Ingin Mengedukasi Para Wanita, Motivator Ayu Kayla Bergabung dalam Gerakan Perempuan Sadar Vagina
Ingin mengedukasi para wanita, motivator Ayu Kayla bergabung dalam Gerakan Perempuan Sadar Vagina (PSV). Penting menjaga dan merawat organ vital.
Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Masih kurangnya kesadaran perempuan dalam merawat diri secara keseluruhan, membuat motivator sekaligus aktivis sosial, Ayu Kayla bergabung dalam gerakan Perempuan Sadar Vagina (PSV).
Ia bergabung untuk memberikan edukasi pada masyarakat, terutama para perempuan terkait pentingnya menjaga dan merawat organ vital.
Gerakan yang diinisiasi oleh dr Inge Satyo Ariyanto ini memang sudah lama bergerak dalam edukasi sosial pada para perempuan. Tujuannya, ingin mengedukasi secara mendalam mengenai penjagaan diri dalam arti lebih spesifik.
"Gerakan PSV ini ingin memberikan penyuluhan para perempuan Indonesia melalui seminar-seminar terkait kesehatan dan edukasi seputar vagina. Di mana vagina ini menjadi organ vital perempuan yang menjadi pusat kehidupan dan kematian," jelas Ayu Kayla, Minggu (7/11/2021).
Menurutnya, organ tersebut sangat penting untuk dirawat dan dijaga, karena banyak kejadian yang membuat perempuan putus asa bersumber darinya.
"Vagina bisa jadi sumber kebahagiaan dan kesengsaraan. Kalau kita lihat dari kacamata kesehatan, banyak sekali penyakit yang muncul dari sana. Seperti yang paling berbahaya kanker serviks atau kanker mulut rahim," kata Kayla.
Itulah mengapa, lanjutnya, menjaga kebersihan dan kesehatan organ tersebut menjadi amat penting.
Baca juga: Mengenal Sosok Ayu Kayla, Motivator Lapas dan Rutan yang Kecanduan Memotivasi Orang
Kayla menuturkan, masih banyak perempuan yang kurang sadar akan pentingnya merawat dan menjaga organ vagina. Sehingga, muncul penyakit yang menjadi momok kematian bagi mereka.
"Harusnya bisa jadi sumber kebahagiaan misal dengan melahirkan anak, justru jadi momok kematian karena adanya penyakit. Ini timbul akibat kurangnya memahami bahwa menjaga setiap inci dari tubuh kita itu penting," ungkapnya.
Selain mengedukasi soal kesehatan, PSV juga memberi pemahaman soal bahaya bergonta-ganti pasangan bagi perempuan. Kemungkinan terjangkit penyakit menular seksual (PMS) menjadi lebih besar dengan kebiasaan ini.
Menurut WHO, ada sekitar 1 juta kasus infeksi dari PMS yang terjadi setiap harinya. Ini membuktikan bahwa kebiasaan bergonta-ganti pasangan bisa mengakibatkan dampak yang fatal.
Berbagai penyuluhan dan seminar kemudian diadakan untuk menyadarkan masyarakat sejak dini. Mereka akan diberikan arahan mengenai kesehatan reproduksi, fase menstruasi, menopouse hingga kebiasaan sehari-hari yang berkaitan dengan kesehatan organ reproduksi.
"Kami juga banyak sharing mengenai kebiasaan berpakaian. Memakai celana yang terlalu ketat ini tidak sehat. Tapi masih banyak yang belum memahami. Bagaimana mengatasi diri saat menstruasi juga. Karena ini hal yang lazim untuk perempuan," papar Kayla.
Kayla berharap dengan kehadirannya dalam gerakan PSV bisa memberi manfaat terhadap sesama seperti yang menjadi tujuan hidupnya.
"Goal saya adalah menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. Tidak muluk-muluk. Karena saya merasa masih kurang memberikan manfaat pada orang di sekitar. Semoga dengan ini kehadiran saya bisa membantu teman-teman sesama perempuan," pungkasnya.