan satu HP merek Oppo warna ungu.
Selain itu, diamankan pula satu sachet bekas obat kuat, beberapa butir diduga obat kuat warga cokelat bentuk bulat dan beberapa butir diduga obat kuat warna hitam bentuk lonjong.
“Barang bukti sudah disita dan diamankan ke Polres Bireuen,” kata Kapolres Bireuen AKBP Taufik Hidayat SH SIK MSi melalui Kasat Reskrim AKP Fadila Adhit Pratama SIK.
Baca juga: Detik-detik Pasutri Ketimpa Longsor di Piket Nol Imbas Gempa, Suami Meninggal di TKP, Istri Nyusul
Mengetahui fakta ternyata putrinya, Kartini dibunuh lebih dulu oleh suaminya, Abdul Karim sontak membuat Hasan syok tak menyangka.
Diakui Hasan, dua pekan lalu, kedua pasangan pengantin ini baru saja menggelar acara resepsi pernikahan mereka di kediaman rumah Kartini.
Rencananya, dalam waktu dekat ini, keduanya akan melanjutkan prosesi adat pernikahan lainnya, yaitu acara pesta pernikahan di kediaman mempelai pria (intat dara baro).
Namun sayang, sebelum acara itu dilangsungkan, kedua pengantin baru ini sudah meninggal dunia di dalam kamar rumah orang tua Kartini dengan luka gorokan di leher.

Saat ini mayat korban dan pelaku sudah dibawa ke Puskesmas Gandapura untuk dilakukan visum et repertum bagian luar.
Direktur RSUD dr Fauziah Bireuen, dr Amir Addani M Kes mengatakan, kedua korban dibawa dari Gandapura dan akan di visum oleh dokter forensik.
Kedua mayat dibalut plastik di kamar mayat rumah sakit tersebut, tim dari Polsek Gandapura, Polres Bireuen sudah turun ke rumah korban dan sudah memasang police line di rumah tersebut.
Kapolres Bireuen, AKBP Taufik Hidayat SH SIK dan anggotanya serta Kapolsek Gandapura, Ipda Safrizal Ariga SH bersama anggotanya sudah turun ke rumah korban.
Kapolres Bireuen AKBP Taufik Hidayat SH SIK MSi melalui Kasat Reskrim AKP Fadila Aditya Pratama SIK kepada Serambinews.com, mengatakan tim sedang melakukan penyelidikan di lokasi kejadian.
"Kami sedang menyelidiki, memintai keterangan dari sejumlah saksi," ujarnya.