Berita Entertainment
Sosok Mantan Suami Kedua Meriam Bellina yang Tak Tereskpos, Tak Kalah dari Hotman, Profesi Mentereng
Adisurya Abdy mantan suami kedua Meriam Bellina bukan orang sembarangan. Adisurya sudah terlibat dalam pembuatan film, sebagai pencatat skrip.
Penulis: Elma Gloria Stevani | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Usia Meriam Bellina memang tidak lagi muda, sudah menginjak kepala lima.
Sepantasnya di balik usianya itu tersimpan kisah perjalanan hidup yang panjang dan penuh liku.
Pada masanya, Meriam Bellina adalah seorang bintang akting penuh kesuksesan.
Film pertamanya berjudul Perawan-Perawan (1981) yang dibintangi saat usianya masih 16 tahun.
Sejak tampil di film arahan sutradara Ida Farida itu, bertubi-tubi tawaran datang dan berbagai jenis film dibintanginya.
Sekitar tiga tahun berkarir, Meriam Bellina memberikan kejutan di Festival Film Indonesia (FFI) 1984.

Meriam Bellina berhasil menyabet Piala Citra, sebagai Aktris Utama Wanita Terbaik lewat film Cinta di Balik Noda, menyisihkan Christine Hakim dan Lidya Kandou.
Padahal saat itu Meriam Bellina sama sekali tidak diperhitungkan masuk jajaran nominasi.
Beberapa menit sebelum diumumkan, Dewan Juri berembuk, akhirnya memasukkan film arahan Bobby Sandy itu.
Meriam Bellina yang berperan sebagai seorang pecandu narkoba masuk diumumkan nominasi dan menang.
Sejak saat itu, Meriam Bellina jadi langanan tropi kemenangan, bahkan hingga kini.
Baca juga: Potret Mantan Suami Meriam Bellina yang Jarang Disorot, Profesinya Tak Kalah dari Hotman Paris
Namun kesuksesannya di dunia akting dan tarik suara, tidak diikuti sukses kehidupan rumah tangganya.
Pernikahannya selalu berujung perpecahan.
Dia pernah mengeluarkan pernyataan bernada 'putus asa' sekaligus 'skeptis' pada lembaga pernikahan yang menurutnya tidak lebih dari selembar kertas resmi yang dikeluarkan negara.
"Ikatan pernikahan antara laki-laki dan wanita hanya ukuran selembar kertas. Teman saya bertahun-tahun pacaran, tinggal bersama, begitu menikah empat bulan cerai. Terkadang pernikahan justru mematikan cinta itu sendiri. Sepertinya selembar kertas itu jadi bukti otoritas seseorang atas diri pasangan sehingga dia bisa berbuat seenaknya," katanya, Selasa (7/4/2009).