Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jember

Dalam 2 Pekan, Jember Sudah 5 Kali Dilanda Banjir, Bupati Sebut Kawasan Argopuro Perlu Diperbaiki

Dalam waktu dua pekan, Jember sudah lima kali dilanda banjir, bupati Hendy Siswanto sebut kawasan Argopuro perlu diperbaiki.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Petugas gabungan membersihkan lumpur sisa banjir di rumah pribadi Bupati Jember Hendy Siswanto, Senin (17/1/2022) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Wahyunik

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Di bulan Januari 2022 ini, setidaknya sudah lima kali banjir melanda Jember, Jawa Timur.

Lima kali peristiwa banjir ini termasuk kategori banjir berdampak luas, dan terjadi di beberapa tempat sekaligus.

Lima peristiwa ini berdasarkan catatan Tribun Jatim Network, dimulai pada 9 Januari 2022, yakni meluapnya Sungai Semangir dan Sungai Rambipuji. Sungai Semangir mengirimkan banjir ke sejumlah kelurahan di Kecamatan Kaliwates. Dampak terparah di Kelurahan Mangli. Sedangkan sungai di Rambipuji menyebabkan genangan di Desa Rambipuji.

Kemudian pada 14 dan 15 Januari 2022, yakni di Kecamatan Semboro dan Gumukmas. Banjir berurutan itu berdampak pada banyak rumah di beberapa desa di dua kecamatan itu.

Lalu banjir viral pada 17 Januari 2022. Banjir itu menjadi viral karena salah satu tempat yang tergenang adalah rumah pribadi Bupati Jember Hendy Siswanto di Jalan Sultan Agung, Kampung Ledok, Jember Kidul, Kaliwates. Pada tanggal itu pula, banjir melanda beberapa tempat di sepanjang daerah aliran Sungai (DAS) Jompo, seperti di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi. Banjir yang menggenangi rumah pribadi keluarga bupati, dan warga sekitarnya juga berasal dari Kali Jompo.

Baca juga: Sungai Jompo Meluap, Rumah Bupati Jember Hendy Siswanto Terendam Banjir, Jembatan Hanyut

Kemudian pada 20 Januari 2022, banjir kembali melanda Jember. Banjir ini terbilang besar karena menyebabkan naiknya debit sejumlah sungai. DAS yang naik antara lain Sungai Jompo yang berhulu di Kalijompo, Sukorambi. Kemudian juga ada sungai di Desa Kemiri, dan Pakis Kecamatan Panti, kemudian Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari.

Naiknya beberapa DAS pada 20 Januari 2022 juga berdampak di kawasan hulu, karena mereka bertemu dengan sungai yang lebih besar, seperti Sungai Bedadung di kawasan Kecamatan Rambipuji.

Dari pengamatan Tribun Jatim Network, ada beberapa persamaan di beberapa kali banjir tersebut. Persamaan itu adalah, sungai yang debitnya naik yang mengakibatkan banjir dan membawa material lumpur berhulu di lereng Pegunungan Argopuro.

Sebut saja sungai yang melintasi Perkebunan Sodong dan tempat wisata Gunung Pasang di perbatasan Desa Suci dan Kemiri Kecamatan Panti. Begitu juga dengan sungai yang melintasi Desa Badean Kecamatan Bangsalsari, dan Desa Pakis Kecamatan Panti.

Sebagai gambaran, Kecamatan Bangsalsari, Panti, dan Sukorambi merupakan tiga kecamatan berderet. Mereka memiliki beberapa kawasan yang secara administratif berada di lereng Pegunungan Hyang Argopuro.

Sungai-sungai yang berada di lereng gunung tersebut, selama dua pekan terakhir mengirimkan banjir. Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang selalu mengirimkan perkembangan prakiraan cuaca juga menyebutkan di kawasan hulu Argopuro dilanda hujan.

Karenanya, tidak berlebihan Bupati Jember Hendy Siswanto menyebut, kawasan Argopuro perlu treatment atau perbaikan. Pernyataan ini disampaikan Bupati Hendy setelah meninjau sejumlah kawasan terdampak banjir.

Hendy meninjau kawasan terdampak banjir di antaranya di seputaran Desa Klungkung Kecamatan Sukorambi yang dialiri DAS Jompo, begitu juga di seputaran permukiman rumah pribadinya.

Dia juga meninjau dampak banjir di DAS Badean, Pakis, juga Petung yang terdampak banjir pada 20 Januari 2022 kemarin.

"Jadi kalau kita lihat semuanya, memang di kawasan hulu yakni di Argopuro butuh treatment, butuh perbaikan," ujar Hendy, Sabtu (22/1/2022).

Bupati Hendy menyebut, setidaknya ada dua langkah yang harus dilakukan, yakni reboisasi di kawasan hutan di lereng gurung tersebut, dan kedua membuat bendungan pembagi di kawasan atas.

"Terlihat adanya sedimentasi tanah di sungai ini, kalau di atas ada pemotongan (tanaman) dan perlu reboisasi. Namun reboisasi ini butuh waktu lama, dan harus dilakukan, bisa bersama dengan TNI dan Polri. Dalam waktu dekat butuh pembangunan di atas, yakni bendungan pembagi air. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi, dan pusat," ujarnya.

Dari banjir 20 Januari 2022 kemarin, terlihat air membuat jalur baru di beberapa DAS, seperti di sungai kawasan Badean dan Pakis. Jalur baru itu menabrak beberapa rumah, sehingga menyebabkan kerusakan.

Dari situlah, diperlukan bendungan pembagi air untuk sungai di kawasan lereng Argopuro.

Hendy menambahkan, banjir yang terjadi pada 20 Januari 2022, terbilang banjir besar di Jember dalam 10 tahun terakhir, setelah banjir bandang di Kecamatan Panti pada 2006 silam.

Khusus untuk banjir yang terjadi pada 20 Januari 2022, berdampak pada sembilan kelurahan dan desa di lima kecamatan.

DAS Jompo berdampak di Desa Klungkung Kecamatan Sukorambi, dan Kelurahan Jember Kidul Kecamatan Kaliwates.

Sedangkan DAS yang dari Badean, Bangsalsari, dan Kemiri Kecamatan Panti berdampak pada Desa Pakis, Kemiri, dan Kemuning Lor Kecamatan Panti, kemudian Desa Petung dan Badean Kecamatan Bangsalsari, serta Desa Rambigundam, Rambipuji, dan Pecoro Kecamatan Rambipuji.

239 rumah tergenang, 819 orang terdampak, satu musala terdampak, satu rumah rusak berat, enam rumah rusak sedang, dan lima rumah rusak ringan. Data ini mengutip dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember per 21 Januari 2022.

Sementara itu, hingga Sabtu (22/1/2022), personel gabungan baik dari BPBD Jember, Tagana, Damkar Jember dan relawan kebencanaan di Kabupaten Jember terus bergotong royong bersama warga membersihkan dampak banjir.

Pembersihan antara lain menyemprot dan menyingkirkan lumpur dari jalanan, halaman warga, dan rumah warga. Juga membersihkan sampah, ranting, pepohonan, dan barongan yang berhenti di bawah jembatan.

Data banjir yang disebut di atas, belum termasuk bencana hidrometeorologi yang lain, seperti tanah longsor, dan angin kencang.

Berbarengan dengan banjir-banjir tersebut, juga terjadi tanah longsor, dan angin kencang. Angin kencang kadang datang bersamaan dengan hujan lebat.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved