Berita Ponorogo
Gubernur Khofifah Salurkan Berbagai Bantuan di Ponorogo, Mulai Rutilahu hingga Pengelolaan Sampah
Gubernur Khofifah menyalurkan berbagai bantuan di Ponorogo, mulai Rutilahu, penguatan modal usaha hingga pengelolaan sampah.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyalurkan bantuan kepada Pemkab Ponorogo, masyarakat kurang mampu, dan korban tanah longsor di Ponorogo.
Bantuan pertama yang diberikan Khofifah Indar Parawansa adalah uang senilai Rp 200 juta untuk pengembangan pengolahan sampah berbasis teknologi refuse derived fuel (RDF).
Khofifah Indar Parawansa menyebut, Ponorogo menghasilkan sampah seberat 90 ton per hari.
Dari jumlah tersebut, sepertiganya atau 30 ton sampah mampu diolah, salah satunya menjadi briket.
"Kebutuhannya mesin sederhana untuk pembuatan briket ini, maka saya ajak urunan pak bupati dan pemprov bisa support Rp 200 juta untuk mesinnya," kata Khofifah, Minggu (19/12/2021).
Bantuan kedua dari Khofifah diberikan kepada pemilik rumah yang belum bersemen dalam wujud plesterisasi rumah tidak layak huni.
"Dari pendataan rumah (di Ponorogo) yang belum bersemen masih ribuan, kita coba urun Rp 100 juta. Untuk teknisnya dari pemkab, karena rumah itu ada yang luas ada yang tidak," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, 20 unit rumah juga mendapatkan program Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu) dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Timur.
Baca juga: Tinjau Korban Puting Beliung di Madiun, Khofifah Serahkan Bantuan Senilai Rp1 Miliar dan Beras 1 Ton
Program tersebut disalurkan kepada rumah yang mengalami kerusakan di mana-mana atau bahkan bocor pada saat musim hujan seperti sekarang ini, dengan wujud bantuan berupa uang tunai Rp 12,5 juta.
Tak cukup sampai di situ, Khofifah juga menyalurkan bantuan dari Baznas untuk penguatan modal bagi pelalu usaha ultra mikro.
"Zakat produktif dari Baznas kita prioritaskan untuk pelaku usaha ultra mikro, kalau yang jualan gorengan sayur saya rasa Rp 500 ribu sudah bisa perkuat permodalan," lanjutnya.
Khofifah menyebutkan, saat ini ada 125 pelaku usaha ultra mikro yang terdata dan masih dimungkinkan bisa bertambah jika ada pengajuan kembali.
"Semoga sinergi pemprov dan Baznas provinsi bisa meneteskan kesejahteraan bagi yang membutuhkan," terang mantan Mensos ini.
Terakhir, Khofifah menyalurkan tali asih kepada keluarga korban yang meninggal dunia karena tertimbun material jembatan yang longsor di Kecamatan Sawoo, masing-masing Rp 10 juta.
"Warning dari BMKG, La Nina ini berpotensi adanya bencana hidrometeorologi karena intensitas hujan tinggi. Mulai longsor, banjir, hingga puting beliung," kata Khofifah.
"Untuk itu kita harus melakukan mitigasi dan kewaspadaan berganda. Ingatkan tetangga dan keluarga untuk selalu waspada agar perubahan iklim global bisa kita antisipasi bersama," pungkasnya.