Berita Tulungagung
Petani Bawang Merah di Tulungagung Merugi, Tanamannya Terendam Banjir Sebelum Waktu Panen
Petani bawang merah di Tulungagung merugi, tanamannya terendam banjir sebelum waktu panen tiba. Padahal kurang lima hari lagi.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Sementara seorang pedagang dari Nganjuk, Ahmad Efendi mengaku harus melakukan negosiasi ulang dengan petani.
Dengan kondisi basah terendam banjir, kandungan airnya terlalu tinggi.
Butuh perlakuan ekstra saat proses pengeringan, sehingga merugikan pedagang seperti dirinya.
“Banyak pedagang yang tidak berani datang meski sudah memberi uang muka. Tapi saya pilih melakukan nego ulang,” ujar Efendi.
Jika harga normal, Efendi akan mematok harga sekitar Rp 17 juta untuk lahan 100 Ru.
Namun dengan kondisi saat ini, dirinya hanya berani mematok harga tertinggi Rp 8.000.000.
Apalagi saat ini sudah masuk musim penghujan, sehingga akan ada kendala pengeringan.
“Kalau tidak ada panas, maka risikonya rusak. Bawang merah akan membusuk dan kita rugi,” tutur Efendi.
Sebelumnya, Efendi telah memberi uang muka di tujuh petak sawah milik petani.
Dari jumlah itu masih tersisa 3 petak seluar 350 Ru, yang saat ini terendam air.
Efendi memilih melakukan negosiasi harga ulang, dengan harapan tidak mengecewakan petani.
“Harapannya mereka tahu kami punya tanggung jawab. Jadi ke depan kalau panen lagi, kami bisa beli,” pungkasnya.