Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Minyak Goreng Satu Harga di Lamongan Menghilang, DPRD Langsung Gelar RDP, Minta Ada Operasi Pasar

Komisi B DPRD Kabupaten Lamongan meminta Pemkab Lamongan melalui OPD segera mengambil langkah untuk menstabilkan stok minyak goreng di pasaran.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Januar
Tribun Jatim Network/Samsul Hadi
Ilustrasi pedagang minyak goreng 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Komisi B DPRD Kabupaten Lamongan meminta Pemkab Lamongan melalui OPD segera mengambil langkah untuk menstabilkan stok minyak goreng di pasaran.

Para wakil rakyat ini mendapati kenyataan adanya kelangkaan stok minyak goreng di sejumlah pasar.

Mendapati itu, Komisi B DPRD bergerak mengundang instansi terkait untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruang rapat Banggar, bersamaan ketika ada massa petambak demo.

"Sudah, sudah. Kita sudah RDP dengan OPD terkait pada Rabu (2/2/2022) kemarin," kata Sekretaris Komisi B DPRD Lamongan, Anshori kepada Surya.co.id (Tribunjatim Network), Kamis (3/2/2022).

Dalam RDP terungkap bahwa stok minyak bersubsidi di Kabupaten Lamongan saat ini langka, sementara stok gula pasir dan masih bisa bertahan sampai 3 bulan ke depan.

Baca juga: Stok Minyak Goreng Curah di Blitar Kosong Setelah Kebijakan Harga Turun Jadi Rp 11.500 per Liter

Dalam RDP, kata Anshori, ditemukan fakta bahwa minyak goreng subsidi, saat ini di distributor dan di Bulog Lamongan kosong.

Bukti ini tentu akan sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Karena harga pasti tinggi. " Harus ada langkah cepat dari Pemkab," tandasnya.

Menyikapi kondisi tersebut, DPRD Lamongan mendesak agar Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan sidak dengan aparat penegak hukum, guna memastikan ada atau tidak adanya dugaan penimbunan minyak goreng.

Selain itu juga meminta dinas terkait dan distributor melakukan koordinasi untuk mempercepat pengiriman dan menambah kuota minyak goreng untuk wilayah Kabupaten Lamongan.

"Kami meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk melakukan operasi pasar, dengan menyediakan minyak goreng dan gula secepatnya," katanya.

Dan kalau bisa bulan ini bisa terlaksana, untuk mengurangi beban masyarakat Pihaknya juga mengingatkan kepada Bulog agar kelangkaan stok minyak goreng tidak terjadi lagi di tahun depan dan segera mengajukan pengadaan minyak goreng.

Senada dengan itu, anggota Komisi B DPRD Lamongan dari Fraksi PDI Perjuangan, Ning Darwati mengingatkan agar para distributor tidak main-main apalagi sampai berani menimbun minyak goreng dan gula.

"Kami mengingatkan, pada distributor untuk tidak bermain-main menimbun minyak goreng dan gula," tandasnya.

Dua komoditi itu menyangkut hajat hidup orang banyak sebagai kebutuhan harian. Apalagi sampai muncul harganya tinggi.
Pihaknya memastikan akan melakukan sidak ke distributor secara acak, baik waktu maupun harinya.

"Kalau perlu penegak hukum kami ajak juga," tegas Ning Darwati setelah mendengar penjelasan dari distributor.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Moh. Zamroni menjelaskan bahwa latar belakang terjadinya kenaikan harga minyak goreng, disebabkan karena adanya kenaikan harga bahan mentah atau CPO.

Dia menerangkan, salah satu faktor utamanya karena ada penurunan secara drastis produksi sawit di Malaysia, yang diakibatkan oleh pekerja kebun sawit yang dipulangkan ke negaranya masing-masing karena pandemi Covid-19.

Mayoritas pekerja di kebun sawit di sana adalah orang luar. Dan saat ini dipulangkan ke negaranya masing-masing karena pandemi.

Faktor ke dua karena adanya kenaikan harga minyak nabati dan hewani. Sehingga harga minyak goreng sempat naik hingga Rp 20 ribu.

Meski begitu, Zamroni memastikan minyak goreng masih banyak ditemukan di pasaran dengan harga yang tinggi. Tetapi setelah ada kebijakan pemerintah tentang harga minyak goreng satu harga, stok minyak goreng tiba-tiba menghilang dan susah ditemukan.

Ia mendengar penjelasan dari Bulog bahwa di Jawa Timur, hanya bulog Jember dan Bulog Surabaya Barat yang masih ada stok itupun per tanggal 31 Januari kemarin, sekarang belum diketahui masih ada atau tidak.

Distributor wilayah Lamongan juga mengatakan stok minyak goreng bersubsidi kosong, yang ada hanya tinggal minyak goreng non subsidi sebanyak 350 karton. Bahkan di gudang Indomart juga mengaku mengalami kekosongan.

Zamroni berjanji akan segera melakukan operasi gabungan ke gudang-gudang bersama penegak hukum ke distributor, guna untuk menghindari terjadinya penimbunan.

"Kami juga akan melakukan operasi pasar bersama distributor dan bulog, serta melakukan koordinasi bersama agen di Lamongan, agar mendistribusikan minyak ke Lamongan lebih banyak," tegasnya.

Terkait gula, Zamroni mengatakan bahwa harga terakhir Rp 13.500 perkilo artinya sudah mengalami penurunan dari harga sebelumnya Rp 14.000 perkilo

Stok gula diperkirakan cukup untuk 3 bulan ke depan, karena pelaksanaan giling diperkirakan akhir bulan mei maka stok diperkirakan akan mengalami kekurangan.

"Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah merekomendasikan untuk melakukan impor gula berupa raw sugar maupun gula kristal putih," pungkasnya.

Selain Dinas Perindustrian dan Perdagangan, RDP juga dihadiri Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, asisten II bidang Perekonomian, Kepala Bagian Perekonomian, Perumda Pasar, Bulog Lamongan, distributor minyak goreng, toko modern (Alfamart dan indomart), dan pabrik gula PT. Kebun Tebu Mas (KTM).(Hanif Manshuri)

Kumpulan berita Lamongan terkini

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved