Berita Gresik
Di Tengah Pandemi Covid-19, Desa di Gresik Berani Tambah Destinasi Wisata Baru
Meski kondisi pandemi Covid-19 belum sepenuhnya sirna, sektor pariwisata diprediksi lebih cepat bangkit. Sebuah desa di Gresik berani meresmikan
Penulis: Willy Abraham | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Meski kondisi pandemi Covid-19 belum sepenuhnya sirna, sektor pariwisata diprediksi lebih cepat bangkit.
Sebuah desa di Gresik berani meresmikan destinasi wisata baru memanfaatkan potensi alam.
Pemerintah Desa Sekapuk meresmikan Monumen Ratu Agro Kebun Pak Inggih (KPI), destinasi wisata kedua setelah Setigi (Selo Tirto Giri) yang mampu menyumbang pendapatan asli desa hingga miliaran rupiah.
Kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim mengaku destinasi wisata anyar di desanya berpotensi membantu meningkatkan PADes. Tidak kalah dengan Setigi, yang sudah lebih dulu eksis.
Bakal banyak jenis tanaman yang akan menjadi daya tarik edu wisata ini. Fasilitas menginap dan perkemahan juga ada.
PADes tahun ini saja sebesar Rp 3,4 miliar. Dengan dana sebesar itu, kata Halim, membuatnya percaya diri membangun wisata baru.
"Kita launching destinasi wisata di masa pandemi, target PADes kita miliaran, kita buktikan dengan membangun wisata baru kita launching," ucapnya.
Kades yang nyentrik dengan jenggot panjangnya ini menyebut pada destinasi anyar yang diberi nama Monumen Ratu Agro ini merupakan edu wisata. Mengandung unsur Nusantara, bangunan bertema kerajaan Majapahit terlihat pada akses masuk.
Kemudian ada vila, restaurant dan glamour camping yang menjadi fasilitas bagi pengunjung yang akan menginap.
"Saya yakin bisa lebih sukses kita siapkan vila, restaurant, glamour camping, bumi perkemahan di wisata ini. Para pelajar yang akan kemah bisa memanfaatkan destinasi wisata ini," kata dia.
Dibangunnya Monumen Ratu Agro ini, lanjut Halim, memiliki tujuan agar nantinya para pengunjung mudah mengingat agrowisata KPI (Kebun Pak Inggih).
Arti nama RATU AGRO sendiri Ratu yaitu merujuk pada dua hal, yakni wanita yang memimpin atau istri pemimpin. Namun maksud di sini dengan harapan wisata ini bisa menyajikan kecantikan tata ruang, dan keanggunan taman yang tertata rapi agar pengunjung lebih santai.
Baca juga: Presiden Jokowi Menyapa Warga Manyar Gresik, Bagikan Paket Sembako dan Kaus
"Sedangkan Agro memiliki arti tanah, dengan harapan agar semangat masyarakat dan pengunjung membuat tanah yang kami bangun ini bisa lebih produktif dan lebih bermanfaat dari sebelumnya," ungkapnya.
Bangunan dari Monumen Ratu Agro. Ada anak tangga yang berjumlah sebelas (sewelas), menggambarkan setiap menapaki langkah untuk naik ke atas harus dapat 'welasan' (izin/dukungan) dari lingkungan dan dari yang Maha Berkehendak.
Di Monumen Ratu Agro ada tiga titik surya bergambar Trisula yang bermakna sebagai pengingat kita bersama, "Trisula" yakni sebuah tombak bermata tiga, yang maksudnya adalah bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu.
Sekaligus tiga sifat penting yang harus diterapkan untuk menjalani proses, yaitu: "benar, lurus, dan jujur".
Tugu utama dengan jumlah 9 tingkat/pilar untuk mengingatkan jika tlatah ini berada di kawasan dakwah 9 wali (wali songo).
Tugu 4 yang mengelilingi dan satu tugu utama ( berjumlah 5 tugu ) menggambarkan 4 arah mata angin, sehingga kita bisa melangkah dengan tepat dan tidak lupa dengan kiblat.
"Jumlah lima tugu itu mengingatkan 5 waktu dengan keutamaan sholat subuh, bumi seisinya akan diserahkan untuk kita yang menunaikan," terangnya.
Sementara air mancur kelopak bunga dengan tujuh (pitu) tumpuk itu untuk mengingatkan sehebat apapun diri kita masih butuh pitulung, pitutur, pituduh, serta sumber itu adalah pemberian yang Kuasa, kapan pun bisa melimpah dan sebaliknya.
Mengingat area KPI dulunya dikenal tidak ada sumber, bahkan dulunya ada perkampungan sampai pindah, sebab hilangnya sumber air.
"Dari simbol tersebut, kita ingatkan kebesaran-Nya dan bersyukur kita punya 7 panutan dalam memahami kebenaran, yakni Rosul beserta empat sahabatnya Abubakar, Umar, Usman, Ali dan empat Madzab Imam Syafii, Maliki, Hambali, dan Hanafi) serta adanya waktu 7 hari, langit 7 lapis, bumi 7 lapis, dan air 7 warna," pungkasnya. (wil)
Kumpulan berita Gresik terkini