Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Arema

Kisah Singgih Pitono Bersama Arema: Jadi Penghangat Bangku Cadangan Hingga Raja Gol di Era Galatama

Asisten pelatih Arema FC, Singgih Pitono menceritakan perjuangannya menyabet gelar dua top skorer di era Galatama.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Taufiqur Rohman
TRIBUNJATIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA SAKTI
Assisten Pelatih Arema FC, Singgih Pitono 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Dya Ayu

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Asisten pelatih Arema FC, Singgih Pitono mengungkapkan usahanya yang tak mudah untuk bisa jadi top skorer dua musim berturut-turut saat membela Arema di era Galatama.

Menurut Singgih, sebelum menjadi top skorer Galatama 1991-1992 (21 gol) dan Galatama 1992-1993 (16 gol), ia pernah menjadi pemain penghangat bangku cadangan selama dua tahun.

"Saat gabung Arema FC, saya jadi pemain yang paling muda, kelas 3 SMA kayaknya. Itu tidak mudah, penuh perjuangan dan hampir putus asa, karena di Arema saat itu banyak pemain level nasional."

"Saya masih adaptasi. Tidak mudah adaptasi dengan karakter main Arema yang keras dan cepat. Butuh proses dua tahun untuk itu."

"Sehingga selama dua tahun itu saya berada di bangku cadangan terus, sebelum akhirnya bisa jadi top skorer selama dua kali berturut turut," kata Asisten Pelatih Arema FC, Singgih Pitono, Kamis (5/8/2021).

Baca juga: Catatan Penting Arema FC Usai Ikuti Manager Meeting Liga 1 2021

Lebih lanjut Singgih mengatakan, ada hal sepanjang karirnya saat jadi pemain bangku cadangan yang tak ia lupakan sampai sekarang, yakni ketika sudah pemanasan lama di pinggir lapangan, namun hanya diberi waktu bermain sangat singkat.

"Di saat jadi cadangan, saya pernah pemanasan 30 menit, tapi ketika pertandingan kurang satu menit saya baru dimainkan. Tapi tidak masalah, dari situ saya terus berjuang. Itu jadi sejarah yang tidak bisa saya lupakan," jelasnya.

Bagi pemain asal Tulungagung itu, prestasi yang ia raih saat itu dan kini, merupakan hasil kerja keras dan tekadnya untuk tidak putus asa meski berada di bangku cadangan bertahun-tahun.

"Ini semua berkat kemauan dan tekad. Jadi pemain depan itu harus punya tekad biar bisa jadi top skorer, dan bagaimana harus bisa dipanggil Timnas. Alhamdulillah dua duanya sudah saya rasakan," ujar Singgih.

Baca juga: Rencana Kepergian Romelu Lukaku ke Chesea Ternyata Sudah Diprediksi Conte

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved