Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Mengenal Batik Daliwangun, Batik Khas Lamongan yang Memiliki Motif Pohon Wangun dan Burung Dali

Selain batik Sendang Kecamatan Paciran yang sudah lama dikenal, kini muncul produk batik dari Lamongan selatan  yang mampu bersaing di pasaran.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
surya/Hanif Manshuri
Batik Daliwangun Kecamatan Sugio Lamongan yang mulai dikembangkan. Dan lahir dari Lamongan selatan. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Selain batik Sendang Kecamatan Paciran yang sudah lama dikenal, kini muncul produk batik dari Lamongan selatan  yang mampu bersaing di pasaran.

Batik Daliwangun namanya, batik tulis yang mulai diperkenalkan Umbar Basuki ini belum genap dua tahun dirintis. Dan menjadi salah satu produk unggulan Lamongan yang mencerminkan ciri khas daerah.

Jika batik Sendang memiliki batik tulis dengan ciri khas motif relief dari bangunan bersejarah di pesisir utara Lamongan, beda dengan batik tulis dari Desa Daliwangun, Kecamatan Sugio.

Batik Daliwangun mengusung sejarah dan segala hal yang berkaitan dengan Desa Daliwangun.

Berbagai jenis tumbuhan dan satwa yang banyak ditemui di wilayah Lamongan selatan juga diangkat ke dalam desain motif batik Daliwangun.

"Motif batik yang ada di Desa Daliwangun ini, ciri khasnya adalah motif pohon wangun dan burung dali," kata Basuki, Jumat (10/9/2021).

Tapi, lanjutnya, kalau untuk kearifan lokalnya banyak disadap seperti, pohon jati, polo pendem, dan flora fauna yang ada di sekitar Daliwangun ini.

Menurut Basuki, batik buatannya itu baru dirintis pada awal tahun 2020.

Meski tergolong masih embrio, ia akan berusaha terus berinovasi untuk melahirkan batik yang khas dan berkarakter.

"Harapannya batik Daliwangun jadi kebutuhan oleh banyak kalangan," ungkapnya.

Pemilihan motif utama pohon wangun dan burung dali, ini diangkat dari cerita rakyat yang ada di Desa Daliwangun. Selain untuk mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan fauna dan flora berikut ekosistemnya.

Cerita rakyat desa juga banyak diangkat dan dijadikan ciri khas batik Motif flora fauna, seperti burung hantu, polo pendem, pohon jati, dan lain-lainnya, juga mengingatkan akan pentingnya flora fauna dan harus dilindungi. 

Basuki juga menyebut bahwa Batik Daliwangun produksinya memiliki beberapa kelebihan, yaitu cantingan yang halus, desain yang lebih original dan diproduksi secara terbatas.

Proses pengerjaannya pun mulai dari pembuatan pola desain, lukisannya, pewarnaan, pembatikan dengan lilin, hingga pencucian dilakukan dengan ketelitian yang tinggi.

"Kita sistemnya masih custom, jadi pemasaran kita lewat media sosial atau online," kata Basuki.

Harganya ? karena diproduksi dengan penuh ketelitian dan mengutamakan kualitas, dan tingkat kerumitannya juga tinggu, maka wajar batik karyanya itu dijual  dengan harga mahal.

Sasarannya  menengah ke atas, karena memang custom. Pembeli pun kebanyakan dari luar daerah, seperti dari Ternate, Semarang, dan lain-lain.

Dalam sebulan, rata-rata saya bisa menghasilkan 4 potong kain batik, yang masing-masing harganya Rp 450 ribu.

Batik Daliwangun belum bisa diproduksi dalam jumlah banyak, karena sejauh ini Batik Daliwangun baru dikerjakan Basuki seorang diri.

Pihaknya akan  menyaring ibu-ibu yang punya minat dan bakat untuk ditarik jadi pengrajin yang bisa mencanting.

Yang akan menguji sejauh mana kemampuan calon pekerja, akan dilalukan Basuki sendiri.

Ia mempunyai kompeten untuk itu. Wajar, ia adalah alumni jurusan seni rupa murni, di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya.

Basuki juga memiliki harapan bahwa ke depan akan menjadikan Lamongan wilayah selatan sebagai sentra batik, seperti yang ada di Sendang Duwur, Kecamatan Paciran.

Namun untuk mewujudkan cita-citanya itu, Basuki berharap pemerintah bisa memberikan pendampingan dan bantuan berupa alat dan bahan batik, yang bisa digunakan dalam pelatihan, khususnya kepada ibu-ibu warga Desa Daliwangun.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved