Berita Surabaya
Kebun Binatang Surabaya Berduka, Koleksi Binatang Anoa Dinyatakan Mati, Berawal Turunnya Nafsu Makan
Koleksi Anoa milik Kebun Binatang Surabaya (KBS) kini tersisa 5 ekor, 1 jantan dan 4 betina. Hal tersebut dikarenakan adanya kematian Bobby
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Koleksi Anoa milik Kebun Binatang Surabaya (KBS) kini tersisa 5 ekor, 1 jantan dan 4 betina. Hal tersebut dikarenakan adanya kematian Bobby, salah satu koleksi Anoa (Bubalus Depressicornis) jantan umur sekitar 19 tahun.
Humas KBS, Agus Supangkat, menjelaskan, hewan yang tiba di Kebun Binatang Surabaya tahun 2006 tersebut menunjukan gejala nafsu makan menurun dan tidak mampu berdiri, Sabtu (15/1/2022). Kemudian Manajemen Kebun Binatang Surabaya segera melaporkan ke BBKSDA Jawa Timur.
"Dengan pendampingan BBKSDA Jawa Timur tim medis KBS memberikan tindakan medis berupa pemberian infus intravena, vitamin, mineral, obat anti kembung, antibiotika dan pemberian pakan alami dengan cara disuapi," ujar Agus, Rabu (19/1/2022).
Agus menambahkan, hewan itu juga dilakukan pengawasan selama 24 jam oleh tim medis, animal welfare dan keeper (perawat satwa). Kemudian pada Minggu (16/1/2022), Bobby sudah mulai berdiri sendiri. Kondisi defekasi lembek berwarna kehijauan namun hanya sedikit.
Baca juga: Akhirnya Terjawab Sosok Pelaku Pembuang Bayi di Sencaki Surabaya, Disebut Pernah Jadi Pemandu Lagu
"Selanjutnya dilakukan penanganan tim medis dengan trokar (upaya untuk mengeluarkan angin untuk mengurangi kembung) dan nafsu makan mulai membaik, namun nafas masih tidak normal dan teramati sedikit kembung,dilakukan pemeriksaan USG," jelasnya.
Sekitar pukul 17.30, lanjut Agus, Anoa Bobby tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan mati. Manajemen Kebun Binatang Surabaya langsung segera melaporkan hal tersebut ke BBKSDA Jawa Timur, kemudian
dilakukan Pemeriksaan Pasca Kematian (autopsi) oleh tim medis Kebun Binatang Surabaya dan BBKSDA Jawa Timur
"Diagnosa kematian sementara disebabkan oleh faktor usia yang sudah tua, sehingga fungsi organ tubuh satwa mengalami penurunan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian dan literature yang ada, menyebutkan bahwa rata-rata usia hidup satwa jenis Anoa berkisar antara 22-24 tahun," bebernya.
Dikatakan Agus, untuk memperkuat diagnosa penyebab kematian dilakukan pengiriman sampel bagian organ tubuh trakea, paru-paru, jantung, limfa, hati, ginjal, lambung, usus halus dan usus besar untuk dikirim ke laboratorium.
"Sedangkan organ lainnya dilakukan pemusnahan dengan dibakar di Krematorium Kebun Binatang Surabaya," pungkasnya.
Kumpulan berita Surabaya terkini