Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menu Diet

Diet Vegan Cocok untuk Semua Orang? Ini Penjelasan Ahli Gizi, Simak Diet Seimbang Ala 'Isi Piringku'

Belakangan muncul isu bahwa diet vegan membuat badan lemas. Lantas, benarkah itu? Ahli Gizi menjelaskan terkait isu tersebut.

freepik.com
Ilustrasi diet - Satu di antara diet menurunkan berat badan yang populer adalah diet vegan. 

TRIBUNJATIM.COM - Diet Vegan bisa menjadi rekomendasi program diet Anda.

Namun belakangan ini muncul isu diet vegan disebut bisa membuat badan jadi lemas.

Benarkah demikian?

Ahli Gizi menjelaskan terkait isu tersebut.

Simak penjelasan selengkapnya dilansir dari Kompas.com, Senin (13/12/2021).

Baca juga: Menu Diet Ayu Ting Ting, Ini Menu Andalannya untuk Makan Sehat, Rajin Minum Air Putih Biar Awet Muda

Persoalan diet vegan bikin badan lemas bermula pada cuitan seseorang di linimasa Twitter.

Dalam cuitan itu memuat artikel dari The Guardian yang menceritakan pengalaman seorang vegan yang akhirnya kembali mengonsumsi daging.

Melansir The Guardian, 4 Desember 2021, pengalaman beralih dari diet vegan ke konsumsi gizi hewani dibagikan oleh Freya Robinson (28) perempuan asal Sussex Timur, Inggris.

Pada 2015, Robinson memutuskan untuk menjadi seorang vegan, dan selama setahun berikutnya ia tidak mengonsumsi produk hewani sama sekali.

Kemudian, pada 2016, ketika sedang berlibur bersama keluarganya di Bulgaria, ia melintas di depan sebuah restoran steak dan terbersit di pikirannya untuk mampir.

"Aku masuk dan memesan steak terbesar yang bisa kumakan dan benar-benar menghabiskannya," kata Robinson.

Baca juga: Menu Diet Selena Gomez Sarapan - Makan Malam, Bentuk Tubuh Ideal dengan Hobi Ngemil Keripik Tortila

Setelah menghabiskan seporsi steak itu, Robinson memesan seporsi lagi dan menyantapnya hingga tandas.

Robinson mengklaim, selama setahun melakoni diet vegan, ia menderita berbagai permasalahan kesehatan.

Keluhan yang ia rasakan mulai dari lesu, pikiran berkabut, menstruasi yang menyakitkan dan kulit kusam, yang ia yakini merupakan hasil dari melakoni diet vegan.

Robinson mengatakan, keluhan-keluhan kesehatan itu tidak datang secara tiba-tiba, tetapi timbul secara bertahap sehingga nyaris tidak disadari.

"Karena itu tidak tiba-tiba terjadi, jadi Anda tidak langsung merasa tidak enak keeseokan harinya, itu terjadi berbulan-bulan. Itu terjadi amat-sangat lambat," kata Robinson.

Hanya dalam waktu satu tahun, Robinson merasa makanan nabati yang ia masak setiap hari menggunakan sayuran organik dari pertanian tempatnya bekerja, telah mempengaruhi tubuhnya.

Robinson mengungkapkan, pagi hari setelah menyantap steak itu, ia merasa luar biasa.

"Aku merasakan gelombang energi ini. Wajahku kembali bersinar. Aku ingat melompat dari tempat tidur dan baru pada saat itulah kusadari bahwa aku perlahan-lahan telah menghabiskan nutrisi penting dalam tubuhku,” ungkap Robinson.

Ia mengatakan, setelah kembali mengonsumsi produk hewani, kemampuannya untuk mengatasi stres kembali seperti sebelumnya dan tubuhnya terasa lebih fit.

Baca juga: Menu Diet untuk Atasi Kulit Berjerawat, Perhatikan Daftar Makanan Berikut, Kurangi Makan Gorengan

Diet vegan belum tentu cocok untuk semua orang

Ahli gizi DR dr Tan Shot Yen mengatakan, diet vegan memang belum tentu cocok dijalani oleh setiap orang.

"Tentu tidak semua orang bisa. Apalagi yang masih terkendala dengan edukasi, atau usia tumbuh kembang, ibu menyusui dan hamil," kata Tan dikutip dari Kompas.com.

Tan membenarkan keluhan-keluhan kesehatan dapat timbul apabila seseorang memaksakan diet vegan.

"Segala hal bisa terjadi. Makanya mesti dicek apakah dia anemia atau tidak, atau karena keterbatasan jenis menu vegan dan rasa yang tidak cocok, dia makan jadi amat sedikit," ujar Tan.

Menurut Tan, ada perbedaan mendasar pada gizi nabati dan hewani, yang membuat keduanya tidak bisa dipisahkan dan vital bagi tubuh manusia.

Perbedaan itu adalah bioavabilitas.

"Bioavailabilitas. Zat besi misalnya, pada hewan bentuknya heme. Kemampuan tubuh menyerap lebih tinggi ketimbang asal nabati yang non-heme," kata Tan.

"Jadi walaupun di atas kertas jumlah kandungan zat besinya (nabati) tinggi, faktanya in vivo (dalam tubuh) tidak banyak yang bisa digunakan," jelas dia.

Baca juga: Menurunkan Berat Badan dengan Menu Diet Atkins, Ada 4 Fase, Pantang Konsumsi Makanan dan Minuman Ini

Diet seimbang ala "Isi Piringku"

Tan mengatakan, konsep diet yang tepat bisa mengacu pada konsep "Isi Piringku" dan empat pilar gizi seimbang.

Mengutip laman Kementerian Kesehatan, "Isi Piringku" merupakan konsep diet seimbang yang memadukan komponen nabati dan hewani, terdiri atas:

- Makanan pokok: nasi atau penggantinya 150 gr

- Lauk hewani: 75 gr

- Lauk nabati: 100 gr 

- Sayuran: 150 gr 

- Buah: 150 gr 

Adapun empat pilar gizi seimbang, yaitu pola hidup aktif dan berolahraga, menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

"Pada prinsipnya konsep 'Isi Piringku'-kan sudah lebih banyak nabatinya. Hanya kita perlu lebih cermat memilih lauk yang berasal dari protein berkualitas, salah satunya ikan atau telur," jelas Tan.

Menurut Tan, diet seimbang dengan memadukan keanekaragaman sumber pangan dan nutrisi sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

"Keberagaman pangan itu perlu. Bukan mengeliminasi salah satu sumber makronutrien yang berkualitas tinggi," kata Tan.

Baca artikel seputar menu diet lainnya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved