Berita Lamongan
Jenuh Akibat Pandemi Covid-19, Warga di Lamongan Gelar Lomba Membuat Gasebo Berbahan Bambu
Mengusir rasa jenuh di masa Pandemi Covid -19, warga di Desa Padenganploso, Kecamatan Pucuk Lamongan Jawa Timur beradu kreativitas membuat gazebo dari
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Mengusir rasa jenuh di masa Pandemi Covid-19, warga di Desa Padenganploso, Kecamatan Pucuk Lamongan Jawa Timur beradu kreativitas membuat gazebo dari bambu.
Gazebo yang biasanya menjadi arena berkumpul warga ternyata bisa dilombakan untuk menjadi ajang adu kreasi.
Tangan-tangan kreatif warga inipun berlomba untuk membuat gasebo bambu nan cantik dan indah untuk memperebutkan hadiah.
Para warga membuat gazebo dengan memanfaatkan bahan baku pohon bambu yang tumbuh di belakang rumah mereka.
Warga menyuguhkan sebanyak 16 gasebo cantik dan indah yang diangkut dan ditata di lapangan desa. Ke 16 gasebo ini adalah hasil kratifitas warga yang berasal dari 16 RT yang ada di Desa Padenganploso.
Usai merakit, dan menganyam sirap untuk atapnya, warga masing-masing RT inipun mengangkat gasebo-gasebo tersebut ke lapangan desa setempat untuk dinilai.
"Ke 16 gasebo bambu ini adalah hasil kreasi warga yang kami lombakan," kata Kades Padenganploso, Ahmad Bashori kepada wartawan, Rabu (1/9/2021).
Selain untuk memperingati HUT RI ke 76, terang Bashori, lomba gasebo ini juga untuk mendongkrak ekonomi warga desa saat pandemi seperti saat ini.
Pasalnya, tandas Bashori, bahan utama gasebo yang terbuat dari bambu itu banyak tersebar di desa mereka.
"Selain adu kreativitas, lomba gasebo ini kami harapkan juga bisa mendongkrak potensi lokal desa melalui bambu yang banyak tersebar di desa kami sebagai bahan kerajinan tangan," ujarnya.
Bashori mengungkapkan, lomba membuat gasebo ini baru pertama kalinya diadakan di desa mereka.
Selain sebagai ajang silaturahmi antar warga, lanjut Bashori, hasil kreasi berupa gasebo bambu tersebut, setelah dikumpulkan dan dinilai bisa langsung dipasarkan ke orang-orang yang berminat.
Targetnya, ke depan desa ini akan diproyeksikan menjadi salah satu desa wisata kerajinan bambu.
"Itu target kami kedepan," ungkapnya.
Ke 16 gasebo bambu itu memang cantik dan tak kalah dengan gasebo berbahan kayu jati.
Selain kokoh, anyaman bambu yang dipadukan dengan pernis dan cat juga menambah kesan indah dan kuat.
Selama proses pembuatan gasebo ini, bahan utama bambu diperoleh warga dari sekitar rumah mereka sendiri dan hanya butuh alat tambahan seperti cat atau pernis yang harus mereka beli.
Pembuatan gasebo yang dilombakan ini rata-rata menghabiskan uang sekitar Rp 2 juta.
Pemenang akan mendapatkan uang pembinaan senilai jutaan rupiah.
Kata seorang juri lomba, As'at, warga ternyata cukup kreatif dan memunculkan jiwa seninya juga.