Berita Jatim
Mulai Keperluan Bisnis, Mengungsi hingga Mondok di Pesantren, Jatim Jadi Rujukan Destinasi 7.909 WNA
Terdapat 7.909 warga negara asing (WNA) di Jatim. Paling banyak berasal dari Tiongkok, sedangkan yang berstatus pengungsi, WNA asal Afghanistan mendom
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA-Terdapat 7.909 warga negara asing (WNA) di Jatim. Paling banyak berasal dari Tiongkok, sedangkan yang berstatus pengungsi, WNA asal Afghanistan mendominasi.
Tak pelak, dari data jumlah tersebut, Provinsi Jatim termasuk menjadi satu di antara destinasi bagi orang asing.
Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono mengatakan, data jumlah WNA di Jatim itu, berasal dari 123 negara berbeda.
Jumlah terbanyak berasal dari Tiongkok, yakni 1.409 orang. Kemudian, Malaysia 831 orang, dan Korea Selatan 534 orang.
“Keberadaannya paling banyak di daerah Malang dan Surabaya,” ujar Krismono dalam siaran persnya, pada Minggu (24/10/2021).
Mereka datang dengan berbagai jenis izin keperluan. Mulai dari menggunakan izin tinggal kunjungan (ITK), izin tinggal terbatas (ITAS), maupun izin tinggal tetap (ITAP).
Baca juga: Matahari Terbit dan Segelas Teh Hangat di Bukit Kuneer Malang
Malang, lanjut Krismono, dipilih karena selama ini menjadi rujukan bagi pelajar asing. Sedangkan Surabaya banyak dikunjungi oleh pebisnis asing.
“Untuk daerah Ponorogo dan Kediri kebanyakan adalah santri internasional yang banyak menimba ilmu di Ponpes Gontor, maupun Al Fatah Temboro,” jelasnya.
Tidak hanya itu saja. Krismono mengungkapkan, ada juga orang asing yang statusnya sebagai pengungsi (Refugee), totalnya mencapai 396 orang dari 14 negara berbeda.
Baca juga: Melihat Pohon Teh Berusia 111 Tahun di Kebun Teh Wonosari Malang, Segini Ukurannya di Tahun 2021
Mereka tersebar di dua penampungan, yakni di Akomodasi Pasar Puspa Agro berjumlah 322 orang, dan Akomodasi Green Bamboo berjumlah 40 orang. Sementara, sisanya adalah pengungsi mandiri.
“Lebih dari separuhnya adalah pengungsi dari Afghanistan,” jelasnya.
Baca juga: Tahun Depan, Rutan Surabaya akan Diperluas, Dibuat Gedung Bertingkat Seperti di Cipinang
Oleh karena itu, Krismono mengatakan, pihaknya saat ini memberikan perhatian dan pengawasan lebih terhadap para pengungsi tersebut.
Karena melihat situasi politik di Timur Tengah, khususnya Afghanistan yang masih belum sepenuhnya kondusif.
“Rata-rata mereka ini terdampar setelah ditolak ketika akan mencari suaka ke Australia,” pungkasnya.