Berita Tuban
Runtuh Sudah Status Warga Kampung Miliarder, Tak Sejahtera Malah Susah Makan, PT PRPP: Kami Komitmen
Sudah berubah kini status yang disematkan kepada warga Desa Sumurgeneng yang sempat disebut warga Kampung Miliarder Tuban.
Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Kini benar-benar sudah berubah status warga kampung miliarder di Tuban Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu.
Dulu sempat disebut sebagai warga pemilik harta miliaran, kini semua harta dan lahan mereka seolah tak ada arti.
Sudah nyaris setahun berlalu sejak dulu sempat viral, para warga malah merasakan ketidaksejahteraan.
Bahkan, beberapa di antara mereka malah kini terpantau kesulitan makan.
Semua memang berawal dari tuntutan warga yang mengalami sendiri pengalaman tak menyenangkan terhadap Pertamina itu.
Baca juga: Jadi Pasangan Miliarder, Hadiah Atta untuk Calon Anak Buat Aurel Nangis Bahagia: Suami Luar Biasa
Kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) yang berada di Kecamatan Jenu, didemo warga enam desa, Senin (24/1/2022).
Warga dari Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, menanyakan komitmen perusahaan dalam penyerapan tenaga kerja.
Mereka menyampaikan berbagai tuntutan atas segala pengalaman yang didapatkan selama setahun masa kontrak yang diperjanjikan.

Mereka menyoal PT PRPP yang dinilai tidak kooperatif.
Korlap aksi, Suwarno mengatakan, ada lima tuntutan dari masyarakat ring perusahaan.
Pertama, memprioritaskan warga terdampak terkait rekruitmen security (keamanan).
Kedua, semua vendor yang ada di Pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.
Baca juga: Kekhawatiran Pak Kades Terbukti? Kini Warga Kampung Miliarder Susah Makan, Menyesal Sudah Jual Lahan
Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, Pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.
Keempat, jika Pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabenenya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.
Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.
"Aksi ini adalah buntut dari ketidakterbukaan Pertamina terhadap desa di ring perusahaan."
"Kita mendesak tuntutan direalisasikan," ujarnya kepada wartawan.
Baca juga: Habis Kejayaan Kampung Miliarder di Tuban? Dulu Warga Borong Mobil, Kini Harus Jual Sapi untuk Makan

Ternyata, setelah menjadi viral dan demo besar-besaran diadakan, pihak perusahaan terkait pun mengungkapkan klarifikasi.
Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), Kadek Ambara Jaya mengatakan, pihak perusahaan berkomitmen tinggi untuk proaktif melibatkan tenaga lokal dalam proses pembangunan Kilang GRR Tuban.
Hingga Land Clearing Tahap ke-3 yang diselesaikan pada 2021 lalu, kilang GRR Tuban telah melibatkan lebih dari 300 pekerja di mana 98 persen di antaranya adalah warga lokal sekitar proyek.
Baca juga: Terjawab Tujuan Warga Kampung Miliarder Tuban Gelar Demo, PT PRPP sampai Beri Klarifikasi
"Pelaksanaan pekerjaan land clearing tahap ke-1 hingga ke-3 sendiri telah melibatkan lebih dari 600 warga sekitar proyek," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (25/1/2022), dini hari.
Kadek menjelaskan, lebih jauh lagi perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan, serta ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
PRPP dan Pertamina Project GRR berkomitmen merekrut pekerja yang memenuhi persyaratan dan memenuhi kompetensi yang diperlukan, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku didukung oleh PT Pertamina Training & Consulting (PTC).

"Penunjukkan PTC didasari agar proses rekrutmen dapat dilakukan secara transparan, independen dan bebas dari intervensi manapun," pungkasnya.
Sekadar diketahui, kilang GRR Tuban merupakan salah satu dari proyek pengembangan kilang yang dikelola Pertamina melalui Pertamina Project GRR Tuban maupun PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).
Di tahun 2022, PRPP fokus melanjutkan penyelesaian desain teknis (Front-End Engineering Design/FEED) di mana per tanggal 31 Desember 2021 penyelesaian kegiatan ini telah mencapai 66,43% atau lebih cepat dari target yang dicanangkan di awal tahun 2021 sebesar 59,44%.
Mengingat Kilang GRR Tuban nantinya akan menjadi salah tonggak kemandirian energi yang nantinya menyokong distribusi energi di Indonesia, pihak perusahaan akan terus menjalin sinergi termasuk dengan tenaga kerja lokal guna melanjutkan proyek GRR Tuban secara On Time, On Budget, On Specification, On Return, On Regulation (OTOBOSOROR).

Sekitar 100 massa yang melibatkan karang taruna enam desa di wilayah ring perusahaan itu, menyoal PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) yang dinilai tidak kooperatif.
Dampaknya, para pengunjuk rasa membawa lima tuntutan saat aksi yang ditujukan pada perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia.
Korlap aksi, Suwarno mengatakan, ada lima tuntutan dari masyarakat ring perusahaan.
Pertama, memprioritaskan warga terdampak terkait rekruitmen security (keamanan, red).
terdampak.
Kedua, semua vendor yang ada di pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.
Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.
Keempat, jika pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabennya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.
Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.
Berita seputar Kampung Miliarder Tuban