Berita Kediri
Diguncang Pandemi Covid-19, Warga Kota Kediri Sukses Bangun Pertanian Hidroponik di Belakang Rumah
Diguncang Covid-19, Imam Zarkasyi sukses bangun pertanian hidroponik di belakang rumahnya di Kelurahan Banjarmlati, Kota Kediri.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Hefty Suud
Reporter: Didik Mashudi | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pandemi virus Corona ( Covid-19 ) telah memunculkan ide bisnis baru bagi Imam Zarkasyi.
Bisnis yang punya prospek bagus tersebut adalah pertanian hidroponik yang dikelolanya secara modern di Kelurahan Banjarmlati, Kota Kediri.
Malahan bisnis pertanian hidroponik yang baru dirintis Imam Zarkasyi dalam waktu setahun telah mampu memasok berbagai sayuran segar hidroponik ke sejumlah pasar swalayan dan restoran terkemuka di Kediri dan Surabaya.
Imam Zarkasyi sebelumnya menjadi salah satu korban terdampak akibat pandemi Covid-19.
Profesinya sebagai konsultan teknisi mekanik peremajaan mesin juga ikut terdampak pandemi.
Baca juga: 7 Zodiak Diprediksi Bisnisnya Moncer Besok Rabu, 9 Juni 2021: Libra, Aries hingga Aquarius
Namun Imam Zarkasyi segera menemukan ide untuk beralih bisnis mengelola pertanian hidroponik secara modern yang berlokasi di belakang rumahnya.
Dipilihnya pertanian hidroponik karena tidak butuh lahan yang begitu luas serta masih belum banyak yang menggeluti. Sementara pasar sayuran hidroponik semakin meningkat.
Karena yang dipilih pertanian hidroponik salah satu yang harus dibangun adalah bangunan green house tempatnya untuk berkebun.
Di tempat green house itulah berbagai jenis sayuran hidroponik dibudidayakan. Sayuran yang dibudidayakan seperti bayam merah, bayam Brazil, kangkung, selada dan sawi.
Produk sayuran hidroponik yang dihasilkan telah banyak memasok pasar swalayan dan restoran terkemuka di Kota Kediri dan Surabaya.
"Agro Farm ini memang lahir karena Pandemi Corona. Kita harus banyak beraktivitas di rumah, sehingga kita bangun kebun hidroponik ini," ungkap Imam Zarkasyi kepada tribunjatim, Selasa (8/6/2021).
Supaya hasil sayuran hidroponik laku di pasaran kemudian mengembangkan berbagai jenis varietas sayuran seperti sawi, selada, bayam merah dan bayam Brazil. Sedangkan buah yang dicoba untuk dibudidayakan buah melon.
"Kami merasakan tumbuh cukup pesat pasar sayuran hidroponik. Mungkin karena kesadaran masyarakat dengan barang yang bersih dan berkualitas juga semakin tumbuh," ungkapnya.
Baca juga: Jagoan Tani, Program Bupati Banyuwangi Ajak Anak Muda Geluti Pertanian, Berhadiah Ratusan Juta
Terlebih sejumlah sayuran hasil pertanian hidroponik banyak disukai dan cocok untuk masakan oriental. Sehingga meski harganya lebih mahal tetap dicari.
Di antaranya, selada sioma, sawi pakcoi, sawi Thailand, sawi caisim yang banyak digunakan menu masakan oriental.
Sedangkan untuk buah melon saat ini masih dalam taraf uji coba dan hasilnya bakal diketahui bulan depan.
"Kami masih uji coba varian mana yang unggul dan secara ekonomi hasilnya lebih bagus," jelasnya.
Dengan melihat semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam hal kesehatan dan meningkat taraf ekonomi, sayuran hidroponik pasarnya bakal semakin bagus.
"Setelah pandemi Corona pertumbuhan ekonomi akan lebih stabil. Sehingga orang akan membutuhkan makan yang lebih enak lagi," ungkapnya.
Selain itu dengan bertanam secara hidroponik telah dapat diperkirakan kapan masa panen sayuran dengan presisi.
Termasuk sistem irigasi hidroponik telah dirancang secara modern.
Kapan waktu pengairan serta asupan dan nutrisi pemupukan disalurkan melalui jaringan pipa paralon telah terjadwal waktunya.
Berita tentang Jawa Timur
Berita tentang Kediri