Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

5 Obat Tak Lagi Diberikan untuk Pasien Covid-19, Plasma Konvalesen Termasuk, Berikut Penjelasan IDI

Lima obat tak lagi dipakai untuk penyembuhan pasien virus Corona. Ini penjelasan Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban.

Editor: Hefty Suud
freepik.com
Ilustrasi - 5 jenis obat tak lagi dipakai untuk penyembuhan virus Corona (Covid-19). 

TRIBUNJATIM.COM - Ketahui, lima jenis obat yang tak lagi digunakan untuk penyembuhan pasien virus Corona ( Covid-19 ). 

Beberapa obat-obatan ini dulunya digunakan. 

Namun karena beberapa alasan, pemakaiannya dihentikan.

Kelima obat tersebut adalah Ivermectin, Klorokuin, dan Oseltamivir. Selain itu juga plasma konvalesen dan Azithromycin.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban melalui akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi.

Zubairi menuliskan, bahwa obat-obatan tersebut dapat menyebabkan efek samping serius dalam beberapa kasus.

Baca juga: Link Obat Gratis untuk Pasien Omicron Isoman, Ambil Dulu Resepnya di 17 Platform Telemedisin Ini

Hingga Senin (7/2/2022) siang, twit tersebut telah di-retweet lebih dari 11.400 lebih akun dan disukai lebih dari 30.900 lebih pengguna Twitter.

Alasan tidak dipakai sebagai obat Covid-19

Berikut alasan sejumlah obat-obatan tersebut tidak lagi digunakan sebagai obat Covid-19 menurut penjelasan Zubairi.

Baca juga: Ahli Sebut Varian Omicron Penyebarannya Cepat, Namun Kasus Kesakitan Rendah

Baca juga: Kenali Beda Gejala Omicron dan Flu Biasa, Berikut Cara Penanganan Pertama Pasien Covid-19 Bergejala

1. Ivermectin

Ivermectin tidak disetujui Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa.

Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin.

2. Klorokuin

Ilustrasi obat
Ilustrasi obat-obatan yang tidak lagi dipakai untuk penyembuhan Covid-19 (Thinkstockphotos)

Klorokuin memang sudah banyak dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia.

Namun obat tersebut belakangan justru terbukti berbahaya untuk jantung.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved