Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Joni Bocah yang Viral Panjat Tiang Bendera saat Upacara, 3 Tahun Berlalu, Begini Kabarnya Kini

3 tahun berlalu, bagaimana nasib Joni bocah yang viral memanjat tiang bendera saat upacara?

Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
Joni, bocah yang panjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus 2018 

TRIBUNJATIM.COM - Apakah Anda masih ingat bocah bernama Joni yang beraksi heroik memanjat tiang bendera saat upacara Kemerdekaan RI ke-73?

Aksi Joni tersebut menjadi viral di tahun 2018 lalu, setelah videonya membenarkan tali bendera yang macet di pucuk tiang menuai sorotan publik.

Kala itu, Joni mendapatkan apresiasi dan menjadi perhatian publik karena aksi heroiknya yang disorot.

Ia bahkan diberikan sederet apresiasi dari pihak pemerintah, khususnya dari Presiden Jokowi.

Tiga tahun berlalu, bagaimana nasib Joni sekarang?

Baca juga: Nasib Hana Saraswati yang 7 Tahun Silam Viral Jadi Paskibra, Kini Langganan Perankan Antagonis

Diketahui, aksi Joni panjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus disebut sebagai aksi heroik dan patriotik.

Ia memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali pengikat Sang Merah Putih yang bermasalah.

Aksinya terekam dalam video Peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI di Pos Lintas Batas, Atambua, NTT.

Pada Jumat (17/8/2018) pagi, tali pengait pada tiang bendera bermasalah.

Pasukan pengibar bendera pun tidak dapat mengerek bendera hingga ke ujung tiang.

Namun, tak disangka, seorang bocah laki-laki keluar dari barisan dan berlari ke tengah lapangan menuju tiang bendera.

Dirinya tanpa ragu langsung memanjat tiang sampai ke atas hingga membuat para peserta upacara heran dan terkagum-kagum.

Video yang memperlihatkan aksi Yohanes saat memanjat tiang demi kelancaran upacara kemerdekaan di perbatasan RI-Timor Leste.
Video yang memperlihatkan aksi Joni saat memanjat tiang demi kelancaran upacara kemerdekaan di perbatasan RI-Timor Leste (Kompas.com/ISTIMEWA)

Sosok bocah pemberani tersebut bernama Johannes Adekalla atau akrab disapa Joni.

Joni merupakan siswa kelas VII SMPN 1 Silawan, Tasifeto Timur, Belu, NTT.

Pengacara kondang Hotman Paris pun mengungkap nasib sosok bocah pemanjat tiang bendera pada saat 17 Agustus 2018.

Melansir Tribun-Timur.com, melalui akun Instagram pribadinya, Hotman Paris mengungkapkan nasib Joni saat ini.

Baca juga: Kesal Upacara Adat Dibubarkan, Warga Ranupane Lumajang Rusak Bangunan Desa, Videonya Viral

Diketahui, Joni telah memiliki rumah di Desa Silawan, Atambua, yang berada di perbatasan Timor Leste.

Hotman Paris juga terlihat membagikan potret Joni berpose di depan rumah miliknya.

Dalam foto tersebut, terlihat penampakan rumah milik Joni.

Cat tembok berwarna cokelat ditambah dengan aksen bendera merah putih pada tiang, serta tertulis keteragan rumah tersebut 'Rumah Joni'.

"Joni, pemanjat tiang bendera sekarang punya rumah di desa Silawan, Antambua! Perbatasan Timur Leste," tulis Hotman Paris.

Kabar Joni, si bocah heroik panjat tiang bendera upacara 17 Agustus 2018. Kini tinggal di rumah baru. (Instagram/hotmanparisofficial)
Kabar Joni, bocah yang panjat tiang bendera upacara 17 Agustus 2018, kini tinggal di rumah baru (Instagram/hotmanparisofficial)

Diketahui, setelah videonya viral, Joni mendapatkan banyak apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Presiden Jokowi.

Ya, viral-nya video yang menunjukkan aksi Joni tersebut mendapatkan sorotan publik.

Dirinya sampai dihubungi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk dapat menyaksikan Opening Ceremony Asian Games 2018.

Ayah Joni, Beterino Fahik Marsal menceritakan, selepas upacara HUT Kemerdekaan RI, dirinya dihubungi pihak Kementerian untuk pergi ke Kupang.

Dari Kupang, Beterino, Lorensa, dan Joni, diterbangkan menuju ke Jakarta pada Sabtu (18/8/2018).

"Maka itu Bapak Menteri langsung telepon dan orang tua ini harus antar Joni ke Kupang, besok harus ketemu di Jakarta," beber Beterino.

Joni tiba di kantor Kemenpora memakai pakaian seragam putih biru (SMP).

Dalam kesempatan itu, Imam Nahrawi menggelar jamuan makan siang untuk Joni dan keluarganya.

"Terima kasih, kita bersyukur, siang ini kita bertemu dengan pahlawan kita, anak muda yang samgat heroik," ujar Imam Nahrawi.

Setelah itu, Imam Nahrawi sempat menggendong Joni dan memakaikan jaket Asian Games kepadanya.

Joni pun kembali menceritakan aksinya memanjat tiang bendera.

Dia mengaku sedang sakit perut saat memanjat tiang bendera itu.

"Saya sakit perut terus naik ke (pos) kesehatan," ucapnya.

Ketika berada di pos kesehatan, dia mendengar Wakil Bupati menyampaikan soal tali bendera yang putus.

Lantas, Joni bergegas menuju tiang untuk memanjat.

"Enggak berpikir apa-apa, lari buka sepatu langsung naik. Harus berusaha ambil talinya supaya bisa lanjut upacaranya," tuturnya.

Joni pun sempat ditanya soal minatnya ke depan.

Imam Nahrawi melihat kemampuan memanjat Joni berpotensi menjadikannya atlet panjat tebing.

"Bisa dari panjat tebing. Panjat tebing kita juga bisa jadi juara dunia lho," kata Imam Nahrawi.

Namun, Joni punya keinginan lain.

Dia menyatakan diri ingin jadi anggota TNI.

"Jadi tentara saja," ujar Joni.

Saat ditanya lagi soal pilihannya menjadi tentara atau anggota Polri, Joni tetap berkukuh pada pilihan awal.

"Enggak, tentara saja," ucap Joni.

Imam Nahrawai pun menilai, Joni merupakan sosok pahlawan pada hari HUT ke 73 Kemerdekaan RI.

"Kalau ada yang bertanya siapa pahlawan hari ini? Saya katakan Johni, yang berasal dari Kabupaten Belu, " ujar Imam Nahrawi di Istana Merdeka.

Menurut Imam Nahrawi, Joni pantas disebut pahlawan karena telah menyelamatkan kegiatan upacara kenaikan bendera merah putih yang sempat terhenti karena insiden.

"Ini tentu perjuangan yang sangat heroik. Ia hanya ingin menyelamatkan merah putih."

"Bentuk perjuangan itu beda-beda, atlet berjuang di Asian Games, dia (Joni) ingin mengibarkan bendera merah putih secara nyata tanpa disuruh," papar Imam Nahrawi.

Yohanes Ande Kala (Joni) dan Imam Nahrawi
Yohanes Ande Kala (Joni) dan Imam Nahrawi (Twitte/imam_nahrawi)

Selain dari Imam Nahrawi, Joni juga dapat hadiah dari berbagai pihak.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan akan memberikan beasiswa dan prioritas bila Joni jika ingin menjadi tentara.

"Atas aksi heroiknya, Panglima TNI mengapresiasi dengan memberikan penghargaan berupa beasiswa hingga lulus SMA."

"Setelah lulus SMA akan mendapat prioritas apabila ingin menjadi prajurit TNI," ujar Kapuspen TNI, Mayjen Sabrar Fadhilah.

Sementara itu, PLN memberikan beasiswa pendidikan hingga Johny lulus sarjana (S1).

Beasiswa pendidikan juga dijanjikan pihak Pemprov NTT hingga Kemendikbud.

Joni pun mendapatkan rezeki lainnya dari Hotman Paris dan adiknya, Duma Hutapea, dalam bentuk uang tunai senilai Rp50 juta.

Setelah bertemu Hotman Paris, Joni pun bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (20/8/2018).

jokowi dan joni pemanjat tiang bendera di istana negara
Joni pemanjat tiang bendera bertemu Presiden Jokowi (Instagram/jokowi)
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved